Logo
>

Perdagangan Luar Negeri China Naik 6 Persen, ASEAN Tetap Jadi Mitra Terbesar

Ditulis oleh Moh. Alpin Pulungan
Perdagangan Luar Negeri China Naik 6 Persen, ASEAN Tetap Jadi Mitra Terbesar

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Selama delapan bulan pertama tahun ini, perdagangan luar negeri China terus menunjukkan ketangguhan meski dihadapkan pada tantangan global yang tak sedikit. Data terbaru yang dirilis oleh Administrasi Umum Kepabeanan China (General Administration of Customs/GAC) pada Selasa, 10 September 2024, mengungkapkan volume perdagangan barang China dalam yuan tumbuh sebesar 6 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).

    Dalam periode Januari hingga Agustus, ekspor dan impor China masing-masing naik 6,9 persen dan 4,7 persen. Jika diukur dalam dolar AS, total perdagangan barang luar negeri China mencapai 4,02 triliun dolar AS, mengalami kenaikan 3,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Ekspor dalam dolar AS tumbuh 4,6 persen, sementara impor naik 2,5 persen.

    Selama periode ini, surplus perdagangan China juga mencatat pertumbuhan yang signifikan, meningkat 11,2 persen menjadi 608,49 miliar dolar AS. Menurut Direktur Departemen Statistik dan Analisis GAC, Lyu Daliang, peningkatan perdagangan ini tak lepas dari tingginya permintaan baik di pasar domestik maupun internasional.

    "Pemulihan ekonomi China sejak awal tahun ini berperan penting dalam mendorong pertumbuhan ekspor dan impor global," kata Lyu.

    Dari sisi mitra dagang, ASEAN kembali menjadi mitra perdagangan terbesar China, dengan nilai perdagangan bilateral mencapai 4,5 triliun yuan, naik 10 persen dibandingkan tahun lalu. ASEAN berkontribusi sebesar 15,7 persen dari total perdagangan luar negeri China. Di posisi kedua, Uni Eropa (UE) mencatat nilai perdagangan sebesar 3,72 triliun yuan, diikuti Amerika Serikat dengan 3,15 triliun yuan, dan Korea Selatan dengan 1,51 triliun yuan.

    Di sisi lain, perdagangan barang China dengan negara-negara yang terlibat dalam proyek Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra meningkat 7 persen menjadi 13,48 triliun yuan selama delapan bulan pertama 2024.

    Produk mekanik dan elektronik masih mendominasi ekspor China, menyumbang hampir 60 persen dari total nilai ekspor. Ekspor peralatan dan komponen pemrosesan data otomatis, misalnya, naik 11,6 persen. Ekspor sirkuit terintegrasi (IC) juga melonjak 24,8 persen, sementara ekspor otomotif tumbuh 22,2 persen.

    Wilayah barat China menunjukkan pertumbuhan paling tinggi dalam perdagangan luar negerinya, mencatatkan kenaikan sebesar 10,1 persen selama periode yang sama. Ini jauh melampaui pertumbuhan di wilayah timur (6,7 persen) dan timur laut (2,2 persen). Pertumbuhan di wilayah barat ini didorong oleh ekspor produk berteknologi tinggi.

    Perusahaan swasta China juga mencatatkan kinerja yang impresif, dengan volume perdagangan luar negeri mereka tumbuh 10,5 persen. Kontribusi perusahaan-perusahaan ini mencapai 55,1 persen dari total volume perdagangan luar negeri China selama delapan bulan pertama tahun ini.

    Ke depan, China berencana meningkatkan volume serta kualitas perdagangan luar negerinya. Pemerintah berupaya mendorong impor barang berkualitas tinggi, serta membantu perusahaan-perusahaan perdagangan luar negeri untuk mengurangi biaya dan meningkatkan efisiensi, sesuai dengan rencana kerja pemerintah yang telah disusun tahun ini.

    Harga Konsumen Melaju

    Harga konsumen China sepanjang Agustus kemarin melaju kencang dalam setengah tahun ini. Hal tersebut dikarenakan biaya pangan yang lebih tinggi akibat gangguan cuaca. Sementara itu, deflasi harga produsen memburuk akibat Beijing mempertahankan upaya menghidupkan kembali permintaan domestik.

    Perekonomian China memang sedang tidak baik-baik saja, tersendat-sendat di paruh kedua sehingga negeri Tirai Bambu ini tidak dapat meluncurkan lebih banyak kebijakan di tengah penurunan perumahan yang berkepanjangan, pengangguran yang terus menerus, kesulitan utang, dan meningkatnya ketegangan perdagangan.

    Data dari Biro Statistik Nasional (NBS) pada Senin, 9 September 2024, menunjukkan indeks harga konsumen (CPI) naik 0,6 persen dari tahun sebelumnya di periode yang sama, yaitu 0,5 persen pada Juli 2023. Namun, kenaikannya kurang dari 0,7 persen seperti yang diperkirakan dalam jajak pendapat Reuters kepada para ekonom.

    Sementara itu, inflasi berlalu dengan lebih cepat karena kenaikan harga hasil pertanian akibat cuaca ekstrem yang sangat menyengat, serta banjir bandang yang banyak memakan korban. Hal ini pada akhirnya mendorong kenaikan harga pangan sebesar 2,8 persen per tahun pada Agustus, dari hasil yang tidak berubah pada Juli. Sementara indlasi nonpangan sebesar 0,2 persen menurun dari 0,7 persen pada Juli 2024.

    Indeks inflasi konsumen naik 0,4 persen per bulan, lebih rendah dibandingkan kenaikan 0,5 persen pada Juli, dan juga tidak memenuhi ekspektasi ekonom sebesar 0,5 persen. Sementara itu, mantan Gubernur Bank Sentral China, Yi Gang, memberikan pernyataan tegas di Bund Summit, Shanghai, mendesak tindakan untuk mengatasi tekanan deflasi yang semakin menguat.

    Kampanye nasional untuk mengalokasikan USD41 miliar melalui obligasi pemerintah jangka panjang dalam rangka meningkatkan peralatan dan program tukar tambah barang konsumen terbukti kurang efektif. Kepercayaan konsumen masih lemah, terbukti dari penurunan penjualan mobil domestik selama empat bulan berturut-turut hingga Juli.

    Perlambatan aktivitas ekonomi ini mendorong perusahaan pialang global untuk menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi China pada 2024, di bawah target resmi sekitar 5 persen. Di tengah situasi ini, seorang pejabat bank sentral menyatakan bahwa China masih memiliki ruang untuk menurunkan cadangan tunai yang harus disimpan bank sebagai langkah stimulus.

    Indeks harga produsen (PPI) pada Agustus mencatat penurunan 1,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya, penurunan terbesar dalam empat bulan terakhir. Ini lebih buruk dari penurunan 0,8 persen pada Juli dan melampaui perkiraan penurunan sebesar 1,4 persen.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Moh. Alpin Pulungan

    Asisten Redaktur KabarBursa.com. Jurnalis yang telah berkecimpung di dunia media sejak 2020. Pengalamannya mencakup peliputan isu-isu politik di DPR RI, dinamika hukum dan kriminal di Polda Metro Jaya, hingga kebijakan ekonomi di berbagai instansi pemerintah. Pernah bekerja di sejumlah media nasional dan turut terlibat dalam liputan khusus Ada TNI di Program Makan Bergizi Gratis Prabowo Subianto di Desk Ekonomi Majalah Tempo.

    Lulusan Sarjana Hukum Universitas Pamulang. Memiliki minat mendalam pada isu Energi Baru Terbarukan dan aktif dalam diskusi komunitas saham Mikirduit. Selain itu, ia juga merupakan alumni Jurnalisme Sastrawi Yayasan Pantau (2022).