Logo
>

Pasar Saham Eropa Naik Tipis meskipun Prancis Masih Bergejolak

Ditulis oleh Yunila Wati
Pasar Saham Eropa Naik Tipis meskipun Prancis Masih Bergejolak

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Pasar saham Eropa ditutup sedikit lebih tinggi pada hari Jumat, 6 Desember 2024, waktu setempat. Walau begitu, para investor di kawasan tersebut masih mencermati perkembangan politik terbaru dari Prancis.

    Indeks pan-European Stoxx 600 naik tipis 0,2 persen, menghapus kerugian yang terjadi sebelumnya. Sementara itu, indeks CAC 40 Prancis melonjak 1,4 persen, meskipun negara tersebut tengah dilanda gejolak politik.

    Krisis politik di Prancis bermula dari mosi tidak percaya yang menjatuhkan pemerintahan minoritas Perdana Menteri Michel Barnier pada Rabu malam. Mosi tersebut didukung oleh anggota parlemen dari kubu kiri dan kanan setelah Barnier memaksakan anggaran kontroversialnya tanpa persetujuan parlemen.

    Presiden Emmanuel Macron memberikan tanggapan yang tegas terhadap situasi ini. Ia mengkritik politisi yang dianggapnya tidak memikirkan kepentingan pemilih. Marcon juga menegaskan bahwa dirinya akan menyelesaikan masa jabatannya hingga tahun 2027.

    Meski telah mengundurkan diri pada Kamis pagi waktu setempat, 5 Desember 2024, Barnier akan tetap menjabat sebagai perdana menteri sementara hingga Macron menemukan penggantinya.

    Di sisi lain, nilai tukar euro sedikit melemah 0,1 persen terhadap dolar AS, berada di level USD1,0571 pada Jumat, setelah sebelumnya mengalami kenaikan. Di Asia, pasar bergerak beragam, dengan perhatian tertuju pada ketidakstabilan politik di Korea Selatan, menyusul pemberlakuan darurat militer singkat oleh Presiden Yoon Suk Yeol.

    Sementara itu, di Amerika Serikat, bursa saham mencatatkan kenaikan setelah laporan tenaga kerja menunjukkan hasil yang lebih baik dari ekspektasi.

    Data nonfarm payrolls untuk bulan November meningkat sebesar 227.000, melampaui perkiraan Dow Jones yang hanya 214.000. Angka ini juga jauh lebih tinggi dibandingkan kenaikan Oktober yang hanya 12.000, menandakan penguatan signifikan dalam pasar tenaga kerja.

    Di sisi perdagangan internasional, Jerman masih melanjutkan pembicaraan dengan Prancis terkait finalisasi perjanjian dagang antara Uni Eropa dan negara-negara Mercosur di Amerika Selatan, yang meliputi Brasil, Argentina, Uruguay, dan Paraguay.

    Jika disepakati, perjanjian ini akan menciptakan kawasan perdagangan bebas terbesar di dunia. Namun, kesepakatan tersebut menjadi topik kontroversial di zona euro.

    Uni Eropa mengklaim bahwa penghapusan beberapa tarif dagang antara kedua blok akan menguntungkan perusahaan-perusahaan Eropa. Namun, perjanjian ini mendapat penolakan keras di Prancis, terutama dari kalangan petani yang melakukan aksi mogok bulan lalu.

    Pemerintah Prancis menyebut kesepakatan ini "tidak dapat diterima" karena berpotensi menyebabkan lonjakan impor murah ke Eropa. Sebaliknya, Jerman mendukung penuh kesepakatan tersebut.

    Komentar dari juru bicara pemerintah Jerman ini disampaikan sehari setelah Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menyatakan bahwa kesepakatan ini sudah mendekati tahap akhir. Von der Leyen menyampaikan hal tersebut saat berkunjung ke Uruguay untuk bertemu dengan pejabat regional.

    Dalam situasi yang penuh dinamika ini, baik dari sisi politik maupun ekonomi, pelaku pasar dan pemerintah di Eropa terus mengamati perkembangan yang dapat berdampak pada stabilitas kawasan.

    Bursa Asia Bervariasi

    Sementara itu, Bursa Asia pada Jumat, 6 Desember 2024, bergerak bervariasi setelah Wall Street melemah dari rekor tertingginya. Sementara itu, investor menunggu laporan pekerjaan Amerika Serikat yang akan dirilis hari ini. Indeks berjangka AS melemah dan harga minyak relatif stabil.

    Dilansir dari Apnews, laporan pekerjaan bulanan pemerintah AS pada Jumat, hari ini, menjadi perhatian pasar, karena akan menunjukkan jumlah pekerja yang dipekerjakan dan diberhentikan bulan lalu. Kemarin, data menunjukkan jumlah pengajuan tunjangan pengangguran di AS meningkat, tetapi tetap pada tingkat yang sehat secara historis.

    Indeks Nikkei 225 Jepang turun 0,9 persen menjadi 39.042,59, dengan nilai tukar dolar AS melemah ke 149,91 yen dari 150,10 yen. Sebaliknya, saham China menguat, dengan Hang Seng di Hong Kong naik 1,4 persen menjadi 19.831,37 dan Shanghai Composite meningkat 1,2 persen menjadi 3.410,36.

    Pasar China menantikan hasil rapat kebijakan ekonomi tahunan yang dijadwalkan pekan depan. Analis memperkirakan pembuat kebijakan akan berhati-hati, mengingat kemungkinan kebijakan perdagangan dan tarif dari Presiden AS terpilih Donald Trump.

    Di Korea Selatan, indeks Kospi turun 0,6 persen menjadi 2.422,95. Pada Jumat, ketua partai penguasa mendukung penangguhan kewenangan konstitusional Presiden Yoon Suk Yeol setelah sebelumnya mengumumkan darurat militer yang kemudian dibatalkan. Yoon menghadapi tekanan untuk mundur, investigasi, hingga kemungkinan pemakzulan.

    Ribuan pengunjuk rasa turun ke jalan, sementara ribuan pekerja otomotif dan anggota Serikat Pekerja Logam Korea memulai aksi mogok sebagian pada Kamis untuk memprotes Yoon. Serikat pekerja mengancam akan melakukan mogok tanpa batas waktu jika Yoon tidak mengundurkan diri hingga Rabu depan.

    Sementara itu, indeks S&P/ASX 200 di Australia turun 0,6 persen menjadi 8.424,00.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79