Logo
>

Nilai Ekspor RI ke Jepang Berpotensi Naik pada 2028

Ditulis oleh Hutama Prayoga
Nilai Ekspor RI ke Jepang Berpotensi Naik pada 2028

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Menteri Perdagangan (Mendag), Zulkifli Hasan menyatakan nilai ekspor Indonesia ke Jepang berpotensi melonjak pada tahun 2028 mendatang.

    Hal tersebut terjadi setelah Indonesia dan Jepang resmi menekan perpanjangan IJEPA atau Indonesia-Jepang Economic Partnership Agreement.

    Zulkifli Hasan mengatakan proyeksi rata-rata ekspor Indonesia ke Jepang setelah adanya perjanjian IJEPA adalah 11,6 persen per tahun.

    “Proyeksi rata-rata peningkatan ekspor ke Jepang, pasca implementasi IJEPA rata-rata 11,6 persen per tahun, itu tinggi sekali," kata Zulkifli Hasan kepada Kabar Bursa di Gedung Kementerian Perdagangan (Kemendag), Jakarta, Kamis 8 Agustus 2024.

    Karenanya, menteri yang biasa disapa Zulhas itu menerangkan ekspor Indonesia ke Jepang pada 2028 diprediksi bisa mencapai USD36 miliar. Kata dia, angka ini meningkat berkisar 58 hingga 60 persen dibanding tahun 2023.

    “Meningkat kira-kira 58 sampai dengan 60 persen dari nilai ekspor di tahun 2003, sekitar USD20,8 miliar,” ucap Zulhas.

    Indonesia dan Jepang resmi menandangatangani perpanjangan IJEPA atau Indonesia-Jepang Economic Partnership Agreement. Kesepakatan terjadi setelah Zulkifli Hasan melakukan penandatanganan secara sirkuler virtual di Kementerian Perdagangan (Kemendag)

    “Barusan saja saya dengan Menlu (Menteri Luar Negeri) Jepang melakukan penandatanganan perpanjang kerja sama. Walaupun secara sederhana, tapi ini sejarah 20 tahun kita selesaikan hari ini,” ujar Zulkifli Hasan.

    Sebagai informasi, IJEPA ini sudah berjalan sejak 2008 silam dan telah dibahas perpanjangan sedari 2019 lalu. Namun pengesahaan IJEPA kali ini masih menunggu ratifikasi di DPR.

    Zulkifli memaparkan isi dari perjanjian tersebut di antaranya ialah amandemen serta peningkatan komitmen untuk perdagangan barang.

    Perjanjian ini juga membuat Indonesia membuka akses pasar sebesar 25 pos tarif untuk Jepang. Begitu juga dengan Jepang akan membuka akses pasar 112 pos tarif untuk Indonesia.

    “Untuk perdagangan barang Jepang ada perbaikan pasar untuk 112 pos tarif. Perbaikan jasa pasar untuk 25 pos tarif, antara lain produk besi, baja, serta otomotif,” terangnya.

    Selain itu, perjanjian IJEPA juga akan membuat ekspor produk segar dan bahan olahan makanan laut seperti ikan tuna, lobster, cakalang, dan kerang dari Indonesia berpotensi bebas bea masuk ke Negeri Sakura.

    Sebelumnya , Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyatakan bahwa potensi ekspor Indonesia hingga akhir 2024 tetap positif, meskipun terdapat kekhawatiran mengenai kemungkinan resesi di Amerika Serikat.

    Sekretaris Badan Kebijakan Perdagangan (BKPerdag) Kemendag Ari Satria mengatakan ekspor Indonesia untuk saat ini masih terbilang stabil.

    “Kalau melihat dari data sebenarnya, kita masih stabil,” kata Ari Satria di Jakarta, Rabu, 7 Agustus 2024.

    Ari pun optimis dalam empat bulan ke depan, hingga akhir 2024, ekspor Indonesia akan tetap stabil. Namun, dia berharap pemerintahan yang akan datang dapat menyusun strategi untuk meningkatkan nilai ekspor.

    “Tapi yang justru yang perlu dicermati adalah nanti pemerintahan baru kita ini, 2025, be and beyond, dan bagaimana pemerintahan baru bisa menyusun strategi yang lebih tepat untuk peningkatan ekspor,” ujar dia.

    Badan Pusat Statistik (BPS) telah merilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk kuartal II-2024 yang mencapai 5,05 persen secara tahunan (year on year/yoy). Salah satu pilar utama penopang pertumbuhan ini adalah konsumsi domestik dan kinerja ekspor.

    Berdasarkan hal tersebut, Ari pun cukup yakin pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan bisa kembali positif. Apalagi, kata dia, pemerintahan baru di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka memiliki ambisi meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

    “Jadi saya rasa masih kita pertahankan (pertumbuhan ekonomi). Pemerintahan baru sangat berambisi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi kita” imbuh Ari.

    Berdasarkan data dari BPS, kinerja ekspor,  tumbuh sebesar 8,28 persen yoy sepanjang kuartal II tahun 2024. Pada kuartal sebelumnya, kinerja ekspor berada di angka 7,73 persen.

    Kinerja ekspor ini didukung oleh komoditas migas dan non-migas seperti batu bara, nikel, perhiasan, serta mesin dan peralatan listrik. Edy juga menyebut bahwa kinerja ekspor jasa meningkat seiring dengan bertambahnya kunjungan wisatawan mancanegara.

    “Ekspor jasa turut didorong oleh peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara ke dalam negeri,” ujar Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Moh. Edy Mahmud, pada Senin, 5 Agustus 2024.

    Di sisi lain, ekspor Indonesia tercatat sebesar USD20,84 miliar pada Juni 2024. Nilai ini turun 6,65 persen dibanding bulan sebelumnya, tetapi tetap mengalami peningkatkan sebesar 1,17 persen dibanding Juni tahun sebelumnya (yoy).

    Pelemahan ekspor pada Juni 2024 juga dipicu oleh pelemahan ekspor nonmigas sebesar 6,20 persen dan migas sebesar 13,24 persen dibandingkan Mei 2024 (MoM).

    Namun di tengah penurunan tersebut, ekspor beberapa produk nonmigas Indonesia justru mengalami kenaikan dibanding bulan sebelumnya (MoM). (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Hutama Prayoga

    Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

    Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.