KABARBURSA.COM - Para petani dan nelayan yang tergabung dalam komunitas Perekonomian Petani Nelayan Muda Indonesia (PENEMU) memeriahkan Semarak Dirgantara 2024 yang digelar di Yogyakarta pada 28-29 September 2024.
Ketua DPD PENEMU Jawa Tengah Nuri Robiatun Mustafida mengatakan kegiatan Semarak Dirgantara ini diinisiatori oleh TNI Angkatan Laut (AL) dan Pemprov DI Yogyakarta yang dituangkan dalam nota kesepahaman ada 29 Juli 2024.
“Nota kesepahaman itu tentang pendayagunaan sumber daya untuk pengembangan potensi kedirgantaraan dan pembangunan Daerah Istimewa Yogyakarta,” kata Nuri Robiatun dalam siaran persnya secara tertulis, Sabtu, 28 September 2024.
Adapun beberapa misi yang diemban dalam kegiatan ini diantaranya meningkatkan kedirgantaraan, kesadaran bela negara, dan sosial budaya kepada masyarakat.
“Misi lainnya mempromosikan pariwisata nasional, turut menjaga dan memperkuat ketahanan pangan, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan UMKM,” lanjut Nuri.
PENEMU sendiri, ungkap Nuri, selama perhelatan Semarak Dirgantara 2024 memberikan pelatihan dan cara memasarkan produk-produk hasil pertanian dan nelayan Indonesia kepada masyarakat.
“Terjadi dialog interaktif antara kami dengan pelaku ekonomi, khususnya UMKM. Mereka memiliki semangat untuk maju,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Umum PENEMU sinda Sutadisastra mengungkapkan pada 1 Oktober besok, Presiden Joko Widodo (Jokow) akan hadir sekaligus meresmikan Program Pelatihan dan Pemasaran DPD PENEMU di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).
“Program ini akan berlanjut ke kota-kota lainnya di Indonesia. Ini sudah menjadi komitmen kami dan seluruh pengurus PENEMU di seluruh wilayah Indonesia,” kata Sinda Sutadisastra.
Sinda menyebutkan, selain menjalankan program besar atau utama yang disepakati bersama-sama, para pengurus PENEMU di setia daerah di Indonesia memiliki program ciri khas masing-masing yang disesuaikan pada setiap daerahnya. Dengan begitu, setiap potensi ekonomi daerah dapat dimaksimalkan yang bermuara pada kesejahteraan masyarakat.
“Contohnya di Jogja yang destinasi pariwisatanya sangat banyak dan berpotensial meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat,” tuturnya.
“Turunan dari pariwisata kan banyak, kuliner, kerajinan tangan, fesyen, dan banyak lagi. Ini yang harus kita dorong agar tercipta ketahanan ekonomi di masyarakat, dan UMKM akan menggeliat,” pungkas sinda Sutadisastra.
Petani Milenial Dorong Peningkatan Ekspor Pertanian
Wakil Menteri Pertanian Sudaryono menyatakan bahwa petani milenial siap berkontribusi untuk meningkatkan hasil dan nilai ekspor komoditas pertanian Indonesia.
Menurut Sudaryono, sektor pertanian memainkan peran strategis dalam perekonomian nasional, tidak hanya dalam ketahanan pangan, tetapi juga dalam peningkatan daya saing, penyerapan tenaga kerja, penanggulangan kemiskinan, dan pertumbuhan agroindustri yang mendorong ekspor dan meningkatkan devisa negara.
“Kita perlu mempromosikan pengusaha lokal untuk mendukung ekspor komoditas pertanian nasional. Tidak masalah, meski hanya satu atau dua kontainer, yang penting adalah nilai tambahnya,” ujar Sudaryono di Jakarta, Minggu, 8 September 2024.
Dalam kunjungannya ke Belanda, Sudaryono bertemu dengan Duta Besar RI untuk Belanda, H.E Mayerfas, serta diaspora dan mahasiswa Indonesia di Belanda. Dia menegaskan bahwa tujuan kunjungannya adalah untuk meningkatkan hasil produk pertanian dan nilai ekspor komoditas pertanian nasional.
“Terima kasih Pak Dubes dan jajaran atas sambutannya. Saya akan mem-follow up ekspor impor untuk milenial, terutama ekspor komoditas pertanian untuk meningkatkan devisa negara,” kata Sudaryono saat bertemu dengan H.E Mayerfas di Den Haag.
Sudaryono juga menyampaikan keinginan Kementerian Pertanian untuk mencetak petani milenial dan eksportir muda baru untuk meningkatkan hasil pertanian dan memperbesar pangsa pasar di luar negeri.
“Misalnya saat ini nilai transaksinya 10, kita akan tingkatkan. Yang penting adalah penambahan dari hari ke hari, bulan ke bulan. Target kita adalah menciptakan dan menambah pelaku ekspor baru,” tuturnya.
Pertemuan ini bertujuan untuk mengidentifikasi kendala yang dihadapi diaspora Indonesia dalam memasarkan produk nasional di Belanda, agar Kementerian Pertanian dapat mengatasi risiko terkait ekspor komoditas pertanian.
“Kita diskusi untuk mengidentifikasi masalah yang mereka hadapi. Pemerintah berkomitmen untuk memajukan pertanian Indonesia dan memastikan ekspor legal ke berbagai tempat,” pungkasnya.
Ekspor Pertanian RI Meningkat
Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor pertanian Indonesia pada Januari hingga Juli 2024 mengalami pertumbuhan positif yang mencapai 10,55 persen.
Ekspor pertanian meningkat di saat ekspor non migas maupun ekspor lainya cendrung menurun alias lesu.
BPS mencatat, komponen utama yang mendongkrak naiknya ekspor pertanian di antaranya adalah komoditas buah-buahan hasil panen tahunan. Adapun kontribusi ekspor pertanian pada Januari-Juli 2024 meningkat 1,88 persen jika dibanding periode yang sama pada Januari-Juli 2023 yang hanya 1,68 persen.
Sementara itu, ekspor Juli 2024 baik secara tahunan (year on year/yoy) maupun secara bulanan (mtm) meningkat karena ekspor komoditas kopi juga meningkat.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala BPS Amalia Widyasanti mengatakan, perkembangan ekspor non migas Indonesia berdasarkan sektor pada Juli 2024 cenderung membaik, yaitu total ekspor nonmigas mencapai USD20,79 miliar. Apabila dirinci, sektor pertanian berkontribusi sebesar USD0,50 miliar.
“Saya ingin menyampaikan bahwa perkembangan ekspor nonmigas Indonesia berdasarkan sektor pada Juli 2024, sektor pertanian kehutanan dan perikanan berkontribusi USD0,50 miliar,” kata Amalia, 15 Agustus 2024.
Menurut Amalia, tujuan ekspor Indonesia sejauh ini masih didominasi negara China, Jepang dan Amerika Serikat (AS). Sebagian data tersebut, ekspor nonmigas secara keseluruhan mengalami peningkatan secara bulanan.
Adapun nilai ekspor Indonesia pada Juli 2024 mencapai USD22,21 miliar atau naik 6,55 persen jika dibandingkan ekspor Juni 2024. Kenaikan ini juga terjadi apabila dibandingkan Juli 2023, di mana nilai ekspor pada saat itu hanya 6,46 persen.
Sedangkan untuk ekspor nonmigas pada Juli mencapai USD20,79 miliar atau naik 5,98 persen dibanding Juni 2024 mtm dan naik 5,87 persen jika dibandingkan ekspor nonmigas Juli 2023.
Kerja sama dengan masyarakat Eropa, terutama dalam bidang pangan, diharapkan mampu meluaskan sektor pertanian di Indonesia dan berkembang semakin pesat guna memenuhi kebutuhan dalam negeri juga melakukan ekspor ke sejumlah negara.
Sektor pertanian sendiri sudah mengalami pertumbuhan yang sangat signifikan, di mana hingga pertengahan 2024 ini tercatat telah mengalami pertumbuhan sebesar 1,88 persen. (*)