Logo
>

Pemerintah Tambah Plafon KUR Rp117 Triliun, Fokus UMKM Produktif

Realisasi KUR semester I 2025 capai Rp131,84 triliun. Pemerintah luncurkan dua terobosan pembiayaan untuk sektor tebu rakyat dan perumahan guna percepat inklusi ekonomi.

Ditulis oleh Dian Finka
Pemerintah Tambah Plafon KUR Rp117 Triliun, Fokus UMKM Produktif
Ilustrasi suasana riuh UMKM Indonesia. (Foto: AI untuk KabarBursa)

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Kredit Usaha Rakyat (KUR) mencatat kinerja gemilang di semester I 2025 dengan realisasi penyaluran tembus Rp131,84 triliun, atau setara 45,86 persen dari target tahunan. 

    Di tengah tekanan ekonomi global, antusiasme pelaku UMKM terhadap pembiayaan bersubsidi ini terus meningkat.

    "Capaian KUR semester I 2025 cukup positif, yang lebih penting 60 persen penyaluran KUR berhasil masuk ke sektor produksi sesuai target kita. Ini menunjukkan KUR benar-benar mendorong produktivitas UMKM," ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

    Lanjutnya, untuk mendukung visi Asta Cita Presiden Prabowo, pemerintah menyiapkan dua terobosan KUR, salah satunya mempermudah pembiayaan sektor pertanian tebu guna mengejar target swasembada gula konsumsi pada 2028.

    "Bayangkan, 86 persen tanaman tebu milik rakyat sudah menua dan perlu segera diremajakan. Tanpa intervensi cepat, mimpi swasembada gula akan sulit dicapai. Kemudahan KUR untuk sektor pertanian khususnya komoditas tebu rakyat hadir sebagai solusi konkret," tegas Airlangga.

    Adapun Pemerintah memberikan relaksasi KUR bagi petani tebu, termasuk yang pernah menerima kredit komersial. Mitra usaha (off-taker) dapat memvalidasi kelompok tani binaannya untuk mempercepat pencairan KUR Khusus. 

    Binaan off-taker yang bertindak sebagai penjamin juga dibebaskan dari agunan tambahan, cukup dengan usaha yang dibiayai sebagai jaminan.

    Kemudian terobosan KUR berikutnya menyasar sektor perumahan untuk mendukung Program Tiga Juta Rumah. UMKM di sisi pasokan seperti developer, kontraktor, dan pedagang material dapat mengakses kredit hingga Rp5 miliar dengan subsidi bunga 5 persen dari pemerintah.

    Pada sisi demand (permintaan) UMKM yang ingin membeli, membangun, atau merenovasi rumah dalam rangka usaha juga mendapat akses pembiayaan murah dengan disediakan plafon pinjaman sampai dengan Rp500 juta dengan bunga berjenjang 6 persen hingga 9 persen per tahun dan tenor sampai dengan 5 tahun.

    "Sektor perumahan memiliki multiplier effect ekonomi yang dahsyat. Setiap rupiah yang masuk akan menghasilkan Rp1,74 output ekonomi. Belum lagi potensi menyerap 13,8 juta tenaga kerja per tahun. Ini bukan sekadar membangun rumah, tapi membangun masa depan ekonomi," jelasnya.

    Untuk itu, pemerintah menambah plafon KUR untuk tahun 2025 sebesar Rp117 triliun di luar plafon yang telah ada. Penambahan plafon tersebut diikuti dengan penambahan anggaran subsidi bunga/subsidi marjin KUR sebesar Rp1,2 triliun.

    Semester pertama 2025 juga mencatatkan prestasi yang membanggakan dalam hal inklusi keuangan. Lebih dari satu juta pelaku usaha mengakses KUR untuk pertama kalinya, sementara setengah juta lainnya berhasil naik kelas atau graduasi. 

    Ini membuktikan KUR bukan sekadar memberi ikan tetapi benar-benar memberikan kail dan mengajarkan cara memancing.

    Sinergi dengan pemda menghasilkan konversi 1,27 juta debitur aktif dari 1,87 juta calon debitur, dengan Maluku Utara, Yogyakarta, dan Sulsel sebagai daerah dengan tingkat konversi tertinggi. 

    Kredit Alsintan juga berkembang dengan 15 bank penyalur, sementara Kredit Industri Padat Karya masih menunggu finalisasi regulasi.

    Untuk menjaga momentum positif, pemerintah menyiapkan subsidi bunga Rp38,28 triliun pada 2025. Dengan kinerja semester I yang kuat, penyaluran KUR diperkirakan melampaui target. 

    Program seperti KUR, Alsintan, dan KIPK bukan hanya memberi modal, tapi juga harapan, menjadikannya tulang punggung pemberdayaan ekonomi menuju Indonesia Emas 2045.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Dian Finka

    Bergabung di Kabar Bursa sejak 2024, sering menulis pemberitaan mengenai isu-isu ekonomi.