KABARBURSA.COM - PT Pertamina (Persero) berhasil membukukan kinerja solid sepanjang tahun buku 2024 di tengah tekanan geopolitik dan volatilitas harga minyak global.
Perusahaan energi pelat merah ini mencatatkan pendapatan senilai USD75,33 miliar atau setara Rp1.194 triliun, dengan laba bersih mencapai USD3,13 miliar atau sekitar Rp49,54 triliun.
Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri, mengungkapkan bahwa 2024 bukan tahun yang mudah bagi perseroan. Selain dibayangi fluktuasi harga minyak yang cenderung melemah dibanding tahun sebelumnya, Pertamina juga menghadapi tekanan eksternal berupa gejolak geopolitik global dan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
"Namun, kita patut berbangga bahwa Pertamina mampu menghadapi dinamika tersebut dan tetap menjaga kinerja perusahaan tetap positif. Tentunya hal ini menunjukkan bahwa Pertamina mampu beradaptasi dan memiliki daya tahan yang tinggi sebagai BUMN energi nasional," ujar Simon saat konferensi Pers Capaian Kinerja PT Pertamina (Persero) Tahun 2024 di Graha Pertamina, Jakarta, Jumat 13 Juni 2025.
Simon menjelaskan sepanjang 2024, Pertamina bergerak secara sinergis untuk memperkuat empat aspek utama, seperti availability, accessibility, affordability, dan acceptability. Hal ini sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045 dan misi pembangunan strategis yang berlaku dalam Asta Cita.
Dia merinci dari sisi availability, Simon mengatakan Pertamina sebagai tulang punggung energi nasional telah memberikan kontribusi hulu migas sebesar 69 persen untuk lifting migas dan 37 persen lifting gas nasional. Total produksi migas juga terjaga di atas 1 juta BOPD.
"Namun ke depan, produksi minyak domestik akan terus kita tingkatkan untuk mendukung pencapaian target nasional 1 juta BOPD di tahun 2030 atau lebih cepat. Ini adalah tugas besar bagi Pertamina dan kita semua memegang peranan penting di dalamnya. Bukan hanya untuk menjaga ketahanan energi, tapi juga untuk menjaga kedaulatan energi bangsa," kata dia.
Selanjutnya, di sektor hilir kilang Pertamina juga mampu memenuhi kebutuhan 70 persen BBM nasional. Dia memastikan bahwa Pertamina akan terus mendorong distribusi melalui percepatan penyelesaian proyek-proyek strategis.
"Di sisi pihak masyarakat, kita juga telah melakukan digitalisasi untuk memperkuat rantai suplai dan keandalan aset operasional, termasuk untuk distribusi penyaluran produk PSO subsidi tepat di Pertamina Patra Niaga dengan capaian 100 persen digitalisasi subsidi tepat, produk biosolar, dan LPG 3 kg," jelas dia.
RUPS Umumkan Susunan Direksi Baru
Sementara pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan Tahun Buku 2024 pada hari Kamis, 12 Juni 2025 bertempat di Grha Pertamina, Jakarta, Pertamina mencatatkan kinerja positif sepanjang tahun 2024 baik di bidang finansial maupun operasional. Kinerja kuat tersebut disampaikan
Dari sisi kinerja keuangan, di tahun 2024, Pertamina mencatatkan pendapatan sebesar USD75,33 Miliar atau setara Rp1.194 Triliun, EBITDA senilai USD10,79 Miliar setara Rp171,04 Triliun dan Laba Bersih senilai USD3,13 Miliar atau setara dengan Rp49,54 Triliun.
Fadjar Djoko Santoso, VP Corporate Communication PT Pertamina (Persero) menyampaikan bahwa perusahaan juga terus menunjukkan kinerja positif di berbagai lini bisnis.
Produksi migas Pertamina telah berhasil menembus 1 juta barrel setara minyak, menjadikan Pertamina kontributor 69 persen minyak nasional dan 37 persen gas nasional. Dari sisi kilang, Pertamina juga berhasil menjadi kontributor utama produksi BBM nasional.
"Di tahun 2024 produksi migas terjaga solid di angka 1 juta barrel setara minyak. Selain itu, produksi BBM Kilang Pertamina berhasil memenuhi 70 persen kebutuhan BBM nasional, bahkan kebutuhan avtur dan diesel 100 persen dipenuhi dari kilang domestik,” ujar Fadjar.
Sebagai BUMN, imbuh Fadjar, Pertamina terus memperkuat infrastruktur distribusi energi hingga saat ini lebih dari 15.000 Titik Retail BBM, 260.000 Titik Pangkalan LPG, 6.700 gerai Pertashop dan 573 lokasi BBM Satu Harga tersedia untuk menyalurkan energi ke seluruh pelosok negeri.
Distribusi energi juga disokong pengoperasian 288 kapal. Dari sisi bisnis gas, Pertamina mengoperasikan lebih dari 33.000 Km pipa transmisi dan distribusi gas serta sekitar 820 ribu sambungan jargas.
Sedangkan dari sisi pengembangan bisnis terbarukan, Pertamina juga menjadi kontributor utama bisnis rendah karbon. Pertamina mengelola 13 wilayah kerja geothermal, PLTGU dan PLTS dengan total kapasitas 2.502,12 Megawatt.
Pertamina juga memproduksi biofuel B35, Hydrotreated Vegetable Oil (HVO), Pertamax Green 95 dan proyek Used Cooking Oil (UCO) untuk Sustainable Aviation Fuel (SAF).
“Atas kinerja positif tersebut Pertamina mengucapkan apresiasi dan terima kasih kepada pemerintah, masyarakat dan seluruh pemangku kepentingan yang telah menjadi pelanggan setia dan pendukung perusahaan. Pertamina terus berkomitmen sebagai salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi nasional di seluruh Indonesia,” ucap Fadjar.
Fadjar menambahkan kontribusi Pertamina kepada penerimaan negara juga terus meningkat. Sepanjang 2024, kontribusi Pertamina sebesar Rp 401,73 triliun baik dari pajak, PNBP maupun dividen.
“Pada tahun 2024, total penyerapan produk dalam negeri (PDN) senilai Rp415 triliun yang memberikan multiplier effect penyerapan tenaga kerja sebanyak 4,1 juta orang dan peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) Rp702 Triliun yang berkontribusi terhadap peningkatan GDP tahun 2024,” tandas Fadjar. (*)