KABARBURSA.COM - PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) sedang mencari mitra strategis untuk mempercepat pengembangan bisnis data center melalui segmen Business to Business (B2B) Telkom Group, NeutraDC.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Telkom, Heri Supriadi mengatakan dengan menggandeng mitra strategis diyakini dapat membantu Telkom mengakselerasi pertumbuhan pembangunan data center seperti yang direncanakan.
"Serta membawa know how dalam operasional dan strategi," kata Heri Supriadi dalam Public Expose Live 2024, Senin, 26 Agustus 2024.
Dia jelaskan, NeutraDC berinovasi untuk memenuhi kebutuhan penyimpanan dan pemrosesan data yang semakin meningkat, terutama dengan berkembangnya penggunaan kecerdasan buatan (Artificial Intelligent/AI).
NeutraDC saat ini berencana menambah kapasitas Data Center sebesar 18 megawatt di Cikarang. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan data center tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga di kawasan Asia.
Kata Heri lagi, kemitraan strategis ini akan menjadi pendorong utama dalam mempercepat pembangunan dan operasional data center, sekaligus memperkuat posisi Telkom di pasar regional.
"Dengan begitu, kami dapat memiliki model operasional yang lebih efisien dan kapabilitas yang lebih kompetitif," jelas Heri.
Selain mendorong pengembangan data center, Telkom juga tengah membangun hyperscale data center baru di Batam yang ditargetkan rampung pada akhir tahun depan.
Heri menegaskan, pihaknya pada tahun 2030 akan menguasai sekitar 15-20 persen pangsa pasar domestik untuk data center, didorong oleh permintaan yang terus meningkat baik dari dalam negeri maupun regional, seperti Singapura.
Dengan proyeksi total permintaan di Indonesia yang mencapai antara 1,6 hingga 2 gigawatt, Heri menekankan bahwa Indonesia memiliki potensi besar sebagai salah satu pasar data center terbesar di Asia Tenggara.
Lanjutnya, dengan kemitraan strategis yang kuat dan berbagai inisiatif yang dijalankan, dia berharap akan dapat memperluas akses ke pasar data center global dan memperkuat posisi Telkom sebagai pemain dominan di Indonesia dan kawasan regional.
Pasar Data Tumbuh Pesat
Permintaan pasar akan data center di Indonesia diperkirakan tumbuh sangat pesat dengan proyeksi mencapai 1.576 Mega Watts (MW) hingga 2030.
Untuk bisa memanfaatkan ceruk bisnis tersebut, PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) menyiapkan NeutraDC sebagai anak usaha baru penyedia layanan data center berkategori hyperscale hingga edge.
"Sebagai upaya untuk menangkap pangsa pasar hyperscale tersebut, saat ini NeutraDC sedang mempercepat proses pembangunan hyperscale data center yang pertama di Cikarang," kata Direktur Wholesale & International Service Telkom Bogi Witjaksono beberapa waktu lalu.
NeutraDC akan menyediakan infrastruktur data center yang memadai dengan jaminan keamanan super ketat hingga 8 layer, serta didesain mampu beroperasi dengan standar global bersertifikasi Uptime Tier III & IV.
"Dengan dukungan infrastruktur Telkom, NeutraDC menawarkan layanan connectivity andal dengan cakupan terluas dan terbesar di Indonesia," kata Bogi.
Selain itu, kehadiran layanan Internet Exchange (IX) dan Seamless DC akan menambah keragaman ekosistem data center yang lengkap.
"Harapannya, ke depan NeutraDC akan menjadi data center provider yang akan mendorong percepatan digitalisasi pelanggan serta mendukung akselerasi ekonomi digital nasional atau pun global,” lanjutnya.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) Reza Priyambada menilai ekspansi bisnis yang dilakukan Telkom merupakan hal yang positif.
Menurut dia, hadirnya perusahaan nasional yang andal dalam menyediakan layanan data center tentu akan membuat perusahaan-perusahaan calon klien menjadi nyaman dan aman dalam menyimpan data base mereka.
"Saya melihatnya hal yang positif, karena berbagai data dan dokumen tentunya akan dihasilkan oleh berbagai macam perusahaan. Dan, berbagai macam perusahaan tersebut tentunya membutuhkan media penyimpanan data yang aman. Kalau semua data-data disimpan di Google Drive, tapi Google punya luar (asing). Khawatir bisa diretas maupun di akses pihak luar," jelas Reza.
Rasio Dividen Telkom
Dari sesi lainnya, Heri membeberkan jumlah dividen rasio yang akan dibagikan Telkom sepanjang tahun ini. Menurutnya, guidance dividen pay-off ratio Telkom adalah berkisar antara 70 hingga 80 persen dari laba bersih.
"Kami fokus untuk mempertahankan kenaikan dividen. Kami akan menyeimbangkan dividen dengan kebutuhan ekspansi dan investasi Telkom, kinerja perusahaan, serta kondisi pasar dan aspirasi pemegang saham," ujar Heri.
Sebelumnya, sepanjang 2023, Telkom telah membagikan dividen sebesar Rp17,28 triliun, dengan nilai per sahamnya setara Rp178,5. Angka dividen itu memiliki payout ratio sekitar 72 persen dari laba bersih 2023, yang sebesar Rp24,5 triliun, sekaligus menjadi yang tertinggi sejak 2021. (*)