Logo
>

Pengamat Beberkan Keuntungan yang Didapat BUMN jika Lakukan IPO

Ditulis oleh Hutama Prayoga
Pengamat Beberkan Keuntungan yang Didapat BUMN jika Lakukan IPO

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dinilai bisa mendapatkan banyak manfaat ketika melakukan Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).

    Pengamat Pasar Modal Wahyu Laksono, mengatakan sejatinya setiap BUMN membutuhkan kinerja yang baik dan transparan hingga keterbukaan yang wajar. Dengan begitu, ia beranggapan betapa pentingnya perusahaan BUMN untuk melakukan IPO.

    "Semakin banyak BUMN go publik, semakin baik pula keuntungan bagi BUMN tersebut," kata Wahyu kepada Kabarbursa.com, Senin, 18 November 2024.

    Wahyu melihat, keuntungan yang akan didapatkan BUMN salah satunya terkait alternatif pendanaan. Sebab, semakin besar dan bagus perusahaan BUMN di posisi pasar saham, maka hal ini juga akan memberikan dampak positif bagi bursa.

    "Tentunya, dengan keterlibatan investor dan masyarakat kita secara umum. Potensi pendanaan sesungguhnya sangat besar di Indonesia," jelas dia.

    Di sisi lain, Wahyu menilai, cukup penting bagi bursa memiliki investasi korporasi yang sehat dan terbuka, yang melibatkan banyak dana masyarakat.

    "Dan sangat penting sesungguhnya investasi di bursa bagi publik, sesuatu yang masih sangat potensial karena sangat lemahnya literasi finansial masyarakat," ujarnya.

    Sebagaimana diketahui, hingga saat ini tercatat sebanyak 37 perusahaan BUMN sudah melantai di Bursa Efek Indonesia, di antaranya 14 BUMN dan 23 anak perusahaan.

    Akan tetapi sampai dengan November 2024 ini, belum ada lagi perusahaan pelat merah yang mencatatkan namanya di Bursa Efek Indonesia.

    BEI Optimis Stabilitas Politik Tingkatkan IPO di 2025

    Sebelumnya diberitakan, Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman, optimis bahwa stabilitas politik yang mulai terbentuk akan meningkatkan minat perusahaan untuk melakukan Initial Public Offering (IPO) di pasar modal Indonesia pada tahun 2025.

    Dalam upaya meningkatkan minat IPO, BEI telah bekerja sama dengan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), meluncurkan program Create IPO bersama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), serta mengadakan program IPO untuk Small and Medium Enterprises (SME) dengan Kementerian Koperasi dan UKM.

    “Stabilitas politik ini adalah salah satu faktor yang membuat perusahaan cenderung bersikap ‘wait and see’ sebelum melaksanakan IPO di 2024. Kami berharap ini akan berdampak positif pada peningkatan jumlah IPO di 2025,” ujar Iman dalam Konferensi Pers Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) BEI di Jakarta, Rabu 23 Oktober 2024.

    Iman menambahkan bahwa proses IPO harus melewati tahapan seleksi yang ditetapkan oleh BEI, salah satunya adalah aspek keberlanjutan (sustainability) perusahaan. Pada tahun ini, BEI mencatat bahwa 70 persen perusahaan yang mendaftar berhasil melewati proses IPO, sementara 30 persen lainnya belum memenuhi persyaratan yang ditetapkan.

    “Sebanyak 30 persen perusahaan ini kami harapkan bisa memperbaiki dokumen atau kondisi perusahaan mereka, karena bagi BEI, keberlanjutan perusahaan sangat penting,” kata Iman.

    Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, menambahkan bahwa hingga saat ini, total pencatatan efek mencapai 467, atau 137 persen dari target 340 efek sepanjang 2024. Pencatatan tersebut meliputi saham, obligasi, Exchange Traded Fund (ETF), Dana Investasi Real Estate (DIRE), Dana Investasi Infrastruktur (DINFRA), Efek Beragun Aset (EBA), dan Waran Terstruktur.

    “Artinya, pencapaian kita hingga hari ini sudah mencapai 137 persen,” jelas Nyoman.

    Untuk tahun 2025, BEI menargetkan total pencatatan efek mencapai 407 dari seluruh instrumen tersebut.

    Jumlah Investor Meningkat di Awal November 2024

    Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan, pertumbuhan jumlah investor di Indonesia hingga November 2024 mencapai 2,21 juta Single Investor Identification (SID). Dengan begitu, total SID saat ini telah mencapai lebih dari 14 juta.

    Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan, Derivatif dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menjelaskan, dari penambahan tersebut, sebesar 55 persen di antaranya merupakan investor berusia muda di bawah 30 tahun. Catatan positif itu, lanjut dia, mencerminkan masih tingginya minat dan juga kepercayaan dari masyarakat terhadap pasar modal Indonesia.

    Selain itu, Inarno mengungkapkan, per 6 November 2024 pula Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)  mencatatkan peningkatan sebesar 1,53 persen.

    “Sehingga year to date itu indeks sudah mencapai di angka 7.383,” kata dia dalam acara Capital Market Summit & Expo 2024 (CMSE 2024) di Jakarta pada Kamis, 7 November 2024.

    Kapitalisasi pasar Indonesia juga mengalami pertumbuhan yang signifikan. Inarno menyebut, per 6 November 2024 kapitalisasi telah mencapai Rp12.356 triliun rupiah.

    “Ini menunjukkan kenaikan yang mencerminkan minat dan kepercayaan investor, baik domestik maupun asing terhadap potensi ekonomi Indonesia,” ujarnya.

    Lanjut dia, OJK terus berupaya menjaga stabilitas pasar modal dengan menjalin sinergi dan juga kerja sama yang kuat dengan pemerintah dan juga stakeholder terkait dalam rangka meningkatkan literasi yang pertama dan inklusi keuangan.

    “Selanjutnya, OJK terus meningkatkan pengawasan dan juga penegakan hukum, yang ketiga adalah meningkatkan kerja sama dengan pemangku kepentingannya yaitu untuk memperkuat pertumbuhan dan juga keberlanjutan pasar modal,” sebut dia.

    Dan yang terakhir, OJK mengeluarkan berbagai kebijakan yang berorientasi pada penguatan kewenangan untuk menjaga volatilitas, peningkatan variasi produk, dan juga perlindungan investor.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Hutama Prayoga

    Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

    Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.