Logo
>

Perbandingan Penurunan IKK di Sektor Otomotif: Tahun 1998 VS 2024

Ditulis oleh Citra Dara Vresti Trisna
Perbandingan Penurunan IKK di Sektor Otomotif: Tahun 1998 VS 2024

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – Pengamat otomotif Yannes Martinus Pasaribu mengungkapkan penurunan indeks kepercayaan konsumen (IKK) yang berpengaruh ke sektor otomotif juga pernah terjadi pada tahun 1998.

    Namun, menurutnya dampak yang ditimbulkan dari penurunan IKK beberapa tahun ini adalah yang terpanjang jika dibandingkan dengan yang pernah terjadi pada tahun 1998.

    “Krisis moneter 1998 jadi salah satu peristiwa paling signifikan yang berdampak besar kepada industri otomotif Indonesia,” kata Yannes kepada Kabarbursa.com, Senin, 14 Oktober 2024.

    Penurunan indeks kepercayaan konsumen tahun 1998 terjadi karena penurunan nilai tukar rupiah terhadap dolar. Perekonomian Indonesia ambruk karena rupiah jeblok dan dolar menguat.

    Nilai tukar dolar yang awalnya Rp2.500-an per 1USD menjadi Rp16 ribuan. Hal ini berimbas kepada penurunan daya beli masyarakat secara drastis. Pelemahan nilai tukar rupiah menaikkan harga barang, termasuk produk otomotif.

    Perusahaan pembiayaan pun semakin selektif dalam memberikan kredit untuk membiayai kendaraan baru. Hal ini membuat penjualan mobil anjlok drastis.

    “Penurunan penjualan mobil pada krisis 1998 mungkin lebih besar secara presentase. Namun, durasi penurunannya mungkin lebih singkat dibandingkan dengan situasi penurunan saat ini yang juga dipengaruhi oleh pandemi Covid-19,” jelasnya.

    Ketika ekonomi nasional remuk dihajar pandemi, pemerintah sempat mengucurkan bantuan untuk mengerek penjualan kendaraan di Indonesia yang lesu. Salah satu insentif yang diberikan adalah penerapan pajak penjualan atas barang mewah ditanggung pemerintah (PPnBM DTP) selama beberapa tahun untuk membuat sektor otomotif kembali bergairah. PPnBM DTP tersebut masuk ke dalam program penanganan pandemi Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional (PC-PEN) pada tahun 2022.

    Melalui insentif ini, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mengklaim kebijakan ini berhasil mendorong penjualan kendaraan roda empat hingga sebesar 113 persen pada periode Maret-Desember 2022 jika dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

    Insentif PPnBM DTP diberikan pada segmen mobil baru dengan minimal local purchase 80 persen untuk mobil baru yang masuk kategori kendaraan bermotor roda empat hemat energi dan harga terjangkau. PPnBM juga diberikan kepada mobil baru bermesin 1.500 cc dengan harga on the road Rp200-250 jutaan.

    Penjualan Mobil di Indonesia

    Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil secara wholesales (dari pabrikan ke dealer) pada bulan September 2024 sebesar 72.667 unit atau turun sebesar 4,8 persen dibandingkan dengan bulan Agustus 2024 yang mencapai 76.304 unit.

    Jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya, penjualan mobil turun lebih besar, yakni sebesar 9,1 persen. Sementara penjualan mobil nasional secara kumulatif pada Januari-September 2024 mencapai 633.218 atau turun sebesar 16,2 persen.

    Sedangkan penjualan mobil nasional secara sales (dari dealer ke konsumen) pada bulan September 2024 tercatat sebesar 72.336 unit atau turun sebesar 5,8 persen dibanding bulan sebelumnya.

    Jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2023, penjualan mobil turun sebesar 10,6 persen. Pada bulan September 2023, penjualan mencapai 80.984 unit. Sedangkan untuk penjualan kumulatif periode Januari-September 2024 sebesar 657.223 unit atau turun sebesar 11,9 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

    Mendongkrak Penjualan Mobil

    Yannes menuturkan, penyelesaian masalah penurunan indeks kepercayaan konsumen yang berpengaruh kepada sektor otomotif perlu penanganan yang kompleks.

    “Secara logika, hal yang dapat dipertimbangkan untuk mengatasi penurunan penjualan di sektor otomotif, terutama dalam konteks tantangan geopolitik dan ekonomi yang tidak stabil perlu strategi yang kompleks,” ujarnya.

    Menurutnya, tidak ada solusi tunggal untuk mengatasi kompleksitas masalah perekonomian di Indonesia yang masih terus bergulir.

    “Para pihak tentunya harus mulai belajar berkolaborasi untuk melakukan analisis data secara mendalam untuk memahami perilaku konsumen dan tren pasar,” ujarnya.

    Hal yang tidak kalah penting untuk dilakukan, lanjut dia, adalah mempersiapkan diri dalam beradaptasi dengan perubahan kondisi pasar yang begitu cepat. Menurutnya, hal ini perlu dilakukan untuk menciptakan berbagai solusi inovatif yang mampu menjawab tantangan masa depan yang belum dapat diprediksi arahnya.

    Di lain pihak, akademisi dari Institut Teknologi Bandung itu menyarankan agar produsen untuk lebih memperkuat after sales untuk konsumen. Adapun layanan purna jual yang diberikan meliputi memudahkan konsumen mendapat suku cadang dengan harga yang kompetitif untuk meningkatkan kepercayaan konsumen kepada brand sehingga berimbas kepada penjualan.

    Produsen juga diminta lebih memperdalam riset pasar untuk menentukan kebutuhan konsumen. Tujuan riset ini adalah untuk memastikan produk yang dirilis ke pasar otomotif benar-benar dibutuhkan dan memenuhi ekspektasi konsumen.

    “Membangun kepercayaan konsumen sudah tidak dapat diabaikan lagi. Produsen perlu melakukan riset pasar yang mendalam untuk memahami preferensi konsumen akibat penurunan kepercayaan,” ujarnya.(*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Citra Dara Vresti Trisna

    Vestibulum sagittis feugiat mauris, in fringilla diam eleifend nec. Vivamus luctus erat elit, at facilisis purus dictum nec. Nulla non nulla eget erat iaculis pretium. Curabitur nec rutrum felis, eget auctor erat. In pulvinar tortor finibus magna consequat, id ornare arcu tincidunt. Proin interdum augue vitae nibh ornare, molestie dignissim est sagittis. Donec ullamcorper ipsum et congue luctus. Etiam malesuada eleifend ullamcorper. Sed ac nulla magna. Sed leo nisl, fermentum id augue non, accumsan rhoncus arcu. Sed scelerisque odio ut lacus sodales varius sit amet sit amet nibh. Nunc iaculis mattis fringilla. Donec in efficitur mauris, a congue felis.