KABARBURSA.COM - Bursa Wall Street menutup perdagangan Jumat dinihari WIB, 12 Desember 2025, dengan bervariasi. Dua indeks besar, S&P 500 dan Dow Jones, berhasil mencetak rekor penutupan baru. Sedangkan Nasdaq tertekan akibat sentimen negatif yang dipicu laporan keuangan Oracle.
Ketiga indeks bergerak ke arah berbeda, tetapi struktur pasar menunjukkan pola yang sama. Investor saat ini sedang meninggalkan saham teknologi berbiaya tinggi dan mengalihkannya ke sektor siklikal, keuangan, dan industri besar.
Dow Jones melejit 1,34 persen ke 48.704,01 dan mencetak rekor baru, didukung lonjakan saham-saham keuangan dan konsumsi. Begitu juga S&P 500 yang naik tipis 0,21 persen ke level 6.901 dan menembus rekor penutupan sebelumnya.
Nasdaq justru turun 0,25 persen ke 23.593,86 setelah aksi jual tajam pada saham Oracle menjalar ke saham-saham teknologi besar lainnya.
Perbedaan performa ini mencerminkan rotasi risiko yang semakin dalam, di mana saham value dan small caps, yang diwakili oleh Russell 2000 (+1,21 persen), mengambil alih panggung.
Akar tekanan pada Nasdaq berawal dari Oracle. Penurunan 10,8 persen menjadi kejatuhan satu hari terbesar sejak Januari. Proyeksi laba yang meleset dan pengumuman belanja tambahan sebesar USD15 miliar untuk mendukung ekspansi AI langsung memicu kecemasan bahwa siklus belanja teknologi telah masuk fase overheating.
Lonjakan biaya asuransi utang perusahaan memperburuk tekanan. Pelaku pasar mulai memperhitungkan risiko pembiayaan Oracle yang mirip dengan pola gelembung dotcom. Efek domino pun cepat terasa. Saham chip melalui Philadelphia Semiconductor Index turun 0,8 persen dan sektor teknologi di S&P 500 terkoreksi 0,6 persen.
Namun sentimen pasar tidak sedang melemah secara keseluruhan. Pasar merespons keputusan Federal Reserve dengan optimistis. Pemangkasan suku bunga 25 basis poin dan pernyataan Jerome Powell yang dianggap kurang hawkish memberi ruang bernapas bagi aset berisiko.
Dot plot The Fed masih menunjukkan peluang pemangkasan tambahan pada 2026, sementara Powell menegaskan perhatian pada pasar tenaga kerja sebagai indikator utama. Data klaim pengangguran yang naik ke 236.000 memperkuat asumsi pasar bahwa pelonggaran kebijakan moneter berpeluang berlanjut jika ekonomi mendingin.
Sektor yang paling diuntungkan dari perubahan sentimen ini adalah material dan keuangan. S&P 500 sektor material melesat 2,2 persen, sementara sektor keuangan naik 1,8 persen dan menjadi kontributor poin terbesar bagi kenaikan indeks.
Visa menjadi bintang di Dow dengan reli 6,1 persen. Saham American Express, JP Morgan, dan Goldman Sachs turut menguat lebih dari 2 persen. Performa ini konsisten dengan rotasi menuju value yang lebih sensitif terhadap penurunan suku bunga dan pemulihan ekonomi global.
Walt Disney juga menarik perhatian pasar setelah sahamnya naik 2,4 persen menyusul pengumuman investasi ekuitas USD1 miliar ke OpenAI. Langkah ini dinilai strategis dalam meredakan kekhawatiran bahwa perusahaan-perusahaan besar non-teknologi dapat tertinggal dalam integrasi AI.
Di sisi lain, Broadcom menunjukkan kekuatan berbeda. Meskipun turun 1,6 persen pada sesi reguler, sahamnya melonjak 4 persen pada perdagangan setelah jam bursa karena proyeksi pendapatan yang melampaui ekspektasi Wall Street.
Di lantai bursa, breadth pasar menunjukkan tanda yang relatif sehat meski Nasdaq melemah. Di NYSE, 673 saham mencetak level tertinggi baru. Nasdaq memang lebih bergejolak, tetapi rasio penguatannya masih berada di area positif.
Rekor tertinggi 52 minggu yang dicatat S&P 500 dan Nasdaq mencerminkan bahwa pasar tetap memiliki momentum luas, meskipun tekanan masih terfokus pada segelintir raksasa teknologi.
Pergerakan ekstrem pada saham individual juga menandai tingginya volatilitas dalam rotasi ini. Saham cruise line seperti Royal Caribbean dan Norwegian memimpin kenaikan sektor leisure dengan lonjakan lebih dari 6 persen.
Sedangkan di Nasdaq, Agape ATP mencatat kenaikan luar biasa 162 persen. Namun sebaliknya, Oriental Culture Holding dan Rezolute mencatat penurunan sangat tajam, masing-masing lebih dari 80 persen.
Secara keseluruhan, performa Wall Street mencerminkan pasar yang sedang memasuki tahap baru, yaitu euforia atas kebijakan moneter yang lebih longgar dan mulai berpindahnya perhatian investor dari saham teknologi besar ke sektor yang tertinggal.
Sentimen membaik tetapi sangat selektif, di mana investor mulai lebih berhati-hati pada belanja teknologi yang agresif dan risiko utang perusahaan. Selama The Fed tidak mengirim sinyal hawkish tambahan dan data tenaga kerja tetap stabil, rotasi ini berpeluang berlanjut, menopang Dow dan S&P 500 untuk mempertahankan pergerakan di area rekor.(*)