KABARBURSA.COM – Pemerintah memastikan rencana penerbitan Dim Sum Bond, yakni obligasi berdenominasi yuan (RMB) yang diterbitkan oleh entitas luar China di pasar Hong Kong, akan segera direalisasikan dalam waktu dekat.
Langkah ini merupakan bagian dari strategi diversifikasi sumber pembiayaan untuk memperluas basis investor internasional.
“Mengenai rencana penerbitan Dim Sum Bond, kami masih kontrak strategi penerbitan SBN 2025,” kata Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Suminto, di Jakarta, Selasa, 14 Oktober 2025.
Ia menjelaskan seluruh persiapan telah rampung, baik dari sisi legal maupun dokumentasi di kuartal IV.
“Saat ini seluruh persiapan untuk penerbitan dimsambon sudah tuntas baik dari sisi legal maupun dari sisi dokumentasinya. Sehingga dalam waktu dekat kami sudah dapat menerbitkan dimsambon dan kami akan menerbitkan dalam waktu dekat,” ujarnya.
Pemerintah belum dapat mengumumkan tanggal penerbitan karena harus mengikuti aturan pasar modal internasional.
“Namun tanggal pastinya tidak dapat kami sampaikan karena sesuai dengan protokol capital market kita tidak bisa menyampaikan tanggal secara eksak kita akan masuk ke market. Tapi kami akan menerbitkan dimsambon dalam waktu dekat ini,” lanjutnya.
Selain Dim Sum Bond, pemerintah juga telah menerbitkan obligasi global valas dalam dua mata uang, yakni dolar AS (USD) dan euro (EUR), dengan total USD1,85 miliar dan EUR600 juta.
Instrumen tersebut terdiri dari USD600 juta kupon 4,30 persen tenor 5 tahun (2031), USD1,25 miliar kupon 4,90 persen tenor 10,5 tahun (2036), dan EUR600 juta kupon 3,75 persen tenor 8 tahun (2033).
Seri euro merupakan SDG Bond ketiga sejak September 2024 yang menunjukkan komitmen pemerintah terhadap pembiayaan hijau dan target SDGs 2030. Penerbitan ini mendapat peringkat Baa2 Stable (Moody’s), BBB Stable (S&P), dan BBB Stable (Fitch).
“Permintaan investor sangat tinggi, melebihi nilai penerbitan. Ini mencerminkan kepercayaan internasional terhadap fundamental ekonomi Indonesia dan kebijakan fiskal kita,” kata Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara.
“Dengan penerbitan ini, kita memperluas basis investor, memperdalam pasar keuangan, sekaligus mendukung pembiayaan pembangunan secara berkelanjutan,” lanjutnya.
Pasar SBN domestik juga menunjukkan penguatan. Dalam satu hingga satu setengah minggu terakhir terjadi pembalikan capital outflow menjadi inflow.
Meskipun dalam beberapa pekan itu sempat outflow dalam jumlah yang relatif besar. Namun pasar domestik dinilai cukup suportif dan resilient.
Yield SBN terus menurun dan kini berada di level 6,04 persen, atau lebih rendah lebih dari 90 basis poin dibanding awal tahun. Spread terhadap US Treasury juga turun ke level 200 basis poin.
Data pasar menunjukkan nilai tukar rupiah per 10 Oktober 2025 berada di Rp16.553 per dolar AS, menguat dari posisi awal tahun Rp16.406. Spread yield SBN 10 tahun terhadap UST turun menjadi 240 basis poin, sedangkan spread obligasi USD Indonesia 10 tahun terhadap UST turun menjadi 206 basis poin.
Arus modal asing mencatat outflow total Rp159,22 triliun sejak awal tahun, namun mulai berbalik pada Oktober. Secara rinci, SBN mencatat inflow Rp26,03 triliun, SRBI mengalami outflow Rp132 triliun namun pada Oktober berbalik inflow Rp1,35 triliun, dan pasar saham mencatat outflow Rp53,25 triliun namun berbalik inflow Rp1,26 triliun.(*)