KABARBURSA.COM - Pemerintah kembali menerbitkan Surat Utang Negara (SUN) dalam valuta asing dengan total nilai Rp55,8 triliun. SUN ini diterbitkan dalam dua mata uang, yaitu 2 miliar dolar AS (setara Rp32,4 triliun dengan kurs Rp16.200) dan 1,4 miliar euro (setara Rp23,4 triliun dengan kurs Rp16.708).
Penerbitan itu dilakukan dengan format SEC Shelf Registered, menjadi yang ke-16 kali bagi Pemerintah menerbitkan global bonds.
Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menjelaskan penawaran tersebut mampu menarik minat investor global hingga mencapai total orderbook 6,1 miliar dolar AS dan 2,5 miliar euro. Seperti dalam keterangannya, dikutip di Jakarta, Jumat, 10 Januari 2024.
Dengan orderbook yang cukup solid tersebut, Pemerintah dapat menurunkan tingkat imbal hasil untuk seluruh tenor yang ditawarkan kepada investor.
Terdapat empat seri yang ditawarkan dengan tenor bervariasi.
Untuk tenor dolar AS 5 tahun (Seri RI0130), nominal penerbitan sebesar 900 juta dolar AS dengan tanggal jatuh tempo 15 Januari 2030. Kupon ditetapkan sebesar 5,250 persen dengan imbal hasil akhir (final yield) sebesar 5,300 persen.
Sementara tenor 10 tahun (Seri RI0135), nominal penerbitan senilai 1,1 miliar dolar AS dengan jatuh tempo 15 Januari 2035. Penawaran kupon sebesar 5,600 persen dengan yield 5,650 persen.
Di sisi lain, untuk denominasi euro, tenor 8 tahun (Seri RIEUR0133) nominal penerbitan 700 juta euro dan jatuh tempo 15 Januari 2033, dengan kupon 3,875 persen dan yield 3,917 persen.
Sedangkan tenor 12 tahun (Seri RIEUR0137) nominal penerbitan sebesar 700 juta euro dan jatuh tempo 15 Januari 2037, dengan kupon 4,125 persen dan yield 4,251 persen.
Kinerja Ekonomi Domestik
Pemerintah Indonesia menggelar lelang Surat Utang Negara (SUN) untuk seri SPN03240801 (new issuance), SPN12250502 (new issuance), FR0101 (reopening), FR0100 (reopening), FR0098 (reopening), FR0097 (reopening), dan FR0102 (reopening) melalui sistem lelang Bank Indonesia pada tanggal 30 April 2024.
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) mencatat Surat Utang Negara pada hasil lelang SUN hari ini berdasarkan total lelang yang masuk sebesar Rp50.199.600.000.000.
Berdasarkan keterangan resminya, investor terhadap lelang SUN terbilang solid, dengan total penawaran mencapai Rp50,2 triliun, naik dari Rp32,34 triliun pada lelang SUN sebelumnya.
“Hal ini didorong oleh kinerja ekonomi domestik yang baik, seperti surplus APBN hingga akhir triwulan I 2024 dan pertumbuhan likuiditas domestik,” katanya dalam keterangan resmi, Selasa, 30 April 2024.
Investor asing juga menunjukkan minat yang signifikan, dengan total penawaran mencapai Rp8,81 triliun dari Rp2,94 triliun pada lelang SUN sebelumnya. Mayoritas penawaran ini berfokus pada seri SUN dengan tenor menengah, terutama tenor 5 tahun.
“Mayoritas dari incoming bids tersebut berada pada seri SUN tenor menengah (5 tahun) sebesar Rp4,53 triliun atau 51,43 persen dari total incoming bids investor asing dan dimenangkan sebesar Rp3,23 triliun atau 15,05 persen dari total awarded bids,” jelasnya.
Meskipun permintaan investor masih tinggi untuk tenor 5 dan 10 tahun, jumlah incoming bids dan awarded bids masing-masing sebesar 56,77 persen dari total incoming bids dan 76,74 persen dari total awarded bids.
Volatilitas Pasar Keuangan
Jumlah incoming bids terbesar terdapat pada tenor 5 tahun, dengan total penawaran sebesar Rp14,27 triliun (28,42 persen dari total incoming bids) dan dimenangkan sebesar Rp8,45 triliun (39,3 persen dari total awarded bids).
“Incoming bids terbesar adalah pada tenor 5 tahun yaitu Rp14,27 triliun (28,42 persen dari total incoming bids) dan dimenangkan sebesar Rp8,45 triliun (39,3 persen dari total awarded bids),” terangnya.
Kemudian, volatilitas pasar keuangan dalam beberapa waktu terakhir mempengaruhi kenaikan tingkat imbal hasil SBN secara umum. Dalam lelang ini, Weighted Average Yield (WAY) Obligasi Negara mengalami kenaikan sekitar 4-5 bps dibandingkan dengan pasar sekunder sebelumnya.
Hal itu disebabkan oleh faktor global, seperti ekspektasi tingkat bunga tinggi the Fed untuk waktu yang lebih lama (high for longer) dan meningkatnya tensi geopolitik di Timur Tengah, mendorong kenaikan tingkat imbal hasil SBN secara umum.
“Sehingga, WAY Obligasi Negara yang dimenangkan pada lelang SUN hari ini bergerak naik antara 4-5 bps dibandingkan dengan level yield pasar sekunder pada penutupan sehari sebelumnya,” jelasnya.(*)