Logo
>

Pertumbuhan Ekspor Jakarta tahun 2025 Diproyeksikan Naik 4,4 Persen

Ditulis oleh KabarBursa.com
Pertumbuhan Ekspor Jakarta tahun 2025 Diproyeksikan Naik 4,4 Persen

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Jakarta terus memperkuat perannya meningkatkan perekonomian Indonesia dengan mencatatkan nilai ekspor sebesar USD11,08 miliar pada 2023, menempatkan Jakarta di posisi kesembilan secara nasional.

    Selain itu, Jakarta juga memiliki estimasi jumlah eksportir terbesar kedua di Indonesia sejumlah 3.296 eksportir.

    Data ini menunjukkan peran strategis Jakarta dalam perdagangan internasional dan kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

    Market Intelligence & Leads Management Chief Specialist LPEI, Rini Satriani, memproyeksikan pertumbuhan ekspor Jakarta akan mengalami peningkatan sebesar 3,5 persen pada tahun 2024 dan 4,4 persen pada tahun 2025. Pertumbuhan ini didorong oleh keunggulan produk manufaktur DKI Jakarta yang mendominasi ekspor ke lebih dari 209 negara, dengan fokus pada komoditas unggulan seperti mesin dan peralatan mekanis (13,90 persen), perlengkapan elektronik (11,05 persen), serta kendaraan dan suku cadang (8,04 persen).

    “Jakarta salah satu tulang punggung nasional dengan jumlah eksportir lebih dari 3.200 pelaku usaha yang mayoritas telah konsisten melakukan ekspor lima tahun terakhir. Masih ada peluang potensi ekspor produk unggulan Jakarta seperti produk kecantikan dan wewangian dengan potensi sebesar Rp22,12 triliun, produk farmasi (Pharmaceutical Components) sebesar Rp9,61 triliun, dan produk Ikan, Krustasea & Moluska (Fish & Shellfish), sebesar Rp72,68 triliun,” kata Rini.

    Menyadari pentingnya peran Jakarta dalam perekonomian nasional, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) terus mendukung dan mengembangkan potensi ekspor di Jakarta melalui penyelenggaraan kembali forum pertemuan yang melibatkan eksportir unggulan DKI Jakarta pada acara ‘LPEI Export Forum: Bedah Pasar Ekspor Produk Unggulan DKI Jakarta’, Kamis, 15 Agustus 2024.

    Acara ini digelar untuk meningkatkan ekspor Jakarta dengan memberikan export outlook di Jakarta, sehingga pelaku ekspor dapat memahami prospek pasar yang membuka peluang ekspor.

    Kegiatan ini diselenggarakan LPEI bersama dengan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Jakarta. Forum ini juga menyoroti pentingnya kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, dan lembaga keuangan dalam memanfaatkan peluang ekspor serta memperkuat daya saing produk unggulan daerah.

    Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Jakarta, Elisabeth Ratu Rante Allo, mengatakan Jakarta berhasil meningkatkan nilai ekspor melalui kerja keras dan kolaborasi yang telah terjalin antara berbagai pihak, termasuk pemerintah dan para pelaku usaha.

    “Nilai ekspor Jakarta semester I tahun 2024 mencapai USD5.669,96 juta, lebih tinggi dibandingkan ekspor periode sama tahun lalu. Dengan kinerja ekspor DKI Jakarta tahun 2024 cenderung lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya maka sejalan dengan upaya DKI Jakarta untuk menjadi kota cerdas dan berupaya sebagai pusat aktivitas ekonomi, bisnis serta mendukung visi Jakarta sebagai kota global,” ujar Ratu.

    Direktur Pelaksana Pengembangan Bisnis LPEI, Maqin U. Norhadi menjelaskan, LPEI telah mendampingi ribuan UKM, membantu mereka menjadi eksportir yang mampu menembus pasar global. Dia menyebut, hingga saat ini, LPEI telah berhasil membantu pelaku usaha Indonesia menembus pasar di 134 negara, dan kami siap mendampingi ekspor pelaku usaha ke negara-negara lainnya.

    Beberapa negara tujuan ekspor utama Jakarta di antaranya adalah Singapura (23,07 persen), Tiongkok (16,58 persen), dan Jepang (13,18 persen).

    Ekspor ini didukung oleh lebih dari 52.000 buyer dari berbagai negara, dengan 36 persen di antaranya merupakan buyer loyal. Keberhasilan ini menunjukkan tingginya kepercayaan dan daya saing produk-produk asal Jakarta di pasar global, serta potensi besar untuk terus memperluas jangkauan ekspor ke lebih banyak negara.

    Chief of Region LPEI, Anton Herdiyanto menjelaskan LPEI senantiasa memberikan dukungan kepada pelaku usaha berorientasi ekspor sehingga mampu meningkatkan kapasitas dan kapabilitas usaha mereka agar Berani Mendunia.

    “Kami berkomitmen untuk terus mendukung pelaku usaha dalam mengoptimalkan potensi ekspor, termasuk dengan menyediakan solusi pembayaran yang efektif sehingga dapat meningkatkan kapabilitas pelaku usaha ekspor di Indonesia,” kata Anton.

    Nilai Ekspor RI Meningkat 6,65 Persen

    Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data terbaru terkait kinerja ekspor dan impor Indonesia pada Juli 2024, yang menunjukkan peningkatan signifikan di kedua sektor tersebut.

    Nilai ekspor pada Juli 2024 mencapai USD22,21 miliar, meningkat 6,65 persen dibandingkan dengan Juni 2024. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, Juli 2023, nilai ekspor Indonesia mengalami kenaikan sebesar 6,46 persen (year on year/yoy).

    Ekspor nonmigas pada Juli 2024 memberikan kontribusi terbesar dengan nilai mencapai USD20,79 miliar. Angka ini meningkat 5,98 persen dibandingkan dengan Juni 2024 dan naik 5,87 persen jika dibandingkan dengan Juli 2023.

    Ekspor migas juga menunjukkan kinerja positif dengan peningkatan sebesar 15,57 persen menjadi USD1,42 miliar pada Juli 2024, naik dari USD1,23 miliar pada Juni 2024. Peningkatan ini juga kuat secara tahunan.

    Pelaksana tugas (Plt) Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, menjelaskan bahwa lonjakan ekspor nonmigas, terutama komoditas bijih logam, terak, dan abu yang naik hingga 3.900 persen, menjadi pendorong utama peningkatan ekspor pada Juli 2024.

    “Secara keseluruhan, peningkatan ekspor di bulan Juli 2024 didorong oleh nonmigas bijih logam, terak, dan abu yang naik 3.900 persen,” kata Amalia Adininggar dalam konferensi pers, Kamis, 15 Agustus 2024.

    Sektor industri pengolahan memberikan kontribusi terbesar dengan kenaikan 4,56 persen, menyumbang 3,46 persen terhadap total ekspor.

    Dari sepuluh komoditas nonmigas dengan nilai ekspor terbesar pada Juli 2024, mayoritas mencatat peningkatan, dengan kenaikan terbesar pada komoditas bijih logam, terak, dan abu yang nilainya mencapai USD691,2 juta atau setara dengan lonjakan 3.973,44 persen.

    Pasar ekspor nonmigas terbesar Indonesia pada Juli 2024 adalah Tiongkok dengan nilai ekspor mencapai USD4,82 miliar, disusul oleh Amerika Serikat (AS) sebesar USD2,15 miliar, dan Jepang sebesar USD1,78 miliar. Kontribusi ketiga negara ini terhadap total ekspor Indonesia mencapai 42,11 persen.

    Namun, secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia untuk periode Januari hingga Juli 2024 mencapai USD147,30 miliar, justru mencatat penurunan sebesar 1,47 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada 2023.

    Selain data ekspor, BPS juga mencatat kenaikan signifikan pada impor bulan Juli 2024 yang mencapai USD21,74 miliar, meningkat 17,82 persen dibandingkan bulan sebelumnya yang hanya mencapai USD18,45 miliar. Kenaikan ini didorong oleh lonjakan impor migas dan nonmigas.

    Amalia menjelaskan bahwa nilai impor migas pada Juli mencapai USD3,56 miliar, meningkat sebesar 8,78 persen dari bulan sebelumnya yang hanya USD3,27 miliar. Sementara itu, impor nonmigas meningkat lebih tajam, mencapai USD18,18 miliar atau naik 19,76 persen dibandingkan bulan Juni 2024 yang tercatat USD15,18 miliar.

    “Kenaikan nilai impor migas didorong oleh peningkatan volume dan rata-rata harga agregat. Secara lebih spesifik, kelompok migas yang mengalami peningkatan nilai impor cukup tinggi adalah impor hasil minyak yang meningkat 30 persen,” ujar Amalia.

    Peningkatan nilai impor nonmigas didorong oleh kenaikan volume sebesar 31,74 persen. Secara tahunan, nilai impor Juli 2024 sebesar USD21,74 miliar juga meningkat 11,07 persen dari periode sama tahun lalu yang mencapai USD19,57 miliar. (*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi