Logo
>

Pasar Bersiap Hadapi Guncangan Setelah Serangan AS ke Fasilitas Nuklir Iran

Harga minyak, yang sejak awal konflik sudah naik sekitar 15 persen, kini punya ruang kenaikan yang lebih besar, dengan level USD 80 per barel

Ditulis oleh Yunila Wati
Pasar Bersiap Hadapi Guncangan Setelah Serangan AS ke Fasilitas Nuklir Iran
Saham dunia dipastikan bergejolak buntut serangan AS ke fasilitas nuklir Iran. (Foto: KabarBursa.com/Abbas Sandji)

KABARBURSA.COM - Dunia belum sempat bernapas lega dari konflik Timur Tengah, ketika Amerika Serikat tiba-tiba melancarkan serangan udara ke tiga fasilitas nuklir Iran di Fordo, Isfahan, dan Natanz. 

Langkah ini bukan hanya memperkeruh krisis regional yang sudah panas akibat aksi militer Israel awal bulan ini, tapi juga mengubah kalkulasi pasar global secara drastis.

Reaksi pasar diprediksi keras saat perdagangan dibuka Senin, 23 Juni 2025. Pelaku pasar dipastikan akan mengambil posisi defensif. Aset berisiko seperti saham berpotensi ditekan, sementara instrumen safe haven seperti emas dan dolar AS kemungkinan besar akan diburu. 

Harga minyak, yang sejak awal konflik sudah naik sekitar 15 persen, kini punya ruang kenaikan yang lebih besar, dengan level USD 80 per barel sudah mengintip di depan mata jika eskalasi berlanjut.

Kekhawatiran utama pasar bukan semata-mata soal perang, tapi soal dampaknya terhadap jalur distribusi energi global. Selat Hormuz, yang mengalirkan hampir seperlima kebutuhan minyak dunia, berada dalam jangkauan penuh Iran. Jika jalur ini terganggu, tak hanya harga minyak yang melonjak, tetapi inflasi global pun bisa kembali membara.

Bursa Indonesia: Saham-saham Energi Mulai Memanas

Bursa saham Indonesia sendiri sudah memberi respons dini. Saham-saham energi mulai memanas. ENRG melesat 42 persen, APEX naik 33 persen, dan MEDC menguat 12 persenvdalam dua pekan terakhir. Jika harga minyak terus naik, sektor ini bisa menjadi pelindung dari ketidakpastian global. 

Tapi perlu dicatat, reli yang dipicu oleh konflik cenderung rapuh. Begitu muncul sinyal diplomasi atau de-eskalasi, euforia bisa berbalik menjadi aksi ambil untung.

Sementara itu, seluruh dunia menanti langkah balasan dari Iran. Pernyataan keras dari Ayatollah Ali Khamenei dan Kementerian Luar Negeri Iran menyiratkan bahwa serangan AS tidak akan dibiarkan begitu saja. 

Jika Iran memilih membalas secara militer, pasar bisa bereaksi lebih ekstrem, bahkan mungkin lebih keras dibanding saat pecahnya perang Rusia-Ukraina dua tahun silam.

Investor global juga mulai berspekulasi soal sikap negara-negara besar lainnya. Akankah Tiongkok atau Rusia turun tangan? Apakah negara-negara Teluk akan mengamankan kepentingannya? Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan ini akan menentukan arah pasar untuk beberapa pekan ke depan.

Di tengah semua ketidakpastian ini, satu hal jadi jelas, pasar sedang memasuki fase yang tak biasa. Para investor perlu bersikap hati-hati, fokus pada risiko geopolitik, dan mencermati setiap pernyataan resmi, bukan hanya dari Washington dan Teheran, tetapi juga dari OPEC dan negara penghasil energi lainnya.

Senin nanti mungkin bukan awal pekan biasa. Tapi seperti biasa, pasar akan menemukan cara untuk bereaksi. Dan dalam kekacauan, peluang sering kali muncul, tapi hanya bagi mereka yang siap membaca arah angin dengan tajam dan tanpa panik.(*)

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Yunila Wati

Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79