KABARBURSA.COM - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jepara optimistis mampu memenuhi target mendapatkan investasi sebesar Rp2 triliun pada 2024.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Jepara Edy Sujatmiko mengatakan keyakinan tersebut didasarkan atas terjaganya iklim kondusif di Jepara.
"Iklim kondusif itu faktor utama yang menjadi magnet investor mau berinvestasi di suatu daerah atau suatu negara. Karena itu saya selalu mengajak masyarakat untuk menjaga kondusivitas ini, kita selalu jaga," kata Edy, kemarin.
Dia meyakini bahwa banyak daya tarik yang membuat para investor ingin berinvestasi.
"Tapi seperti yang saya katakan tadi, kita jaga kondusivitas. Dulu daerah-daerah yang warganya mudah diajak berdemonstrasi sehingga membuat daerah itu dianggap tidak aman untuk berinvestasi. Meski harga lahan di sana murah, tapi investor tidak berani investasi," ujarnya.
Menurut Edy, selain iklim yang kondusif, daya tarik lainnya adalah harga lahan yang terjangkau, tenaga kerja terampil, serta upah minimum kabupaten (UMK) yang masih kompetitif.
"Atas banyaknya daya tarik itu, Jepara menjadi tujuan investasi," terangnya.
Saat ini, lanjut Edy, di Jepara berdiri begitu banyak perusahaan penanaman modal asing (PMA) dan penanaman modal dalam negeri (PMDN), sehingga bisa menyerap ribuan, bahkan belasan ribu tenaga kerja.
"Bahkan saat UMK Jabodetabek dirasa terlalu tinggi dan UMK kita rendah, banyak perusahaan direlokasi ke Jepara. Kita pernah membukukan nilai investasi belasan triliun. Pasca COVID-19, kita masih bisa mendapatkan investasi hingga Rp9 triliun,” tuturnya.
Edy menilai, target yang ditetapkan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) RI terhadap Kabupaten Jepara di angka Rp2 triliun sangat logis. Dia pun optimistis target itu bisa terealisasikan.
Dia pun menceritakan soal cerita unik terkait UMK di Jepara. "Pernah ada beberapa asosiasi pekerja yang minta UMK Jepara jangan dinaikkan, karena mereka khawatir pengusaha lari ke luar kota, sehingga mereka kehilangan pekerjaan,” ungkap Edy.
Pemkab Jepara Dorong UMKM Miliki E-Katalog
Sementara itu, Pemkab Jepara mendukung agar UMKM memiliki e-katalog sehingga dapat terlibat dalam tender pengadaan barang.
Penjabat (Pj) Bupati Jepara Edy Supriyanta menyatakan pihaknya telah melakukan evaluasi kinerja Pengadaan Barang dan Jasa (PBJ) pada semester I tahun 2024.
Dari jumlah tender sebanyak 36 paket dengan nilai Rp34,8 miliar, pihaknya berhasil melakukan efisiensi sebesar Rp2 miliar atau 5,76 persen.
“Untuk pekerjaan non tender di semester I ini sebanyak 175 paket senilai Rp109 miliar, ada efisiensi sebesar Rp179 juta atau 0,42 persen,” katanya saat acara Temu Bisnis antara penyedia lokal dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemkab Jepara, Kamis, 25 Juli 2024.
Selain itu yakni capaian pembelian di toko daring berjumlah 7.081 paket dengan nominal transaksi Rp17,64 miliar dan terdapat 104 penyedia yang diberdayakan.
Bahkan di tahun 2023, Kabupaten Jepara berhasil diganjar penghargaan capaian transaksi terbesar melalui Toko Daring LKPP se-Indonesia.
"Terkait Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Negeri (P3DN). Dari target Penggunaan PDN dalam PBJ Semester I sebesar Rp853 miliar atau 98.96 persen, realisasi yang kami capai adalah sebesar Rp844,6 miliar, atau 98.95 persen,” terangnya.
Edy pun menyampaikan bahwa dalam pengadaan barang jasa, Pemkab Jepara selalu melakukan melalui e-katalog atau toko daring.
Di sisi lain, dia akan mendorong UMKM di Jepara agar masuk dan terdaftar ke dalam e-katalog.
Sementara itu, Hendrar Prihadi selalu Kepala LKPP RI memaparkan pentingnya digitalisasi terutama dalam proses pengadaan barang dan jasa sehingga prosesnya lebih cepat.
Hendi panggilan akrabnya menuturkan, sejak 2019 pemerintah sudah mengembangkan platform e-katalog dan hingga saat ini termutakhir e-katalog sudah versi 6.
"Sejalan dengan instruksi Presiden RI, pengadaan barang jasa nilainya sangat besar sampai Rp1.000 triliun lebih,” ujarnya.
Hendi menjelaskan, digitalisasi dalam pengadaan barang dan jasa ini bertujuan agar penyerapan tenaga kerja baik, ekonomi tumbuh berkembang dan sektor UMKM menggeliat.
Selain itu, digitalisasi dalam pengadaan barang dan jasa akan lebih bersifat transparan, tepat dan efisien.
Hendi pun mengingatkan agar transaksi melalui e-katalog atau toko daring agar penyedia barang dan jasa lebih diprioritaskan adalah masyarakat Jepara.
"Akan lebih indah lagi kalau itu (pengadaan barang dan jasa) bisa dilakukan oleh orang Jepara, sebab akan terjadi perputaran ekonomi di Jepara, ada rekrutmen tenaga kerja, ada pajak daerah masuk ke Jepara dan uang rakyat Jepara kembali digunakan untuk menggerakkan ekonomi Jepara,” tuturnya.
Dia juga mengingatkan pada kondisi sekarang Indonesia sedang memasuki masa bonus demografi, sehingga jumlah penduduk dengan usia produktif mengalami peningkatan signifikan.
Untuk itu, dirinya meminta agar generasi muda yang ada di Jepara untuk didorong mengembangkan kemampuannya sehingga akan menciptakan ketahanan dan sikap kemandirian baik dari segi budaya politik dan ekonomi. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.