Logo
>

Prabowo: Swasembada Pangan Kunci Pengendalian Inflasi

Ditulis oleh Pramirvan Datu
Prabowo: Swasembada Pangan Kunci Pengendalian Inflasi

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menegaskan pentingnya kelanjutan mekanisme pengendalian inflasi yang telah terbukti efektif sejak 2024, dan meminta Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) untuk melanjutkannya sebagai bagian dari inovasi yang sukses dalam pengelolaan ekonomi nasional.

    "Saya harap mekanisme ini diteruskan, Mendagri harus melanjutkannya. Terima kasih kepada semua pihak, baik kementerian di tingkat pusat maupun daerah. Penghargaan saya ini, saya yakin suatu saat nanti ini akan menjadi studi kasus yang banyak negara akan pelajari dari kita," ujar Presiden Prabowo dalam pembukaan Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Tahun 2024 di Sasana Bhakti Praja, Kementerian Dalam Negeri, Jakarta, Senin.

    Presiden menekankan bahwa pengendalian inflasi di masa depan sangat bergantung pada tercapainya swasembada pangan, baik di tingkat nasional maupun daerah.

    "Kunci utama adalah swasembada. Swasembada pangan yang komprehensif dan menyeluruh. Sejak dulu, kita diajarkan bahwa setiap desa harus memiliki lumbung pangan, inilah strategi besar kita," tegas Prabowo.

    Beliau juga mengapresiasi pencapaian inflasi nasional yang berhasil ditekan di bawah tiga persen, meski di tengah tantangan global yang penuh ketidakpastian.

    "Ini sebuah prestasi yang patut disyukuri karena Indonesia mampu bertahan dalam situasi yang kurang menguntungkan," ujar Presiden. "Secara keseluruhan, inflasi kita saat ini sudah cukup baik, di bawah tiga persen, ini sudah merupakan pencapaian yang membanggakan," tutupnya.

    Konsistensi Kebijakan Moneter

    Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi di Indonesia terkendali dengan baik. Karena itu, Bank Indonesia (BI) yakin bahwa Indeks Harga Konsumen (IHK) pada November 2024 berada di dalam kisaran 2,5 persen. Sementara BPS melihat IHK pada November kemarin sebesar 0,30 mtm.

    Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Ramdan Denny Prakoso, mengatakan inflasi IHK secara tahunan turun menjadi 1,55 persen yoy dari realisasi inflasi bulan sebelumnya sebesar 1,71 persen.

    Ramdan menyebut, inflasi yang terjaga ini merupakan hasil konsistensi kebijakan moneter serta eratnya sinergi pengendalian inflasi antara Bank Indonesia dan Pemerintah dalam TPIP dan TPID melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah.

    “Ke depan, Bank Indonesia meyakini inflasi akan tetap terkendali dalam kisaran sasaran 2,5±1 persen pada 2024 dan 2025,” kata Ramdan dalam keterangan tertulis, dikutip Selasa, 3 Desember 2024.

    BI juga mengungkapkan, bahwa inflasi inti pada November 2024 tercatat sebesar 0,17 persen mtm, lebih rendah dari inflasi pada bulan sebelumnya, yakni sebesar 0,22 persen mtm.

    Inflasi inti dipengaruhi oleh kenaikan harga komoditas global, meskipun ekspektasi inflasi masih berada dalam kisaran sasaran. Pada November 2024, inflasi inti terutama disumbang oleh kenaikan harga emas perhiasan, minyak goreng, dan kopi bubuk.

    Secara tahunan, inflasi inti tercatat sebesar 2,26 persen yoy, meningkat dibandingkan inflasi inti bulan sebelumnya yang sebesar 2,21 persen yoy.

    Kelompok pangan bergejolak (volatile food) mengalami inflasi. Pada November 2024, kelompok ini mencatat inflasi sebesar 1,07 persen mtm, naik dibandingkan deflasi pada bulan sebelumnya yang sebesar 0,11 persen mtm.

    Inflasi kelompok pangan bergejolak terutama disebabkan oleh kenaikan harga bawang merah, tomat, dan daging ayam ras. Kenaikan harga komoditas hortikultura terjadi karena masa tanam sedang berlangsung, sementara kenaikan harga daging ayam ras dipicu oleh meningkatnya harga bibit Day Old Chicks (DOC).

    “Secara tahunan, kelompok volatile food mengalami deflasi sebesar 0,32 persen yoy, menurun dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,89 persen yoy. Ke depan, inflasi volatile food diprakirakan tetap terkendali didukung oleh sinergi pengendalian inflasi TPIP dan TPID melalui GNPIP di berbagai daerah,” ujarnya.

    Kelompok harga yang diatur pemerintah (administered prices) juga mencatat inflasi. Pada November 2024, kelompok ini mengalami inflasi sebesar 0,12 persen mtm, meningkat dibandingkan deflasi bulan sebelumnya sebesar 0,25 persen mtm.

    Inflasi kelompok ini terutama didorong oleh kenaikan harga sigaret kretek mesin (SKM) dan tarif angkutan udara, yang disebabkan oleh transmisi kenaikan cukai hasil tembakau serta peningkatan mobilitas masyarakat.

    Secara tahunan, inflasi kelompok administered prices tercatat sebesar 0,82 persen yoy, naik dibandingkan inflasi bulan sebelumnya yang sebesar 0,77 persen yoy.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Pramirvan Datu

    Pram panggilan akrabnya, jurnalis sudah terverifikasi dewan pers. Mengawali karirnya sejak tahun 2012 silam. Berkecimpung pewarta keuangan, perbankan, ekonomi makro dan mikro serta pasar modal.