Logo
>

Pemerintah Perlu Susun Strategi Dorong Wisatawan Libur Nataru

Ditulis oleh Dian Finka
Pemerintah Perlu Susun Strategi Dorong Wisatawan Libur Nataru

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Pemerintah diharapkan dapat menyusun strategi khusus untuk mendorong peningkatan kunjungan wisatawan nusantara (wisnus) dan wisatawan mancanegara (wisman) selama periode Natal dan Tahun Baru (Nataru). Langkah ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia, terutama di sektor pariwisata.

    Ketua Ikatan Cendekiawan Pariwisata Indonesia (ICI), Azril Azahari, menyatakan bahwa libur akhir tahun merupakan momentum strategis untuk menggerakkan sektor pariwisata. Namun, untuk mengoptimalkan potensi pergerakan wisatawan, diperlukan strategi yang terkoordinasi antara pemerintah dan pelaku industri.

    Salah satu kendala utama yang harus segera diatasi adalah tingginya harga tiket pesawat. Azril menjelaskan bahwa penurunan harga tiket hanya mungkin terjadi jika harga avtur, komponen terbesar dalam biaya operasional penerbangan, dapat diturunkan oleh PT Pertamina (Persero).

    "Penurunan harga tiket pesawat dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap peningkatan kunjungan wisatawan, baik domestik maupun mancanegara," ujar Azril dalam wawancara dengan Kabarbursa.com, Jumat, 29 November 2024.

    Selain itu, Azril juga menekankan pentingnya diversifikasi produk wisata. Para agen perjalanan dan pelaku industri disarankan untuk lebih fokus pada pengembangan paket wisata berbasis minat khusus, seperti wisata kesehatan, kebugaran, dan silver tourism (wisata untuk lansia).

    Azril mengungkapkan bahwa wisata berbasis kesehatan dan kebugaran semakin menjadi pilihan populer karena tidak hanya menawarkan liburan, tetapi juga pengalaman bermakna.

    "Berlibur saat Natal dan Tahun Baru (Nataru) dapat menjadi sarana meningkatkan produktivitas dan kebugaran. Wisata semacam ini menawarkan manfaat fisik, mental, dan spiritual, memberikan keseimbangan antara tubuh, pikiran, dan jiwa," paparnya.

    Ia memberi contoh wisata kesehatan yang dirancang untuk menawarkan relaksasi emosional dan psikologis, hingga menciptakan ketenangan batin sebagai bagian dari perjalanan.

    Menurut Azril, keberhasilan pariwisata berbasis minat khusus sangat bergantung pada sinergi antara pemerintah, industri, dan masyarakat. Inovasi yang dilakukan perlu didukung oleh kebijakan yang pro-industri.

    "Pemerintah harus memberikan insentif nyata kepada industri, termasuk menurunkan biaya operasional maskapai. Sementara pelaku pariwisata harus kreatif dalam memasarkan paket-paket wisata yang relevan dengan kebutuhan pasar saat ini," tambahnya.

    Azril optimistis bahwa sektor pariwisata dapat mencatatkan kinerja positif jika pemerintah dan industri bekerja sama. "Libur akhir tahun adalah kesempatan yang sangat berharga. Jika hambatan seperti harga tiket bisa diatasi, serta produk wisata semakin bervariasi, saya yakin kunjungan wisatawan, baik domestik maupun internasional, akan meningkat secara signifikan," tutupnya.

    Apa Tujuan Penurunan Harga Tiket?

    Analis independen bisnis penerbangan nasional Gatot Rahardjo menilai bahwa pemerintah hanya mengincar pengurangan fuel surcharge dalam wacana penurunan harga tiket pesawat. Wacananya, pemerintah menurunkan harga sebelum libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).

    “Sebenarnya, yang diturunkan itu fuel surcharge, yang akan berimbas pada penurunan harga tiket pesawat karena ini merupakan komponen yang secara otomatis membuat harga tiket lebih murah,” kata Gatot saat dihubungi oleh Kabarbursa.com, Jumat, 22 November 2024.

    Bagi maskapai penerbangan sendiri, ujar Gatot, kemungkinan tidak akan begitu terdampak pada pemangkasan fuel surcharge. Ia juga tidak yakin akan mengurangi secara signifikan margin pendapatan maupun laba mereka.

    “Penurunan harga tiket ini tidak akan banyak mempengaruhi margin maskapai. Sebab, beberapa biaya operasional lainnya seperti biaya PJP2U (biaya pelayanan penumpang di bandara) dan PSC (Passenger Service Charge) juga diturunkan 50 persen, serta harga avtur tetap stabil di 19 bandara utama,” jelas dia.

    “Dengan adanya penurunan biaya-biaya tersebut, margin maskapai tetap terjaga meskipun harga tiket turun,” tambahnya.

    Gatot juga menjelaskan bahwa kebijakan penurunan harga tiket ini hanya akan berlaku selama periode libur Nataru, yang berarti dampaknya bersifat sementara.

    “Kebijakan ini berlaku hanya dalam periode liburan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025. Artinya, penurunan harga tiket pesawat hanya akan berlaku dalam waktu terbatas, dan maskapai masih memiliki waktu untuk menyesuaikan kembali tarif setelah masa tersebut berakhir,” jelasnya.

    Meskipun ada harapan bahwa kebijakan ini dapat mendorong lebih banyak volume penumpang, Gatot menekankan pentingnya efisiensi operasional maskapai agar tetap dapat menjaga kinerja keuangan.

    Tanpa adanya perbaikan dalam struktur biaya, meski ada peningkatan penumpang, keuntungan maskapai bisa tetap tertekan.

    Adapun terkait dengan kemungkinan subsidi dari pemerintah, Gatot menyatakan bahwa subsidi langsung kepada maskapai belum menjadi bagian dari kebijakan ini.

    “Saat ini, fokusnya lebih pada penurunan biaya operasional dan bukan pada pemberian subsidi langsung kepada maskapai. Namun, jika situasi berubah dan diperlukan langkah-langkah lanjutan, kita tidak menutup kemungkinan bahwa pemerintah bisa memberikan dukungan lebih lanjut,” ungkap Gatot.

    Namun, untuk memastikan kelangsungan keberlanjutan industri penerbangan, efisiensi biaya dan manajemen keuangan yang cermat tetap menjadi kunci utama. (*0

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Dian Finka

    Bergabung di Kabar Bursa sejak 2024, sering menulis pemberitaan mengenai isu-isu ekonomi.