KABARBURSA.COM - Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyampaikan jika perdagangan antara Indonesia dan Guyana mengalami pertumbuhan pada semester I 2025.
Pada paruh pertama 2025, perdagangan Indonesia dan Guyana mencapai USD2,7 juta, tumbuh sebesar 46,20 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
Kinerja ekspor Indonesia ke Guyana juga menunjukkan peningkatan signifikan pada semester I 2025, yang tercatat USD2,7 juta atau tumbuh 62,25 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
Produk peralatan rumah tangga dan furnitur plastik (HS 392410) asal Indonesia telah beredar di pasar Guyana sejak 2022. Pada Januari–Juni 2025, nilai ekspor produk tersebut dari Indonesia ke Guyana tercatat sebesar USD17 ribu dan pada 2024 Indonesia masih menempati posisi ke-9 sebagai pemasok produk ini ke Guyana.
Terbaru, Kemendag melepas ekspor peralatan rumah tangga dari plastik yang diproduksi PT Benteng Mas Persada (BMP) ke Guyana senilai USD23 ribu atau setara Rp374 juta.
Terdapat 4.432 jenis produk yang diekspor seperti piring, mangkuk, gelas, ember, dan toples dengan volume pengiriman mencapai 70 meter kubik (cbm).
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Fajarini Puntodewi mengatakan ekspor perdana PT BMP membuktikan ada pasar potensial di negara-negara yang selama ini kurang menjadi tujuan ekspor Indonesia.
"Dalam hal ini, produk rumah tangga Indonesia mampu memenuhi permintaan buyer dari Guyana,” ujar dia dalam keterangannya, Sabtu, 16 Agustus 2025.
Ia berharap keberhasilan ini dapat memotivasi para eksportir lain untuk mengeksekusi peluang di pasar-pasar baru. Dirinya menyebut, ekspor ke Guyana ini bukan hanya pencapaian bagi perusahaan, tetapi juga kontribusi nyata dalam mendiversifikasi tujuan ekspor Indonesia.
"Karakteristik peralatan rumah tangga plastik adalah permintaannya yang stabil, tidak hanya di sektor rumah tangga, tetapi juga di sektor hospitality dan ritel. Keberhasilan ini bisa menjadi pelajaran berharga bagi kita semua,” terang Puntodewi.
Puntodewi menyampaikan, Indonesia melihat Guyana sebagai pasar nontradisional yang berpotensi digarap lebih besar. Terlebih lagi, keberhasilan masuk ke pasar Guyana dapat ikut memperkuat posisi Indonesia di Amerika Selatan.
“Pelepasan ekspor dari Surabaya ini menjadi simbol semangat untuk terus menguatkan perdagangan Indonesia di pasar global, khususnya ke negara-negara baru yang strategis di Amerika Selatan,” lanjutnya.(*)