Logo
>

Perusahaan Kripto Trump Luncurkan Cadangan Token Strategis

Ditulis oleh Moh. Alpin Pulungan
Perusahaan Kripto Trump Luncurkan Cadangan Token Strategis

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - World Liberty Financial (WLF), platform kripto yang diam-diam punya hubungan finansial dengan Presiden Donald Trump, baru saja mengumumkan peluncuran cadangan token strategis. Tujuannya adalah menopang Bitcoin, Ethereum, dan aset digital lain yang diklaim sebagai garda terdepan dalam merombak sistem keuangan global.

    Dalam pernyataan yang diunggah di X pada Selasa kemarin, WLF menyebut cadangan token ini bakal membantu mereka meredam volatilitas pasar, mendukung investasi di proyek keuangan terdesentralisasi (DeFi), serta membangun cadangan modal yang kuat. Tak cuma itu, mereka juga berencana menggandeng institusi keuangan untuk menyumbangkan aset tokenisasi ke dalam cadangan WLF.

    Tapi, ketika dimintai komentar soal proyek ambisius ini, baik WLF, Gedung Putih, maupun Trump Organization memilih bungkam.

    Dilansir dari Reuters di Jakarta, Rabu, 12 Februari 2025, pengumuman ini muncul di tengah meningkatnya ketertarikan Trump dan bisnis keluarganya pada dunia kripto. Selain WLF, Trump juga memiliki saham mayoritas di Trump Media & Technology Group (DJT.O), perusahaan yang tadinya fokus di media sosial dan streaming, tapi pada 29 Januari lalu tiba-tiba mengumumkan ekspansi ke layanan keuangan berbasis kripto.

    Tak hanya itu, tiga hari sebelum pelantikannya, Trump juga meluncurkan meme coin bernama $Trump yang langsung menyedot jutaan dolar dalam hitungan hari. Menurut perhitungan Reuters, total token yang terjual di jaringan WLF saja sudah mencapai USD500 juta (sekitar Rp8 triliun) dengan biaya transaksi yang diklaim mencapai USD100 juta (sekitar Rp1,6 triliun).

    Pada Januari 2025, Trump menyatakan aset-asetnya, yang saat ini berada dalam trust yang bisa dibatalkan, akan dikelola oleh anak-anaknya selama ia menjabat sebagai presiden.

    Menjembatani Kripto dengan Pasar Konvensional

    WLF resmi beroperasi dua bulan sebelum pemilihan presiden AS. Berdasarkan situs resminya, Trump serta para afiliasinya memiliki 60 persen saham di perusahaan induknya. Mereka juga berhak atas 75 persen pendapatan dan menguasai 22,5 miliar token.

    Pengumuman ini datang hanya tiga hari setelah Donald Trump Jr. tampil mengejutkan di Ondo Summit di New York City, acara yang digadang-gadang sebagai Wall Street 2.0. Dalam forum yang dihadiri mayoritas pemain keuangan tradisional itu, Trump Jr. bersama para pendiri WLF menyampaikan misi mereka adalah menjembatani dunia kripto dengan investor ritel seperti guru, petugas pemadam kebakaran, dan dokter gigi.

    Dalam pidatonya, Trump Jr. menekankan pentingnya kerangka regulasi yang memungkinkan industri kripto berkembang. “Kripto adalah masa depan keuangan,” katanya. “Dan lebih dari itu, ini adalah masa depan hegemoni Amerika.”

    Bitcoin di Ujung Fase Bullish

    [caption id="attachment_108741" align="alignnone" width="678"] Ilustrasi Bitcoin 2025. (Foto: The Cryptonomist)[/caption]

    Di tengah langkah agresif Trump dan perusahaannya dalam membangun ekosistem kripto, euforia di pasar aset digital pun semakin menggila—sebuah sinyal yang, menurut analis, justru menandakan Bitcoin mungkin sudah mendekati titik jenuhnya.

    Tim analis dari BCA Research, yang diketuai Juan Correa, menyoroti berbagai indikator klasik yang menandakan pasar mulai jenuh. Salah satu yang paling mencolok adalah keterlibatan Donald Trump dalam peluncuran dua memecoin dengan pasokan publik yang sangat kecil. Menurut mereka, langkah ini lebih terlihat sebagai upaya mencari keuntungan pribadi daripada mendistribusikan potensi cuan kepada investor baru.

    Meski begitu, memecoin bukanlah bagian dari portofolio investor institusional. Berdasarkan perhitungan BCA, nilai total memecoin hanya sekitar 2 persen dari keseluruhan pasar kripto. Namun, menurut para analis, euforia di sektor memecoin ini adalah bagian dari tren yang lebih luas—yakni optimisme berlebihan di dunia kripto.

    Fenomena ini semakin diperkuat oleh suksesnya peluncuran ETF Bitcoin, yang disebut-sebut sebagai salah satu yang paling sukses dalam sejarah. Bahkan CEO BlackRock, Larry Fink, mengungkapkan bahwa para investor besar kini tengah mempertimbangkan untuk mengalokasikan hingga 5 persen portofolio mereka ke Bitcoin. Ia juga menambahkan bahwa harga Bitcoin berpotensi melesat hingga USD700.000 (sekitar Rp11,2 miliar).

    Tim BCA Research mulai khawatir bahwa optimisme berlebihan ini justru menjadi pertanda bahwa harga Bitcoin sudah mendekati puncaknya. Mereka mencatat saat ini lebih dari 90 persen pasokan Bitcoin berada dalam kondisi profit yang secara historis merupakan level di mana harga Bitcoin cenderung mencapai titik tertinggi sebelum akhirnya mengalami koreksi. Bahkan, delapan dari sepuluh aplikasi keuangan yang paling banyak diunduh saat ini adalah aplikasi perdagangan kripto.

    Selain faktor pasar, ada juga kekhawatiran dari sisi makroekonomi. Defisit fiskal AS kemungkinan tidak akan sebesar yang diperkirakan sebelumnya, yang artinya stimulus terhadap pasar juga bisa lebih kecil. “Ekonomi AS yang lebih stabil dan tidak terlalu boros secara fiskal justru bisa menjadi hambatan bagi reli Bitcoin untuk terus melaju,” tulis tim BCA Research dalam analisis mereka, dikutip dari Marketwatch.

    Meski begitu, mereka menegaskan mereka bukan bagian dari kelompok yang percaya bahwa kripto hanyalah skema penipuan yang pada akhirnya akan bernilai nol. “Kami tetap optimistis terhadap Bitcoin dalam jangka panjang dan percaya bahwa aset ini memiliki tempat dalam portofolio multi-aset,” kata mereka.

    Namun, mereka juga mengingatkan sentimen pasar tetap berperan, bahkan aset terbaik sekalipun tidak bisa dibeli pada harga berapa pun. Mereka menambahkan, jika harga Bitcoin turun ke USD75.000 (sekitar Rp1,2 miliar), mereka akan menjadi pembeli yang lebih antusias.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Moh. Alpin Pulungan

    Asisten Redaktur KabarBursa.com. Jurnalis yang telah berkecimpung di dunia media sejak 2020. Pengalamannya mencakup peliputan isu-isu politik di DPR RI, dinamika hukum dan kriminal di Polda Metro Jaya, hingga kebijakan ekonomi di berbagai instansi pemerintah. Pernah bekerja di sejumlah media nasional dan turut terlibat dalam liputan khusus Ada TNI di Program Makan Bergizi Gratis Prabowo Subianto di Desk Ekonomi Majalah Tempo.

    Lulusan Sarjana Hukum Universitas Pamulang. Memiliki minat mendalam pada isu Energi Baru Terbarukan dan aktif dalam diskusi komunitas saham Mikirduit. Selain itu, ia juga merupakan alumni Jurnalisme Sastrawi Yayasan Pantau (2022).