KABARBURSA.COM - Pemerintah sedang menyiapkan sebuah program cicilan rumah untuk anak muda. Dengar-dengar, harga cicilannya hanya di kisaran Rp1 juta.
Rencana tersebut didasarkan pada banyaknya anak muda yang baru lulus dan memulai karir, dengan fee atau upah bulanan berkisar pada Upah Minimum Regional (UMR). Diketahui, untuk Jakarta di tahun ini UMR yang diberikan kepada pekerja sebesar Rp5.067.381.
Diperkirakan, dengan besaran upah atau gaji di angka tersebut, dan mimpi anak-anak muda yang sangat tinggi, salah satunya memiliki rumah impian, sangat sulit untuk mencicil hunian dengan harga yang mahal. Karenanya, disiapkan sebuah skema cicilan murah khusus untuk para generasi muda.
Salah satu upaya mewujudkan rencana kredit rumah murah untuk generasi muda telah dilakukan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN). Salah satu bank himbara ini berencana memperpanjang tenor Kredit Pemilikan Rumah (KPR) hingga 30 tahun. Tujuannya untuk memperluas jangkauan program ini, terutama bagi masyarakat dengan penghasilan menengah ke bawah.
Namun, masa subsidi untuk KPR ini akan dibatasi 10 tahun, mengingat data menunjukkan bahwa sekitar 70 persen KPR dapat diselesaikan dalam kurun waktu tersebut.
Langkah perpanjangan tenor ini diharapkan tidak hanya membantu kelas menengah ke bawah, melainkan menjadi solusi bagi generasi Z agar dapat memiliki rumah dengan cicilan yang lebih terjangkau.
Direktur Utama Bank BTN Nixon Napitupulu, memberikan contoh hitungannya. Kata dia, jika seseorang dengan penghasilan Rp4 juta dapat mengalokasikan sekitar 30 persen dari pendapatannya, atau sekitar Rp1,2 juta per bulan untuk membayar angsuran, maka yang terjangkau adalah yang tidak melebihi jumlah tersebut.
Inilah yang menjadi alasan bagi BTN merancang skema pembiayaan yang dapat menawarkan angsuran di bawah Rp1,2 juta, dengan harapan dapat menjangkau lebih banyak masyarakat, terutama generasi Z.
"Skema ini dibuat, karena ternyata masih banyak masyarakat yang keliru memahami konsep rumah terjangkau (affordable house). Di sini, dalam konteks pembiayaan rumah, keterjangkauan itu bukan masalah suku bunga atau uang muka. Dari pengalaman dan riset di masyarakat, yang disebut terjangkau itu adalah angsuran," kata Nixon, Jumat, 29 November 2024.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo, menjelaskan bahwa skema pembiayaan untuk generasi muda akan dimasukkan dalam program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), yang menawarkan kredit jangka panjang hingga 30 tahun dengan cicilan rendah.
Skema ini, lanjut Kartika, dapat membantu generasi Z membeli rumah dengan cicilan yang terjangkau.
"Idealnya di bawah Rp2 juta per bulan, bahkan lebih baik jika cicilan dapat dipatok di bawah Rp1 juta," ujar Kartika.
Pencapaian BTN di Sektor Perumahan
Pada semester I-2024, BTN berhasil menyalurkan kredit dan pembiayaan perumahan mencapai Rp299,24 triliun. Dari total tersebut, KPR subsidi yang ditujukan untuk masyarakat berpendapatan rendah (MBR) memberikan kontribusi terbesar dengan nilai mencapai Rp171,01 triliun.
Angka ini menunjukkan kenaikan sebesar 12,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp152,16 triliun.
Selain itu, KPR non-subsidi juga mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan dengan peningkatan sebesar 12 persen secara tahunan, mencapai Rp101,76 triliun pada semester I-2024.
Hal ini menunjukkan bahwa permintaan terhadap KPR tidak hanya berasal dari segmen MBR, tetapi juga dari segmen menengah ke atas, yang menunjukkan potensi besar dalam sektor properti dan perumahan di Indonesia.
Sementara, dalam upaya mendukung kebutuhan perumahan nasional, BTN terus memperkenalkan berbagai inovasi produk yang bertujuan untuk meringankan beban masyarakat dalam memiliki rumah, baik melalui KPR subsidi maupun non-subsidi.
Skema KPR tenor panjang yang tengah digodok oleh BTN juga diharapkan bisa menjadi salah satu solusi bagi masyarakat yang ingin memiliki rumah tetapi terkendala oleh tingginya harga properti.
Dengan tenor hingga 30 tahun, masyarakat dapat menikmati cicilan yang lebih ringan, serta meningkatkan kemampuan untuk membeli rumah di berbagai daerah, khususnya yang selama ini terhambat oleh harga yang tidak terjangkau.
Dengan rencana pengembangan skema KPR tenor panjang, BTN menunjukkan komitmennya dalam mempermudah akses kepemilikan rumah bagi masyarakat Indonesia, terutama bagi kalangan yang berpendapatan rendah.
Pencapaian yang terus meningkat, baik dalam penyaluran KPR subsidi maupun non-subsidi, menjadi bukti bahwa BTN tetap menjadi pemain utama dalam sektor pembiayaan perumahan.
Dengan dukungan dari pemerintah dan inovasi produk yang berkelanjutan, BTN siap membantu mewujudkan impian masyarakat Indonesia untuk memiliki rumah yang layak dan terjangkau.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.