KABARBURSA.COM – Akses energi di Papua Pegunungan terus diperkuat. Di tengah rintik hujan, pesawat pengangkut BBM berhasil mendarat di Bandara Karubaga.
Pesawat tersebut membawa 5 ribu liter Solar dan 10 ribu liter Pertalite untuk masyarakat di Distrik Kanggime, Tolikara, dan Distrik Balingga, Lanny Jaya.
Solar kemudian diangkut menggunakan mobil menuju Kanggime, sementara Pertalite langsung disalurkan ke Balingga untuk mendukung kebutuhan transportasi dan aktivitas ekonomi warga.
“Di bulan September ini, lembaga penyalur Pertamina sudah bisa melayani masyarakat di Distrik Kanggime dan Distrik Balingga. Hadirnya energi di dua distrik di Papua Pegunungan ini merupakan upaya luar biasa Pertamina Patra Niaga bersama seluruh pihak mulai dari BPH Migas, Pemerintah Daerah, pemilik lembaga penyalur hingga masyarakat sebagai konsumen yang kami layani,” ungkap Executive General Manager (EGM) Pertamina Patra Niaga Regional Papua Maluku, Awan Raharjo lewat keterangan resmi, Kamis 25 September 2025.
Lebih lanjut, distribusi energi ke dua distrik ini bukan perkara mudah. Dari Timika, BBM diterbangkan sekitar 45 menit menggunakan pesawat angkut, lalu menempuh perjalanan darat 2 sampai 3 jam dengan kondisi cuaca yang kerap berubah.
Saat ini, lembaga penyalur 86.990.03 di Kanggime dan 86.995.32 di Balingga resmi menjadi tulang punggung energi lokal. Keduanya diharapkan menjaga keberlangsungan pasokan BBM yang vital bagi roda transportasi dan perekonomian masyarakat.
“Ini merupakan komitmen Pertamina Patra Niaga untuk menjaga ketahanan energi, memastikan akses dan ketersediaan energi, serta energi yang terjangkau hingga ke wilayah terdepan, tertinggal, dan terluar (3T) di seluruh Indonesia. Semoga manfaat hadirnya BBM di dua distrik ini benar-benar dirasakan masyarakat dan dapat memajukan pertumbuhan di daerah tersebut,” tambah Awan.
Masyarakat Rasakan Manfaat
Pemilik lembaga penyalur 86.990.03 Distrik Kanggime, Tendimin Yigibalom, menyambut baik kehadiran energi di daerah pedalaman. Ia menilai distribusi BBM ini langsung berdampak pada kehidupan warga.
“BBM ini akan sangat membantu bagi masyarakat di daerah-daerah pedalaman, manfaatnya langsung dirasakan untuk kegiatan sehari-hari. Ke depan, karena ini penyaluran perdana, kami akan terus berkoordinasi untuk memastikan BBM yang disuplai mencukupi kebutuhan masyarakat baik di Kanggime maupun Lanny Jaya,” jelasnya.
Dengan hadirnya BBM di dua distrik ini, Pertamina mempertegas langkah nyata menjaga pemerataan energi hingga pelosok negeri, sekaligus membuka harapan baru bagi masyarakat Papua Pegunungan untuk tumbuh lebih maju.
Pertamina Ungkap Roadmap Jangka Panjang, Target Produksi Minyak Naik
PT Pertamina (Persero) meluncurkan roadmap atau peta jalan dalam produksi energi untuk tahun 2025 sampai 2029.
Peta jalan Pertamina jangka panjang ini, disusun untuk mendukung program pemerintah menjaga ketahanan energi. Bukan cuma itu, roadmap ini juga demi mewujudkan swasembada energi, sebagaimana visi Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.
Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri mengatakan, Pertamina sebagai bagian dari Danantara Indonesia dan Kementerian BUMN berkomitmen menjaga keberlangsungan energi bagi masyarakat secara menyeluruh.
“Upaya ini diharapkan mampu memaksimalkan nilai tambah serta memberikan manfaat optimal bagi keberlanjutan perusahaan,” ujar Simon dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VI DPR RI di Jakarta, dikutip dari keterangan resmi, Jumat 12 September 2025.
Strategi Pertumbuhan Ganda Pertamina
Wakil Direktur Utama Pertamina, Oki Muraza, menjelaskan bahwa roadmap lima tahun ke depan ini mengusung strategi pertumbuhan ganda atau dual growth strategy, yakni mengoptimalkan bisnis migas eksisting sekaligus mengembangkan bisnis rendah karbon.
Berdasarkan proyeksi Pertamina, perusahaan menargetkan peningkatan signifikan di berbagai lini:
1. Produksi minyak naik dari 560 ribu barel per hari (MBOPD) menjadi 914 MBOPD pada 2029.
2. Produksi gas ditingkatkan dari 2.713 MMSCFD menjadi 3.470 MMSCFD pada 2029.
3. Intake kilang naik dari 315 juta barel menjadi 382 juta barel pada 2029.
4. Penjualan BBM domestik tumbuh dari 72 juta KL menjadi 90 juta KL pada 2029.
5. Jaringan gas rumah tangga (SRT) meningkat dari 67 ribu menjadi 414 ribu sambungan rumah tangga di 2029.
Semua hal tersebut, diproyeksikan untuk mendukung ketersediaan produk BBM di pasar domestik. “Peningkatan intake kilang akan berdampak kepada penyediaan BBM dalam negeri,” jelas Oki.
Fokus Layanan Energi Bersih & Ramah Lingkungan
Selain memenuhi kebutuhan BBM nasional, Pertamina juga memperluas layanan gas industri dan rumah tangga sebagai alternatif energi yang lebih ramah lingkungan. Perluasan jaringan gas diproyeksikan akan membantu masyarakat beralih ke energi bersih dengan harga terjangkau.
Namun, Oki juga mengingatkan bahwa roadmap ini tidak terlepas dari tantangan, termasuk fluktuasi harga minyak mentah dunia yang sangat dipengaruhi kondisi geopolitik global.
“Dengan dukungan stakeholder, Pertamina berkomitmen menjalankan roadmap untuk mencapai target Pemerintah dalam swasembada energi nasional,” tandasnya.
Komitmen Pertamina dalam NZE 2060
Sejalan dengan target pemerintah, Pertamina juga menegaskan komitmennya mencapai Net Zero Emission (NZE) 2060 melalui program-program berkelanjutan. Implementasi prinsip Environmental, Social & Governance (ESG) terus diperkuat di seluruh lini bisnis, selaras dengan kontribusi nyata terhadap pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs).
Dengan roadmap baru ini, Pertamina ingin memastikan ketahanan energi nasional tetap terjaga, sembari bertransformasi menuju bisnis energi yang lebih hijau dan berkelanjutan.
CEO Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE), John Anis, menegaskan pentingnya kolaborasi lintas negara dalam mempercepat transisi energi global. Hal ini disampaikan dalam sesi panel Indonesia-Europe Business Forum (IEBF) di Berlin, Jerman, pada Kamis 4 September 2025.
John menuturkan, Pertamina NRE sebagai subholding Pertamina memiliki mandat strategis untuk memimpin transformasi energi baru dan terbarukan di Indonesia. Misi ini selaras dengan target pemerintah mencapai NZE 2060, dengan tetap menjaga aspek ketahanan energi, keterjangkauan, dan keberlanjutan.
“Transisi energi bukanlah lomba yang bisa dimenangkan sendirian. Dibutuhkan kerja sama lintas negara, lintas sektor, dan lintas teknologi,” ujar John Anis dalam keterangan tertulis, Selasa, 9 September 2025.
Menurutnya, kemitraan dengan investor dan teknologi dari Eropa menjadi peluang besar, tidak hanya dalam penyediaan modal, tetapi juga transfer pengetahuan dan inovasi.
John juga mengungkapkan tiga tiga hal utama yang akan menjadi kunci dalam memperkuat kerja sama Indonesia–Eropa yang juga akan memberi manfaat penuh bagi Indonesia.
Pertama adalah investasi dan inovasi bersama, yaitu bentuk kerjasama dengan konsep investasi bersama, pendanaan konsesional, serta transfer teknologi untuk mengembangkan potensi energi terbarukan di Indonesia, termasuk hidrogen hijau, e-fuels, dan teknologi baterai.
Kedua, pembelian jangka panjang dan jejaring pasar, dimana kepastian pasar melalui kontrak jangka panjang dan akses ke pasar Eropa untuk komoditas hijau seperti hidrogen dan amonia. Kemudian yang ketiga adalah membangun kapasitas bersama, kolaborasi dalam berbagi pengetahuan dan keterampilan, manufaktur, serta riset dan pengembangan agar Indonesia juga menjadi pusat inovasi berkelanjutan.
Selain itu, John juga menekankan pentingnya keseimbangan antara ketahanan energi dan transisi menuju energi rendah karbon. Pertamina NRE, kata dia, menerapkan strategi ganda, yakni tetap mengoptimalkan bisnis energi konvensional sembari mempercepat pengembangan energi baru seperti surya, bioenergi, hidrogen, dan bahan bakar berkelanjutan.
“Pertamina NRE sangat terbuka untuk berkolaborasi dengan mitra Eropa maupun internasional dalam upaya mencapai target NZE tahun 2060. Karena ini semua tidak bisa dilakukan oleh satu pihak saja, mari kita bangun masa depan energi yang lebih bersih dan berkelanjutan bersama,” tutup John Anis.
Sementara itu, Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso menambahkan, Pertamina melalui Pertamina NRE mengembangkan energi transisi di Indonesia, termasuk membangun ekosistem sehingga penggunaan energi transisi dapat dimanfaatkan secara luas.
"Kami mengoptimalisasi energi baru dan terbarukan sebagai energi masa depan, yang akan berdampak untuk penurunan emisi karbon, juga menjaga kelestarian alam dan lingkungan," tambahnya.
Sekadar informasi, Pertamina sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target NZE 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDGs). (info-bks/*)