Logo
>

Panduan Bisnis dan Investasi Masa Kini ala El John

Dalam perjalanan kariernya , Johnnie selalu menerapkan tiga langkah yakni what you see, what you say, dan what you do

Ditulis oleh Hutama Prayoga
Panduan Bisnis dan Investasi Masa Kini ala El John
Johnnie Sugiarto. Foto: Istimewa

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Johnnie Sugiarto, seorang pengusaha asal Indonesia, ternyata memiliki kiat-kiat sukses menjadi wiraswastawan. 

    Dalam perjalanan kariernya, Johnnie selalu menerapkan tiga langkah yakni what you see, what you say, dan what you do. Diyakini, cara ini bisa mengantarkan seorang menuju kesuksesan. 

    Terkait what you see, dia menegaskan seseorang harus jeli melihat penampilan dari kliennya. Menurut dia, setiap orang harus menghargai busana yang dikenakan oleh lawan bicaranya. 

    "Misal, kalian sudah memakai busana rapih, dengan memakai jas, tau-tau dia (klien) datang pakai sandal jepit, pake kaos oblong. Itu seolah-olah dia kurang menghargai kita kan? Jadi ke manapun janji sama orang, penampilan itu perlu," ungkap dia di sela program KabarBursa.com Leader Talk di kantornya, Jakarta Barat, Kamis, 17 April 2025.

    Begitu sudah melihat penampilan, tahap kedua ialah ihwal kata-kata yang keluar dari mulut. Menurut mantan penyiar radio ini, pengusaha sukses hanya memperbincangkan topik berkualitas ketika bertemu klien. 

    "Kita mungkin pernah ketemu teman yang begitu ketemu,  langsung ngerumpi kejelekan orang lain," tandasnya. 

    Johnnie berpendapat ketika seseorang berbicara negatif, maka orang tersebut akan selalu dicap jelek oleh kliennya. Oleh karenanya, hal ini sepatutnya dihindari. 

    Ketimbang berbicara yang tidak penting, dia menyarankan agar pertemuan diisi oleh topik-topik positif. Seperti misal, rencana kerjasama yang ingin digarap bersama oleh klien. 

    "Kalau kita memiliki perusahaan digital marketing, kita harus bisa menjual ide kepada klien. Kita harus menawarkan jasa berkualitas ke mereka," ungkapnya. 

    Kemudian langkah terakhir ialah what you do. Dalam hal ini, seorang harus bisa membuktikan komitmennya dalam melakukan pekerjaan. Menurut Johnnie, kondisi yang harus dihindari di tahap terakhir ini ialah mengingkari janji. 

    "Jadi apa yang kita lakukan itu bisa men-destroy tahap yang pertama  dan kedua yakni soal penampilan dan pembicaraan," katanya. 

    Meniti Karier Sebagai Penyiar Radio

    Johnnie Sugiarto merupakan mantan seorang penyiar radio dan wartawan salah satu  media di Palembang pada medio 1970an.

    Sangking cintanya kepada dunia jurnalistik, ia pun pernah mendirikan sebuah  radio di Palembang bernama Radio El John tepat pada 53 tahun silam. Saat itu, Johnnie masih berusia  18 tahun. 

    Meski masih tergolong sangat muda, dirinya cukup piawai memainkan suaranya di radio. Keahliannya itu membuat ia banyak digemari masyarakat sekitar. 

    Meski masih tergolong sangat muda, dirinya cukup piawai memainkan suaranya di radio. Keahliannya itu membuat ia banyak digemari masyarakat sekitar. 

    Kendati banyak digandrungi kalangan masyarakat, pria asal Jambi ini tidak besar kepala. Justru, dari sinilah ia melahirkan ide untuk mengembangkan usaha di luar bisnis radio. 

    "Mulanya dari penyiar radio, terus berfikir gimana caranya fans yang banyak itu bisa diajak jalan-jalan. Jadi aku bikin klub," ujarnya di sela program KabarBursa.com Leader Talk di Kantornya, Jakarta Barat, Kamis, 17 April 2025.

    Dari klub tersebutlah, Johnnie mengajak orang-orang untuk pergi berlibur ke suatu tempat. Tak disangka, ternyata banyak yang tertarik dan terciptalah bisnis pariwisata sebagai awal mula dari perusahaan El John Indonesia. 

    El John Indonesia merupakan perusahaan yang menekuni banyak bisnis, mulai dari pageants, media, mice, dan leisure. Salah satu bidang yang difokuskan El John Indonesia adalah pariwisata.

    Adapun perusahaan yang berkantor di Jakarta Barat ini telah memiliki sekitar 8 pilar usaha dengan 88 unit usaha dan bergerak dalam berbagai bidang di seluruh Indonesia.

    Johnnie lebih memilih fokus di sektor pariwisata karena bidang ini dinilai dapat memberikan mata pencarian kepada banyak orang. 

    "Setiap orang melakukan perjalanan mulai membeli tiket, naik mobil, naik kereta, itu pasti keluar biaya untuk transportasi. Artinya di situ sudah banyak rezeki yg disebarkan (untuk orang-orang)," ungkapnya. 

    Itu hanya transportasi, belum lagi ihwal penginapan seperti hotel. Menurut Johnnie,  sangat banyak orang yang mendapatkan rezeki bisnis ini. 

    "Nah itu karyawan hotel itu hidup dari tamu. Karena kalo ga ada tamu (pihak hotel) ga bisa bayar gaji. Lalu bangun tidur pasti sarapan, mulai dari telur, susu, sayur, daging, itu hotel mengambil dari vendor dari peternak, nelayan, petani. Jadi rezekinya itu dibagi ke banyak orang," tuturnya. 

    Yang kedua, bisnis di bidang pariwisata dianggap bisa membuat orang dituntut untuk kreatif. Karena, kata  Johnnie, pelaku usaha di bidang ini harus menghadapi klien dengan mood yang berbeda-beda. 

    "Jadi ini memberikan kita sebuah pengalaman yang unik dan membuat kita jadi lebih hidup," katanya. 

    Kenapa Investor Harus Peduli?

    Dari kisah perjalanan Johnnie Sugiarto, seorang investor bisa memetik beberapa pelajaran berharga yang relevan tak hanya dalam dunia kewirausahaan, tetapi juga dalam dunia investasi. Yang paling menonjol adalah pentingnya nilai-nilai dasar dalam membangun kepercayaan, baik kepada mitra bisnis, klien, maupun publik. Tiga prinsip yang ia pegang—what you see, what you say, dan what you do—merupakan fondasi penting dalam membangun reputasi jangka panjang. Dalam konteks investasi, reputasi dan integritas manajemen perusahaan adalah salah satu indikator penting sebelum menanamkan modal.

    Pertama, kemampuan Johnnie dalam melihat peluang dari pengalaman masa lalu—dari penyiar radio menjadi pelopor bisnis pariwisata—menunjukkan bahwa investor yang jeli harus bisa membaca tren dan mengonversinya menjadi keuntungan. Kemampuannya mengembangkan usaha dari komunitas pendengar menjadi pelanggan loyal menggambarkan kekuatan network effect dan community building, dua hal yang kini sangat bernilai dalam dunia startup dan bisnis digital.

    Kedua, fokus Johnnie pada sektor pariwisata sebagai bisnis yang menyebarkan rezeki dan menciptakan dampak ekonomi luas juga sejalan dengan prinsip investasi berdampak (impact investing). Bagi investor yang tak hanya mengejar imbal hasil finansial, tetapi juga ingin melihat dampak sosial nyata, model bisnis seperti yang dibangun El John Indonesia patut dicontoh. Pariwisata bukan hanya bisnis profit, tapi juga ekosistem ekonomi mikro yang melibatkan banyak sektor mulai dari transportasi, akomodasi, hingga pangan.

    Terakhir, sikapnya yang rendah hati meski telah sukses menjadi pemilik 88 unit usaha di berbagai sektor, menunjukkan pentingnya kepemimpinan yang melayani (servant leadership)—karakter yang langka tapi sangat penting bagi kelangsungan dan pertumbuhan bisnis jangka panjang. Seorang investor yang cerdas tak hanya menilai laporan keuangan, tetapi juga karakter pemimpinnya. Pemimpin yang mau terus belajar, berpikir jangka panjang, dan peduli pada dampak sosial bisnisnya adalah aset yang tak ternilai.

    Singkatnya, kisah Johnnie Sugiarto adalah pengingat bahwa di balik angka-angka bisnis, ada nilai, visi, dan komitmen yang menentukan arah dan masa depan perusahaan. Sebuah pelajaran berharga yang patut dicermati sebelum menanamkan investasi dalam bentuk apa pun.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Hutama Prayoga

    Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

    Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.