KABARBURSA.COM - Gubernur Federal (The Fed) Reserve San Francisco, Mary Daly, menyatakan bahwa sekarang adalah waktu yang tepat bagi Bank Sentral AS untuk mempertimbangkan penurunan suku bunga.
"Dalam situasi saat ini, sudah waktunya kebijakan moneter disesuaikan," kata Daly dalam wawancara dengan Michael McKee dari BloombergTelevision pada Senin, 26 Agustus 2024.
Pernyataan Daly tersebut selaras dengan komentar Gubernur The Fed, Jerome Powell, yang pekan lalu di simposium ekonomi Jackson Hole menyampaikan keyakinannya bahwa inflasi sedang menuju target 2 persen, sehingga sudah saatnya kebijakan moneter beradaptasi.
Daly juga mencatat bahwa masih terlalu dini untuk menentukan langkah kebijakan yang spesifik dan menolak menyebutkan apakah dia akan mendukung penurunan suku bunga sebesar seperempat atau setengah poin persentase pada pertemuan The Fed yang akan datang pada 17-18 September.
Ia menekankan bahwa The Fed harus fokus menurunkan inflasi menuju target 2 persen, sambil memastikan kebijakan moneter yang ketat tidak berdampak negatif pada pasar tenaga kerja.
Menurut Daly, dengan inflasi yang menurun, suku bunga The Fed, yang telah berada pada tingkat tertinggi dalam 23 tahun selama lebih dari satu tahun, memberikan tekanan yang besar pada ekonomi.
"Kami tidak ingin mempertahankan kebijakan yang sangat ketat saat ekonomi mulai melambat," tambah Daly.
Walaupun pasar tenaga kerja belum menunjukkan tanda-tanda pelemahan yang signifikan, Daly mengingatkan bahwa pembuat kebijakan harus terus mengawasi berbagai indikator untuk menjaga stabilitas proses perekrutan. Dia menyatakan bahwa jika ada indikasi kelemahan yang nyata, mungkin diperlukan tindakan kebijakan yang lebih agresif.
Selama beberapa bulan terakhir, pasar tenaga kerja telah menunjukkan pelemahan lebih dari yang diantisipasi, dengan tingkat pengangguran meningkat menjadi 4,3 persen pada Juli.
Saat ini, pasar memperkirakan pemotongan suku bunga sebesar 100 basis poin tahun ini. The Fed masih memiliki tiga pertemuan kebijakan tersisa pada tahun 2024.
Daly juga mengingatkan bahwa dia tidak ingin menyimpulkan bahwa The Fed sedang menuju kebijakan netral karena masih ada ketidakpastian yang cukup besar mengenai prospek ekonomi.
Dia memproyeksikan bahwa tingkat suku bunga netral mungkin berada di sekitar 1 persen setelah disesuaikan dengan inflasi. Jadi, meskipun The Fed mulai menurunkan suku bunga, tingkat suku bunga kemungkinan akan tetap berada pada wilayah yang ketat untuk beberapa waktu ke depan.
Pergerakan Pasar Saham
Pada Senin 26 Agustus 2024 indeks S&P 500 dan Dow Jones memulai minggu ini dengan nada positif, melesat naik saat pasar memberikan perhatian besar pada performa Nvidia, salah satu perusahaan raksasa di bidang kecerdasan buatan (AI).
Di saat yang sama, para pelaku pasar juga menantikan rilis data inflasi penting yang dijadwalkan akhir pekan ini. Data tersebut diharapkan bisa memberikan petunjuk lebih lanjut tentang arah kebijakan moneter The Federal Reserve (The Fed) yang sangat memengaruhi sentimen investor.
Meskipun ada sentimen optimis dari pasar, bayang-bayang ketidakpastian masih membayangi karena ketegangan geopolitik yang semakin meningkat di kawasan Timur Tengah.
Ketidakpastian ini membuat investor tetap berhati-hati, meskipun terdapat harapan bahwa The Fed akan mulai melonggarkan kebijakan moneter.
Menurut laporan Reuters, pada sesi pembukaan, Dow Jones Industrial Average melesat sebesar 25,76 poin atau naik 0,06 persen, sehingga mencapai level 41.200,84.
Kenaikan ini mencerminkan keyakinan investor terhadap prospek ekonomi, meskipun kondisi global tetap tidak menentu. Indeks S&P 500 juga menunjukkan tren positif dengan naik 5,05 poin atau 0,09 persen, dan menyentuh angka 5.639,66.
Namun, Nasdaq Composite justru turun tipis sebesar 9,95 poin atau 0,06 persen, terperosok ke level 17.867,85 pada awal perdagangan.
Optimisme Pasar dan Pernyataan Powell
Optimisme yang tampak di pasar sebagian besar didorong oleh pernyataan yang disampaikan oleh Powell, pada Jumat 23 Agustus 2024.
Dalam pidatonya, Powell menyiratkan bahwa mungkin sudah tiba waktunya bagi The Fed untuk mulai menurunkan suku bunga.
Hal ini disebabkan oleh tekanan inflasi yang mulai mereda, serta permintaan tenaga kerja yang semakin moderat. Pernyataan ini memberi angin segar bagi pasar yang sebelumnya khawatir dengan kemungkinan kenaikan suku bunga yang lebih lanjut.
Powell juga menekankan bahwa The Fed akan terus memantau perkembangan ekonomi secara cermat, terutama dalam hal inflasi dan kondisi pasar tenaga kerja, sebelum mengambil keputusan akhir mengenai kebijakan suku bunga.
Pernyataan ini disambut baik oleh para pelaku pasar, yang menganggapnya sebagai sinyal bahwa The Fed mungkin akan mulai melonggarkan kebijakan moneter dalam waktu dekat. (*)