Logo
>

Prabowo bakal Lanjutkan Program Pertanian Jokowi

Ditulis oleh KabarBursa.com
Prabowo bakal Lanjutkan Program Pertanian Jokowi

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono memastikan Presiden terpilih, Prabowo Subianto, akan melanjutkan program di sektor pertanian era kepemimpinan Joko Widodo (Jokowi).

    Komitmen tersebut dia ungkap usai mengikuti rapat terakhir kabinet Jokowi di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur.

    "Komitmen Presiden terpilih, Bapak Prabowo Subianto jelas, bahwa tadi disampaikan akan melanjutkan program yang sudah berjalan saat ini dan bahkan program Presiden-presiden terdahulu," kata Sudaryono dalam keterangannya, dikutip Senin, 16 September 2024.

    Sudaryono menuturkan, keberlanjutan program yang dicanangkan Prabowo semata-mata untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Menurutnya, menyusun kembali peta jalan baru dikepemimpinan baru adalah hal yang kontra-poduktif.

    "Jadi tidak ada lagi istilahnya kita putar haluan dan seterusnya yang menghambat pembangunan. Karena itu program yang belum selesai akan diselesaikan terutama beberapa tantangan seperti energi dan pangan," jelasnya.

    Hingga saat ini, kata Sudaryono, sektor pertanian terus berkembang pesat. Hal itu terlihat dari kenaikan produksi di tengah ancaman el nino serta food estate yang terus dikerjakan.

    "Tadi ada semacam laporan akhir dari masing-masing Kementerian melaporkan perkembangan kemajuan yang signifikan. Nah di pertanian capaian-capaiannya kita sampaikan seperti peningkatan produksi di tengah el nino," imbuhnya.

    Pompanisasi dan Akselerasi Luas Tanam

    Berdasarkan data Kementerian Pertanian (Kementan) hingga 13 September 2024, realisasi luas tanam yang dicapai melalui program Penambahan Areal Tanam (PAT) mencapai 1.338.888 hektar atau 74,90 persen dari target. Dari jumlah tersebut, kontribusi pompanisasi dominan dengan realisasi mencapai 1.048.930 hektare atau 91,99 persen dari total luas tanam.

    Adapun program pompanisasi sendiri merupakan langkah inisiatif untuk mengurangi dampak musim kemarau panjang. Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Moch Arief Cahyono menuturkan, teknologi pompa air memainkan peran kunci dalam memperluas akses air untuk pertanian, terutama di daerah-daerah yang sebelumnya sulit terjangkau irigasi konvensional.

    "Pompanisasi telah menjadi tulang punggung upaya kita dalam meningkatkan produktivitas pertanian nasional. Dengan akses air yang lebih merata, lahan pertanian yang sebelumnya tidak optimal kini bisa kembali produktif, memberikan kontribusi besar terhadap pencapaian target swasembada pangan," kata Arief, Minggu, 15 September 2024.

    Selain itu, distribusi alat mesin pertanian (alsintan) seperti pompa air dan irigasi perpompaan (IRPOM) juga terus ditingkatkan. Hingga saat ini, dari rencana alokasi 62.378 unit pompa alsintan, sebanyak 34.648 unit (66,23 persen) telah termanfaatkan oleh petani di seluruh Indonesia.

    Adapun program tersebut dirancang untuk memastikan setiap lahan pertanian, baik di dataran rendah maupun tinggi, mendapatkan suplai air yang memadai untuk menunjang masa tanam. Swasembada pangan kian optimis jika melihat data produksi komoditas utama, padi, jagung, dan kedelai yang terus meningkat.

    Realisasi luas tanam padi dari Oktober 2023 hingga September 2024 mencapai 12,5 juta hektar, sementara jagung dan kedelai masing-masing mencapai 4,2 juta hektar dan 114 ribu hektar. Berdasarkan data yang ada, produksi beras nasional terkonfirmasi mengalami kenaikan.

    Data tersebut bisa dilihat melalui Kerangka Sampling Area (KSA) BPS yang disampaikan pada rapat pengendalian inflasi beberapa waktu lalu. Produksi beras diproyeksikan juga akan bertambah di Bulan Agustus 2,84 juta ton, September 2,87 juta ton, dan Oktober 2,59 juta ton.

    Angka tersebut jika dibandingkan dengan angka produksi di bulan yang sama pada tahun sebelumnya, maka, terdapat selisih yang cukup signifikan yakni sebesar 325.673 di bulan Agustus, 356.329 ton pada bulan September, dan 396.604 ton pada bulan Oktober.

    Dengan peningkatan irigasi dan pemanfaatan teknologi tepat guna, tutur Arief, Kementan yakin target swasembada pangan nasional akan segera tercapai. “Pompanisasi adalah salah satu bukti bahwa inovasi dapat memberikan dampak nyata dan berkelanjutan bagi sektor pertanian," tegasnya.

    Pompanisasi dan Akselerasi Luas Tanam

    Berdasarkan data Kementerian Pertanian (Kementan) hingga 13 September 2024, realisasi luas tanam yang dicapai melalui program Penambahan Areal Tanam (PAT) mencapai 1.338.888 hektar atau 74,90 persen dari target. Dari jumlah tersebut, kontribusi pompanisasi dominan dengan realisasi mencapai 1.048.930 hektare atau 91,99 persen dari total luas tanam.

    Adapun program pompanisasi sendiri merupakan langkah inisiatif untuk mengurangi dampak musim kemarau panjang. Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Moch Arief Cahyono menuturkan, teknologi pompa air memainkan peran kunci dalam memperluas akses air untuk pertanian, terutama di daerah-daerah yang sebelumnya sulit terjangkau irigasi konvensional.

    "Pompanisasi telah menjadi tulang punggung upaya kita dalam meningkatkan produktivitas pertanian nasional. Dengan akses air yang lebih merata, lahan pertanian yang sebelumnya tidak optimal kini bisa kembali produktif, memberikan kontribusi besar terhadap pencapaian target swasembada pangan," kata Arief, Minggu, 15 September 2024.

    Selain itu, distribusi alat mesin pertanian (alsintan) seperti pompa air dan irigasi perpompaan (IRPOM) juga terus ditingkatkan. Hingga saat ini, dari rencana alokasi 62.378 unit pompa alsintan, sebanyak 34.648 unit (66,23 persen) telah termanfaatkan oleh petani di seluruh Indonesia.

    Adapun program tersebut dirancang untuk memastikan setiap lahan pertanian, baik di dataran rendah maupun tinggi, mendapatkan suplai air yang memadai untuk menunjang masa tanam. Swasembada pangan kian optimis jika melihat data produksi komoditas utama, padi, jagung, dan kedelai yang terus meningkat.

    Realisasi luas tanam padi dari Oktober 2023 hingga September 2024 mencapai 12,5 juta hektar, sementara jagung dan kedelai masing-masing mencapai 4,2 juta hektar dan 114 ribu hektar. Berdasarkan data yang ada, produksi beras nasional terkonfirmasi mengalami kenaikan.

    Data tersebut bisa dilihat melalui Kerangka Sampling Area (KSA) BPS yang disampaikan pada rapat pengendalian inflasi beberapa waktu lalu. Produksi beras diproyeksikan juga akan bertambah di Bulan Agustus 2,84 juta ton, September 2,87 juta ton, dan Oktober 2,59 juta ton.

    Angka tersebut jika dibandingkan dengan angka produksi di bulan yang sama pada tahun sebelumnya, maka, terdapat selisih yang cukup signifikan yakni sebesar 325.673 di bulan Agustus, 356.329 ton pada bulan September, dan 396.604 ton pada bulan Oktober.

    Dengan peningkatan irigasi dan pemanfaatan teknologi tepat guna, tutur Arief, Kementan yakin target swasembada pangan nasional akan segera tercapai. “Pompanisasi adalah salah satu bukti bahwa inovasi dapat memberikan dampak nyata dan berkelanjutan bagi sektor pertanian," tegasnya.

    Mentan Amran ajak Mahasiswa jadi Wirausaha Pertanian

    Para mahasiswa diminta untuk tidak ragu untuk menjadi wirausaha pertanian. Alasannya, potensi pasar pertanian sangat menjanjikan.

    Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan delapan dari 10 atau 80 persen pengusaha terkaya bergerak di sektor pertanian.

    “Tekad kuat dan kerja keras, mengubah nasib mereka, sehingga mampu bangkit dari keterpurukan ekonomi masa lalu,” kata Amran dalam siaran persnya secara tertulis, Minggu, 15 September 2024.

    Hal senada dikatakan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan Idha Widi Arsanti yang menekankan pentingnya keterlibatan generasi muda di sektor pertanian.

    Idha Widi menyebutkan saat ini petani-petani di Indonesia sudah semakin tua, sedangkan kebutuhan pangan tidak semakin sedikit.

    “Karena itu sangat penting mendorong regenerasi petani, yang tentunya akan menyokong ketahanan pangan,” ujar Santi.

    Sementara itu, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Pusat Pendidikan Pertanian (Pusdiktan) Inneke Kusumaty dalam kuliah umumnya kepada 2.000 mahasiswa baru Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang, Jawa Tengah mengatakan bahwa petani selama ini hanya fokus pada produksi, sehingga ketika produksi melimpah, mereka bingung bagaimana harus memasarkannya.

    “Hasil pertanian harus diolah sehingga dapat meningkatkan daya jualnya,” kata Inneke.

    Menurutnya, perguruan tinggi dan mahasiswa sebagai calon wirausaha muda pertanian memiliki peran penting. Yaitu sebagai inovator berbagai teknologi pengembangan pertanian. Mulai dari budidaya, pra tanam, panen, pasca panen, hingga pemasaran.

    “Tidak hanya menghasilkan jurnal, tetapi inovasi tepat guna yang bisa digunakan. Sudah tidak zamannya sifatnya yang konsep atau teoritis tapi implementatif. Mahasiswa teknik menghasilkan prototype yang harus bisa digunakan di lapangan,” jelasnya.

    Inneke juga berharap Unissula dapat menjadi inkubator bisnis untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa.

    “Kita berharap adanya inkubator bisnis di kampus Unissula sebagai inkubasi bagi mahasiswa untuk meningkatkan kompetensi di bidang masing-masing yang itu bisa semakin kuat dengan adanya riset dan pengayakan di pengabdian masyarakat dari para pendidik di kampus ini,” jelasnya.

    Para mahasiswa juga dapat berperan sebagai pendamping petani dalam menerapkan praktek budidaya dan pasca panen. Sehingga meskipun tidak ada fakultas pertanian mahasiswa Unissula tetap dapat berperan di bidang pertanian.

    “Meskipun tidak ada fakultas pertanian diharapkan mahasiswa Unissula bisa mendukung program-program menuju swasembada pangan dan lumbung pangan di tahun 2050,” tuturnya. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi