KABARBURSA.COM – Di tengah tekanan likuiditas global dan dinamika ekonomi, PT Bank Permata Tbk (Permata Bank) memilih langkah hati-hati dalam memperluas penyaluran kredit.
Meskipun mencatat pertumbuhan pinjaman 5,4 persen secara tahunan (YoY) menjadi Rp158,9 triliun hingga akhir September 2025, bank ini tetap menekankan prinsip kehati-hatian dan pengelolaan neraca yang seimbang untuk menjaga likuiditas tetap sehat.
Dalam laporan kinerja sembilan bulan pertama 2025, Permata Bank mencatat rasio loan to deposit (LDR) sebesar 80,9 persen. Angka tersebut menunjukkan bank masih memiliki ruang ekspansi, namun memilih mempertahankan posisi aman di tengah kondisi global yang belum stabil.
Total aset bank juga tumbuh 5,7 persen YoY menjadi Rp269,3 triliun, sementara simpanan nasabah naik 6,9 persen menjadi Rp195,9 triliun.
Dari sisi komposisi pendanaan, pertumbuhan dana murah (current account saving account/CASA) menjadi salah satu penopang utama, naik 17,3 persen YoY.
Rasio CASA Bank meningkat menjadi 60,5 persen, dibandingkan 55,1 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan ini turut membantu bank menjaga biaya dana tetap terkendali di tengah kenaikan suku bunga acuan secara global maupun domestik.
Direktur Utama Permata Bank, Meliza M. Rusli menyebut, pencapaian selama sembilan bulan pertama 2025 menjadi fondasi penting bagi tahapan pertumbuhan berikutnya.
“Kinerja positif Permata Bank sepanjang sembilan bulan ini menjadi landasan penting bagi perjalanan Bank menuju fase pertumbuhan selanjutnya. Pencapaian ini mencerminkan ketangguhan dan komitmen kami untuk terus tumbuh secara sehat dan berkelanjutan,” ujar Meliza dalam keterangan tertulis, dikutip Rabu, 29 Oktober 2025.
Dalam pernyataannya, Meliza juga menekankan pentingnya pengelolaan risiko dan efisiensi belanja agar strategi pertumbuhan tetap sejalan dengan prinsip kehati-hatian.
“Dengan fundamental yang kuat, dukungan penuh dari Bangkok Bank, serta kepercayaan nasabah yang terus meningkat, mendorong kami untuk memperkuat fondasi bisnis yang sehat, memperdalam hubungan dengan nasabah, dan memperkuat posisi sebagai Bank pilihan utama di setiap segmen,” ujarnya.
Selain menjaga keseimbangan antara ekspansi dan risiko, Permata Bank juga mencatat kualitas kredit yang tetap terjaga. Rasio kredit bermasalah bruto (gross NPL) stabil di level 2,1 persen, sementara loan at risk (LAR) turun menjadi 7,0 persen dari 8,0 persen pada periode yang sama tahun lalu.
Bank juga membentuk coverage ratio yang memadai dengan NPL Coverage sebesar 351 persen dan LAR Coverage sebesar 107 persen untuk mengantisipasi potensi penurunan kualitas kredit.
Kondisi likuiditas bank tetap kuat dengan liquidity coverage ratio (LCR) rata-rata mencapai 292,9 persen dan net stable funding ratio (NSFR) sebesar 132,9 persen hingga akhir kuartal III 2025.
Jumlah ini jauh di atas ketentuan minimum yang berlaku. Angka tersebut menunjukkan kapasitas bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendek maupun menjaga stabilitas pendanaan jangka panjang.
Dengan posisi permodalan yang kuat dengan rasio capital adequacy ratio (CAR) sebesar 35,0 persen dan common equity tier-1 (CET-1) 26,8 persen, Permata Bank menegaskan fokus pada pertumbuhan yang berimbang antara ekspansi kredit dan manajemen risiko. Langkah ini sekaligus menjadi strategi untuk menjaga ketahanan terhadap potensi gejolak di sektor keuangan global. (*)