KABARBURSA.COM - PT Pertamina International Shipping (PIS) mencatat penambahan enam kapal tanker baru sepanjang semester pertama tahun 2024. Langkah ini diambil untuk mempercepat transisi energi.
Direktur Asosiasi Ekonomi dan Politik Indonesia (AEPI), Salamudin Daeng, mengatakan pembelian kapal-kapal tersebut didanai oleh utang negara dengan nominal yang cukup besar. "Pertamina Perkapalan merupakan sub holding Pertamina yang sangat agresif dalam pembelian kapal tanker, semuanya didanai dengan utang yang sangat besar," kata Salamudin, Senin, 23 September 2024.
Menurutnya, PIS memperoleh pendanaan sebesar USD185 juta untuk investasi kapal dan infrastruktur terminal liquefied petroleum gas (LPG), dengan sumber dana berasal dari perbankan nasional dan internasional, termasuk SMBC, BNI, Bank Mandiri, BTPN, Mizuho, dan MUFG.
Salamudin juga mengungkap, pada 2021, PIS telah menambah utang sebesar USD134 juta untuk membeli dua kapal Very Large Crude Carrier (VLCC), yang menjadi investasi kapal tanker minyak terbesar dalam satu dekade terakhir di PT Perkapalan Indonesia Pertamina.
Utang besar PIS terlihat dari total pinjaman sindikasi sebesar USD750 juta dalam dua tahun terakhir, atau setara dengan Rp12 triliun. Jumlah ini digunakan untuk memperkuat armada yang kini mengoperasikan 869 kapal, terdiri dari 95 kapal milik sendiri, 315 kapal sewaan, dan 459 kapal pendukung.
Lebih lanjut, Salamudin menilai fokus anak perusahaan Pertamina kini terpecah dalam mengejar target keuntungan masing-masing. Perlombaan utang pun dinilainya wajar di antara sub holding Pertamina. "Utang PIS ke depan akan bergantung pada penilaian lembaga pemeringkat," ujarnya.
Dia juga menyoroti penambahan kapal tanker PIS yang kemungkinan besar digunakan untuk mendukung impor minyak, mengingat produksi minyak nasional hanya mencukupi 40 persen dari kebutuhan domestik. "Tidak mungkin kapal-kapal baru ini untuk mendukung ekspor minyak. Jadi, pembelian kapal bisa dikatakan untuk impor," tegas Salamudin.
Selain itu, PIS juga tengah memodernisasi 130 kapal tanker dalam tujuh tahun ke depan sebagai bagian dari komitmen menghadapi tantangan transisi energi global. "Kami berencana untuk memperbarui dan memodernisasi lebih dari 130 kapal dalam tujuh tahun ke depan," ujar Direktur Utama PIS Yoki Firnandi.
Dua Kapal Tanker Raksasa
PIS sebelumnya telah menambah dua kapal tanker gas raksasa bertipe Very Large Gas Carrier (VLGC) untuk memperkuat armadanya di Asia Tenggara. Kapal baru bernama Pertamina Gas Caspia dan Pertamina Gas Dahlia ini akan digunakan untuk mengangkut LPG serta produk petrokimia seperti propylene dan amonia di jalur perdagangan internasional.
Dua VLGC tersebut diproduksi di galangan kapal Hanhwa Ocean, Korea Selatan, dengan panjang mencapai 300 meter dan kapasitas angkut 91.000 meter kubik. Peluncurannya berlangsung di galangan Hanhwa - Okpo Shipyard, Korea Selatan, dan dihadiri oleh sejumlah pejabat, termasuk Sekretaris Kementerian BUMN Rabin Indrajad Hattari serta beberapa pimpinan PIS.
Sekretaris Kementerian BUMN, Rabin Indrajad Hattari, mengatakan kehadiran VLGC ini diharapkan dapat memperkuat distribusi energi dan industri maritim Indonesia. "VLGC ini merupakan bentuk kolaborasi internasional dan komitmen mendukung ketahanan energi Indonesia," ujarnya dalam keterangan resmi Pertamina, Kamis, 9 Mei 2024, lalu.
Kedua kapal ini, menurut Rabin, akan berperan dalam distribusi LPG yang digunakan untuk kebutuhan industri dan rumah tangga. Ia juga menambahkan, keberadaan kapal baru ini sejalan dengan upaya modernisasi armada maritim Indonesia.
Sementara itu, CEO PIS, Yoki Firnandi, menyampaikan bahwa dengan penambahan dua kapal VLGC ini, PIS kini memiliki total tujuh kapal VLGC. "Penambahan ini juga menunjukkan komitmen PIS dalam mendukung transisi energi dan bisnis yang berkelanjutan," kata Yoki.
Pertamina Gas Caspia dan Pertamina Gas Dahlia akan mulai beroperasi di rute internasional dengan pelayaran perdana dari Houston, Amerika Serikat, pada awal Mei 2024. Dengan tambahan dua kapal ini, PIS kini memiliki 102 kapal yang terdiri dari berbagai tipe, termasuk VLCC dan Suezmax, di mana 60 di antaranya beroperasi di rute internasional.
Kedua kapal baru tersebut juga dilengkapi dengan teknologi ramah lingkungan, seperti energy saving device dan shaft generator, yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi bahan bakar serta mengurangi emisi karbon.
Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, secara terpisah mengatakan penambahan armada ini mencerminkan upaya Pertamina untuk terus memperkuat posisi di pasar global. "VLGC ini telah dilengkapi dengan teknologi dual fuel yang ramah lingkungan, sebagai bagian dari komitmen Pertamina terhadap prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG)," katanya.(*)