KABARBURSA.COM – Bursa saham Eropa berhasil mencatatkan penguatan mingguan untuk kali kedua secara beruntun, Kamis, 12 Juni 2025.
Sentimen pasar membaik seiring dengan rilis data ketenagakerjaan Amerika Serikat yang lebih kuat dari perkiraan, serta sinyal meredanya gesekan dagang antara Washington dan Beijing.
Indeks STOXX 600 naik 0,3 persen pada penutupan Jumat dan mencetak kenaikan 0,6 persen sepanjang pekan. Kinerja positif ini ditopang oleh laporan pasar tenaga kerja AS yang menunjukkan ketahanan ekonomi di tengah tekanan tarif impor dari pemerintah Trump.
Analis Swissquote Bank Ipek Ozkardeskaya, menyebut data tersebut membawa angin segar bagi pelaku pasar.
“Pasar tenaga kerja AS terbukti cukup kuat menghadapi guncangan tarif. Ini memunculkan kembali harapan bahwa perlambatan ekonomi bisa lebih terkendali dari perkiraan awal,” ujar Ozkardeskaya, seperti dikutip dari Reuters, 12 Juni 2025.
Di saat bersamaan, perbincangan langsung antara Presiden Trump dan Presiden China Xi Jinping juga ikut meredakan ketegangan, meski kebijakan proteksionis masih membayangi.
Tarif ganda terhadap baja dan aluminium resmi diberlakukan pekan ini, dan dampaknya langsung terasa pada sektor otomotif Eropa, yang mencatat koreksi mingguan sebesar 1,8 persen.
Dari sisi kebijakan, Kanselir Jerman Friedrich Merz membuka peluang negosiasi untuk menghapus tarif impor mobil AS ke Eropa, dengan syarat ada konsesi serupa dari Washington terhadap ekspor Eropa.
Kinerja positif juga tercermin di sejumlah indeks nasional. DAX Jerman dan CAC 40 Prancis masing-masing mencatat pekan kedua penguatan. Sementara itu, indeks IBEX Spanyol mencatatkan rekor kenaikan delapan pekan berturut-turut—terpanjang sejak awal tahun.
Presiden ECB Beri Sinyal Pelonggaran Segera Berakhir
Namun, arah kebijakan moneter Eropa kembali menjadi perhatian. Meski Bank Sentral Eropa (ECB) akhirnya memangkas suku bunga seperti yang diperkirakan, pernyataan Presiden Christine Lagarde justru bernada hawkish. Ia memberi sinyal bahwa siklus pelonggaran bisa segera berakhir.
Pernyataan tersebut membuat pasar menurunkan ekspektasi akan adanya penurunan suku bunga lanjutan dalam waktu dekat.
Ketegangan politik di AS juga turut menjadi sorotan. Komentar CEO Tesla Elon Musk yang menuding tarif Trump dapat membawa AS ke dalam resesi pada paruh kedua tahun ini ikut menambah kehati-hatian pelaku pasar.
"Investor cenderung menahan diri setelah komentar Musk, terlebih jika dikombinasikan dengan data ekonomi yang belum sepenuhnya solid," kata Fiona Cincotta, analis pasar di City Index.
Sektor keuangan menjadi penopang utama pergerakan STOXX 600 minggu ini. Saham UBS melonjak 3,8 persen setelah regulator Swiss mengusulkan aturan baru yang bisa mewajibkan bank tersebut menambah cadangan modal inti sebesar USD26 miliar.
Sebaliknya, saham Dassault Systemes dan Renk melemah masing-masing 1,2 persen dan 6,2 persen. Penurunan Renk dipicu penurunan rating dari Exane BNP Paribas.
Dari sisi fundamental, data ekonomi Jerman belum memberikan kabar baik. Ekspor dan produksi industri Jerman untuk bulan April tercatat lebih buruk dari ekspektasi.
Penurunan ini disebut sebagai dampak dari perlambatan permintaan dari AS, yang sebelumnya sempat melonjak karena aksi borong sebelum tarif diberlakukan. Di Inggris, harga rumah juga turun lebih dalam dari perkiraan, menambah tekanan di sektor properti.
Secara keseluruhan, pasar Eropa menunjukkan daya tahan yang cukup solid. Optimisme tumbuh, meski pelaku pasar tetap waspada terhadap risiko lanjutan dari kebijakan proteksionis dan arah kebijakan moneter.
Untuk sementara, data positif dari AS dan sinyal dialog AS-Tiongkok menjadi penopang utama sentimen. Tapi pasar tahu: narasi bisa cepat berubah.(*)