Logo
>

Prediksi JP Morgan soal Ekonomi RI di Era Pemerintahan Prabowo

Ditulis oleh KabarBursa.com
Prediksi JP Morgan soal Ekonomi RI di Era Pemerintahan Prabowo

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Perusahaan jasa keuangan Amerika Serikat (AS), JP Morgan memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat menyentuh minimal 5 persen pada pemerintahan presiden terpilih Prabowo Subianto.

    Proyeksi ini lebih tinggi jika dibandingkan perkiraan sebelumnya yang berada di level 4,8 persen.

    Head of Research and Strategy JP Morgan Indonesia Henry Wibowo mengatakan, ekonomi Indonesia dinilai lebih resilien (beradaptasi) dibandingkan ekspektasi pasar di awal tahun 2024.

    "Kami forecast GDP growth tahun ini di level 5 persen," kata Henry beberapa hari lalu.

    Lanjut Henry, dalam RAPBN 2025, pemerintah Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi dapat mencapai 5,2 persen.

    Henry menjelaskan, proyeksi tersebut naik dibandingkan target pertumbuhan ekonomi pada 2024 yang sebesar 5,1 persen.

    "Target pemerintah yang paling penting dilihat dulu yaitu naik atau turun. Kalau naik lebih optimis, kalau turun berarti ekonominya lebih cautious (waspada)," jelas dia.

    Berdasarkan itu, dia optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia minimal 5 persen pada tahun ini, dan tahun depan masih bisa tercapai.

    Namun untuk dapat mewujudkan target tersebut, Indonesia jangan hanya mengandalkan belanja pemerintah. Di samping itu, Indonesia perlu menggenjot investasi dan ekspor.

    Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebutkan, pertumbuhan ekonomi ditargetkan sebesar 5,2 persen secara tahunan (year on year/yoy) dalam asumsi dasar ekonomi makro RAPBN 2025.

    Angka yang dipasang itu berada di kisaran rentang bawah yang telah ditetapkan dalam Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) 2025 yakni kisaran 5-5,5 persen.

    "Karena kondisi ekonomi global yang masih relatif stagnan, pertumbuhan ekonomi kita akan lebih bertumpu pada permintaan domestik," kata Jokowi dalam pidato penyampaian keterangan pemerintah atas rancangan Undang-Undang APBN 2025, di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat, 16 Agustus 2024.

    KADIN Dorong Sinergi untuk Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

    Beberapa hari lalu, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia Arsjad Rasjid mengatakan perlu dilakukan langkah-langkah strategis untuk memperkuat sinergi antara pemerintah dan dunia usaha di semua tingkatan agar tercapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen.

    "Hal ini penting untuk mendukung pemerintah dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen yang telah ditetapkan oleh Presiden dan Wakil Presiden terpilih, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, sebagai bagian dari visi besar Indonesia Emas 2045," kata Arsjad di saat acara whitepaper bertajuk 'Usulan Strategi/Arah Pembangunan Bidang Ekonomi 2024-2029' di Jakarta, Jumat, 6 September 2024.

    Dalam sinergi itu, kata Arsjad, untuk mengarahkan pembangunan ekonomi Indonesia selama lima tahun ke depan dengan fokus pada empat area utama, yaitu Ketahanan Nasional, yang mencakup ketahanan pangan, energi, dan air.

    Lalu, Peningkatan Kesejahteraan melalui pengembangan sektor-sektor ekonomi berpotensi tinggi. Dan, Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) Inklusif agar seluruh lapisan masyarakat mendapatkan manfaat dari pembangunan, serta Pembangunan Berkelanjutan yang menekankan keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan pelestarian lingkungan.

    Dengan pendekatan ini, KADIN Indonesia siap memfasilitasi dan mendorong terciptanya kolaborasi yang lebih kuat antara pemerintah dan dunia usaha.

    "Untuk itu, saya mengajak semua pihak bergotong royong mewujudkan masa depan ekonomi Indonesia yang lebih kuat, inklusif, dan berkelanjutan," pungkas Arsjad.

    Pandangan yang sama diucapkan ekonom senior dan Wakil Kepala Badan Moneter Kadin Indonesia, Dr. Aviliani, menyatakan bahwa target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen yang dicanangkan oleh pemerintahan yang akan datang sangat mungkin tercapai.

    "Indonesia pernah mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen sebanyak lima kali sejak 1965, yakni pada periode 1968, 1973, 1977, 1979, dan 1995. Oleh karena itu, target ini sangat mungkin dicapai mengingat Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam yang berlimpah, termasuk sumber daya alam terbarukan," tegas Aviliani.

    Ia menambahkan bahwa pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen dapat diraih jika terjadi kolaborasi erat antara pemerintah dan sektor swasta melalui peningkatan sektor-sektor yang menyerap banyak tenaga kerja, serta mampu meningkatkan pendapatan kelas menengah, di samping pemberdayaan pelaku UMKM.

    Pemerintah Dukung Produk Lokal Bersaing

    Sementara itu, Wakil Ketua Kadin Indonesia Bidang Perdagangan, Juan Permata, menyatakan bahwa produk lokal harus kompetitif di pasar internasional.

    "Kita tidak boleh kalah bersaing dengan negara lain dalam berbagai sektor dan produk," ungkapnya kepada media di Kantor Kementerian Perdagangan.

    Juan menilai, jika produk lokal dianggap kalah bersaing, hal itu erat kaitannya dengan kebijakan yang berlaku. Oleh karena itu, Kadin tengah melakukan kajian mendalam terkait kebijakan tersebut.

    Ia juga menyebut bahwa pemerintah China memberikan insentif bagi produk lokal mereka. Namun, cara ini belum diterapkan di Indonesia.

    "Kami mengetahui bahwa produk China mendapatkan insentif dari pemerintahnya. Indonesia belum mampu menerapkan hal serupa. Nah, ini yang sedang kami pelajari agar pemerintah Indonesia bisa melakukan hal yang sama,” jelasnya.

    Juan menambahkan bahwa pihaknya telah memberikan usulan kepada pemerintah Indonesia terkait penerapan kebijakan serupa dengan China, yang dapat dimulai dari sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

    "Kami usulkan agar pemerintah memulai dari UMKM. Hitung-hitung berapa biaya ekspor produk tekstil untuk bersaing di pasar global, dan bagaimana langkah untuk memenangkan persaingan. Itu yang paling penting," pungkasnya. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi