Logo
>

Pertamina Gandeng Perusahaan Brasil Fluxus, Berikut Tujuannya

Pertamina teken MoU dengan Fluxus Holding S.A. asal Brasil untuk kerja sama energi rendah karbon, dorong ketahanan energi nasional dan transisi hijau.

Ditulis oleh Harun Rasyid
Pertamina Gandeng Perusahaan Brasil Fluxus, Berikut Tujuannya
Pertamina rampungkan MoU dengan Fluxus Holding S.A. asal Brasil untuk kerja sama energi rendah karbon. Foto: dok. Pertamina

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – PT Pertamina (Persero) terus melakukan langkah strategis dalam mempercepat ketahanan energi nasional. 

    Terbaru, Pertamina telah merampungkan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) dengan Fluxus Holding S.A. yakni perusahaan energi asal Brasil.

    Kolaborasi Pertamina dan Fluxus Holding S.A. bertujuan untuk menjajaki kerja sama di sektor energi, serta pengembangan energi rendah karbon. 

    Penandatanganan MoU ini disaksikan langsung oleh Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto dan Presiden Republik Federasi Brasil Luiz Inácio Lula da Silva di Istana Negara, Jakarta, pada Kamis, 23 Oktober 2025. 

    Kerja sama tersebut, juga menjadi bagian dari kunjungan kenegaraan Presiden Lula da Silva ke Indonesia dan menandai babak baru hubungan bilateral Indonesia-Brasil, khususnya dalam membangun kemitraan di bidang energi yang tetap memperhatikan aspek berkelanjutan, serta saling menguntungkan. 

    “Hari ini kita akan menandatangani empat persetujuan dan kesepahaman yang cukup penting dan saya berharap ini bukti bahwa kita telah bekerja cepat,” ujar Presiden Prabowo Subianto dikutip dari Siaran Pers Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden, Selasa 28 Oktober 2025. 

    Sementara itu menurut Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Simon Aloysius Mantiri, mengatakan bahwa kemitraan ini menjadi bagian penting dari upaya Pertamina untuk mendukung visi besar pemerintah dalam mewujudkan Asta Cita, khususnya di bidang ketahanan energi nasional.

    “Kami mendukung penuh upaya Pemerintah dalam menjaga ketahanan energi nasional sebagaimana ditargetkan pada visi Asta Cita Pemerintah. Melalui kerja sama ini, Pertamina turut memperkuat kolaborasi antara Indonesia dan Brasil dalam pengembangan energi di Indonesia,” ungkap Simon. 

    Simon kemudian menyebutkan, kerja sama Pertamina dengan Fluxus Holding S.A. mencakup berbagai rencana yakni eksplorasi, pengembangan, dan produksi minyak dan gas (migas), baik di dalam negeri maupun di luar negeri. 

    Sinergi ini lalu diharapkan menjadi langkah awal dalam memperluas peluang investasi lintas negara sekaligus memperkuat diplomasi energi Indonesia di kawasan Amerika Selatan. 

    Pertamina Siapkan Dual Growth Strategy Menuju Energi Hijau 

    Lebih lanjut, Pertamina kini mengimplementasikan strategi pertumbuhan ganda atau Dual Growth Strategy. 

    Fokusnya adalah menjaga performa bisnis minyak dan gas sebagai lini utama sekaligus mempercepat pengembangan energi hijau rendah karbon. 

    Sebagai perusahaan pemimpin transisi energi di Indonesia, Pertamina terus memperluas investasi pada energi baru terbarukan (EBT) dan mendukung target Net Zero Emission 2060. 

    Seluruh langkah bisnis ini dianggap Pertamina sejalan dengan prinsip Environmental, Social & Governance (ESG) serta mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) yang dicanangkan pemerintah. 

    Kontribusi Pertamina Dukung Swasembada Energi Indonesia 

    Pertamina terus mendukung visi Asta Cita dari pemerintahan Presiden Prabowo Subianto lewat upaya ketahanan dan swasembada energi nasional. 

    Untuk itu, beragam langkah Pertamina telah lakukan, mulai dari peningkatan produksi migas (minyak dan gas) hingga pengembangan energi hijau berkelanjutan. 

    Menurut Simon Aloysius Mantiri, perusahaan tidak hanya berfokus pada profitabilitas, melainkan juga berperan sebagai agen pembangunan nasional (agent of development). 

    “Pertamina memiliki tugas untuk memastikan ketahanan, keterjangkauan, dan keberlanjutan energi. Tidak hanya menjadi entitas bisnis yang mengejar laba, tetapi juga berperan sebagai agen pembangunan,” ujar Simon dalam acara Peringatan Satu Tahun Kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, di Jakarta, dikutip dari keterangan resmi pada Rabu 22 Oktober 2025. 

    Sementara disektor hulu, Pertamina terus mengakselerasi peningkatan produksi migas melalui pemanfaatan teknologi mutakhir dan intervensi sumur eksplorasi. 

    Upaya tersebut menjadi bagian dari strategi meningkatkan cadangan energi sekaligus menjaga keseimbangan produksi nasional. 

    Simon menjelaskan, Pertamina bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) menargetkan produksi minyak mencapai 1 juta barel per hari pada 2029.

    Hingga kini, Indonesia baru memanfaatkan sekitar 65 cekungan eksplorasi dan 20 cekungan produksi dari total 120 cekungan migas yang ada di Tanah Air. 

    “Indonesia masih menyimpan banyak potensi migas. Sebagian besar kini berasal dari kawasan timur dan sudah masuk wilayah laut dalam, sehingga dibutuhkan investasi, teknologi, serta kemitraan dengan perusahaan migas global,” jelas Simon. 

    Kontribusi untuk Negara 

    Simon menambahkan, Pertamina tetap berkontribusi signifikan terhadap pendapatan negara meskipun perusahaan tengah fokus pada transformasi energi. Buktinya hingga Juni 2025, 

    kontribusi Pertamina kepada keuangan negara mencapai Rp225 triliun, melalui pajak, dividen, dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). 

    “Pertamina adalah instrumen strategis untuk pembangunan nasional,” tegas Simon. 

    Ke depan, Pertamina akan terus memperkuat perannya dalam mencapai kemandirian energi nasional, termasuk memperluas eksplorasi dan investasi di wilayah berpotensi tinggi. 

    “Pertamina akan terus melakukan perbaikan dan inisiatif untuk mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada energi,” tutup Simon. (info-bks/*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Harun Rasyid

    Harun Rasyid adalah jurnalis KabarBursa.com yang fokus pada liputan pasar modal, sektor komersial, dan industri otomotif. Berbekal pengalaman peliputan ekonomi dan bisnis, ia mengolah data dan regulasi menjadi laporan faktual yang mendukung pengambilan keputusan pelaku pasar dan investor. Gaya penulisan lugas, berbasis riset, dan memenuhi standar etika jurnalistik.