KABARBURSA.COM - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengonfirmasi bahwa saat ini investor luar negeri berminat mengakuisisi perusahaan pembiayaan nasional.
Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, LKM, dan LJK Lainnya OJK, Agusman, mengungkapkan bahwa calon pemilik baru berasal dari Singapura dan tengah menjalani proses permohonan akuisisi.
"Saat ini terdapat satu permohonan persetujuan akuisisi perusahaan pembiayaan oleh investor asing yang berasal dari Singapura," ungkapnya dalam pernyataan resmi pada Rabu, 16 Juli 2025.
Agusman belum bersedia menyebutkan nama perusahaan maupun pihak yang terlibat dalam transaksi tersebut. Kendati demikian, rencana akuisisi ini muncul di tengah berlangsungnya gelombang konsolidasi di industri multifinance.
Salah satu proses penggabungan yang saat ini berjalan adalah merger antara PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk. (ADMF) dengan PT Mandala Multifinance Tbk. (MFIN), yang ditargetkan efektif per 1 Oktober 2025. Nantinya, Adira akan tetap menjadi entitas yang bertahan.
Sebelumnya, PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) juga telah menyelesaikan proses konsolidasi unit bisnis pembiayaannya. PT BCA Multi Finance resmi dilebur ke dalam PT BCA Finance sebagai entitas penerima per 1 September 2024.
Agusman menilai fenomena merger ini mencerminkan strategi penguatan struktur industri pembiayaan nasional. Ia menyebut bahwa langkah konsolidasi dapat memperluas jangkauan akses pembiayaan ke seluruh lapisan masyarakat.
"Dengan adanya merger di industri multifinance, diharapkan industri multifinance akan lebih kuat, baik dari sisi aset maupun liabilitas, untuk mendukung pemerataan akses pembiayaan," jelasnya.
Ia menambahkan bahwa kecenderungan menuju konsolidasi ini berpotensi berlanjut dalam waktu dekat dan akan membawa perubahan signifikan pada struktur pasar.
Lanskap bisnis pembiayaan dinilai akan semakin efisien, kompetitif, serta mampu menyediakan produk yang lebih beragam dan ekspansif.
Secara keseluruhan, OJK melihat gelombang merger dan akuisisi sebagai langkah strategis menuju industri multifinance yang lebih kokoh, tangguh, dan relevan dengan tantangan ekonomi nasional.
Multifinance Diprediksi Diuntungkan Pemangkasan BI Rate
Prospek industri multifinance diperkirakan akan menguat seiring langkah Bank Indonesia (BI) yang menurunkan suku bunga acuannya.
Penyesuaian BI Rate ini dinilai dapat memberikan angin segar bagi emiten di sektor pembiayaan, terutama jika tren penurunan berlanjut dalam beberapa waktu ke depan.
Senior Investment Information Mirae Asset, Nafan Aji Gusta, menjelaskan bahwa pelonggaran kebijakan moneter akan mendorong minat masyarakat untuk mengakses pembiayaan.
"Kalau tren pemangkasan suku bunga acuan terus dilakukan, tentunya ini akan mendorong peningkatan demand-nya terhadap kredit," ujar Nafan kepada Kabarbursa.com, Senin, 23 September 2024.
Menurut Nafan, kenaikan permintaan tersebut bisa berdampak langsung terhadap laju pertumbuhan kredit secara umum.
Situasi ini pun dinilai menciptakan ruang yang lebih leluasa bagi perusahaan multifinance untuk memperluas aktivitas bisnis mereka.
"Ini akan memberikan situasi dan kondisi pasar yang kondusif untuk emiten berbasis multifinance supaya bisa melakukan ekspansi di bidang pembiayaan," ungkapnya.
Dengan potensi peningkatan permintaan dan likuiditas pasar yang lebih longgar, pelaku usaha multifinance diharapkan mampu memaksimalkan momentum ini untuk mendorong pertumbuhan jangka menengah.(*)