Logo
>

Produksi Sektor Perikanan Budidaya Masih Jauh dari Target

Ditulis oleh KabarBursa.com
Produksi Sektor Perikanan Budidaya Masih Jauh dari Target

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan dan Budidaya (DJPB) merilis kinerja di Semester I-2024. Adapun di DJPB, tercatat beberapa komoditas utama yang diprioritaskan produksinya melalui proses budidaya, yakni perikanan dan rumput laut.

    Sekretaris DJPB, Gemi Triastutik, mengatakan produksi ikan budidaya pada Semester I-2024 mencapai angka 3,34 juta ton. Meski begitu, dia mengakui produksi tersebut masih jauh dari target yang tetapkan, atau sekitar 26,6 persen dari target total sebanyak 12,52 juta ton.

    Sementara produksi rumput laut, terlihat jauh lebih prospektif jika dibandingkan budidaya perikanan. Gemi menuturkan, sepanjang semester I 2024, tercatat produksi rumput laut sebesar 5,14 juta ton atau 41,7 persen dari target sebanyak 12,33 juta ton.

    “Ini juga kami coba dorong agar supaya di Semester II-2024 terjadi peningkatan yang cukup signifikan dan tentunya target yang diharapkan bisa tercapai,” kata Gemi dalam paparan kinerja DJPB di Gedung Mina Bahari IV, Jakarta, Jumat, 26 Juli 2024.

    Di sisi lain, Gemi juga menyebut nilai tukar pembudidaya mulai mendekati target yang telah ditetapkan sebesar 105, yakni sebesar 101,77 atau 96,9 persen dari target. Sementara pendapatan pembudidaya, kata dia, melampaui target yang ditargetkan sebesar Rp4,8 juta per bulan menjadi Rp5,139 juta per bulan atau naik 107,1 persen di semester I 2024.

    Sementara kontribusi sektor perikanan budidaya, kata Gemi, baru mencapai 34 persen dari target Rp16,99 persen. Dia menuturkan, kontribusi sektor perikanan budidaya sempat terhambat berkaitan dengan jumlah produksi.

    “Triwulan pertama dan triwulan kedua memang ada peningkatan peningkatan yang signifikan, itu terlihat di rumput laut. Sementara yang terkait dengan ikan, terjadi peningkatan di kakap, kakap putih dan kakap merah,” jelasnya.

    Sementara untuk komoditas budidaya lain seperti nila dan udang, kata Gemi, akan terus didorong mengingat produksinya yang menurun di triwulan pertama ke triwulan kedua.

    “Memang ada penurunan dan kita berharap agar supaya nanti di trimulan ketiga atau semester kedua ini bisa terus meningkatkan hal ini sebabkan memang ada beberapa kendala-kendala terkait dengan musim tebar, ketersediaan benih dan lain sebagainya,” ungkapnya.

    Lima Komoditas Utama Sektor Perikanan Budidaya

    Sebagai upaya mendorong percepatan pencapaian target produksi sekaligus membantu para pembubidaya, DJPB juga memberikan beberapa bantuan yang diprioritaskan untuk lima komoditas tertentu dengan nilai ekonomis tinggi.

    Adapun bantuan yang diberikan di antaranya berupa percepatan pembangunan sarana dan prasarana. Gemi menyebut, komoditas udang telah diprioritaskan sejak tahun 2022 dan dilanjutkan di 2023.

    Saat ini, tambak yang telah beroperasi berada di Kebumen. Di sisi lain, KKP juga tengah menyusun rencana pembangunan ISF di Sumba Timur yang masih berproses di Kementerian Keuangan.

    Selain itu, KKP juga melakukan kegiatan revitalisasi ditambak-tambak masyarakat dan membuat kluster budidaya udang dengan luas 5 hektare di beberapa lokasi di Indonesia. Langkah itu diharapkan bisa mendorong produksi udang di Indonesia.

    Sementara, untuk yang kluster tambak udang, KKP menetapkan dua kluster di Langkat dan Pangandaran. Saat ini, proses pembangunan kluster di Langkat telah dilakukan proses pembenihan. Sementara di Pangandaran sedang proses pekerjaan fisik.

    Begitu juga dengan kluster tambak bandeng ini ada di Gresik dan Tangerang yang telah rampung dikerjakan. Sementara tambak bandeng di Bulukumba dan Karawang, hingga saat ini realisasinya mencapai 89 persen.

    “Memang harapan kita target produksi udang itu bisa meningkat,” jelasnya.

    Komoditas kedua, yaitu nilai salin. Sebagaimana yang diharapkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) beberapa waktu lalu di kawasan budidaya ikan nilai salin, Karawang.  Gemi menuturkan, pemerintah berharap daya jual nila salin terus meningkat di mana filling atau 800 gram up yang memang tujuan adalah tujuan ekspor.

    Di kawasan Karawang sendiri, kata dia, pemerintah telah membangun sekitar 80 hektare budidaya nila salin. Adapun modeling nila salin di Karawang sudah selesai dan dalam progres operasional.

    Komoditas kegiatan, modeling rumput laut.  Gemi menuturkan, modeling rumput laut tahun ini direncakan di wilayan Maluku Tenggara dan Retendao. Adapun di tahun sebelumnya, fasilitas budidaya rumput laut dibangun di Wakatobi.

    Hingga saat ini, proses pembangunan modeling rumput laut di Rotendau dan Maluku Tenggara sekitar 27,7 persen progres pekerjaan fisiknya.

    “Dan kita berharap bahwa komoditas rumput laut ini menjadi komoditas andalan selain udang dan nilai yang tadi kami sebutkan. Saat ini sedang proses pembangunan. Kami juga bekerjasama dengan teman-teman di Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saling terkait dengan hilirisasinya,” jelasnya.

    Komoditas prioritas perikanan budidaya selanjut, yakni lobster. Saat ini, fasilitas budidaya yang disediakan pemerintah masih berproses di wilayah Batam. Di wilayah tersebut, pemerintah juga menyediakan pakan dengan harapan hilirisasi bisa dilakukan.

    Modeling budidaya lobster di Batam, kata Gemi, sedang dalam proses pengadaan sarana dan prasarana fisik, atau sekitar 25 persen capaian pembangunannya. Sementara untuk tambak lobster masyarakat, dia menyebut, 100 persen terrealisasi 10 unit di 10 lokasi di lakukan rehabilitasi.

    “Harapannya nanti di hilirisasinya itu ada poor storage, bisa juga ada langsung menjual ke pasar terdekat yaitu Singapura dalam konteks konsumsi atau hidup. Karena memang untuk nilai jual dari lobster ini tentunya ukuran yang hidup,” ucapnya.

    Komoditas terakhir, pemerintah juga menyiapkan modeling budidaya untuk kepiting. Saat ini, pemerintah sedang membangun modeling budidaya kepiting di daerah Pasuruan dengan skema end to end.

    Adapun progres pembangunan modeling budidaya kepiting di Pasuruan sendiri mencapai sekitar 75 persen. Dia meyakini, dalam dua bulan ke depan modeling kepiting di Pasuruan bisa dioperasionalkan dan melakukan proses pembenihan.

    “Di situ seperti dengan pakan, penyediaan benih dan sampai ukuran untuk konsumsi saat ini sedang proses pembangunan,” tutupnya. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi