Logo
>

Progres Danantara Dinilai Masih Awal, Investor Diminta Sabar

Danantara dinilai belum menunjukkan hasil nyata. DPR RI mendorong audit rencana kerja dan strategi investasinya.

Ditulis oleh Dian Finka
Progres Danantara Dinilai Masih Awal, Investor Diminta Sabar
Gedung Danantara Indonesia, Cikini-Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (23/4/2025). Foto: Kabar Bursa/Abbas Sandji.

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – Progres Danantara hingga saat ini dinilai masih berada di tahap awal dan belum memberikan dampak konkret terhadap perekonomian nasional. Analis pasar uang, Ibrahim Assuaibi, menilai rencana kerja Danantara masih sebatas konsolidasi internal dan penyusunan struktur organisasi.

    "Seperti yang disampaikan Pak Prabowo, dampak Danantara itu bukan sekarang, bisa 5 sampai 10 tahun lagi baru terasa. Saat ini baru tahap 'omong-omong' saja," kata Ibrahim kepada KabarBursa.com di Jakarta, Senin, 28 April 2025.

    Ibrahim menggambarkan situasi pengembangan Danantara ini serupa dengan Bullion Bank yang hingga kini juga masih dalam proses penyusunan skema perlindungan logam mulia, tanpa aktivitas operasional penuh. "Di Danantara juga begitu. Komisaris baru saja terbentuk, belum semua struktur selesai. Jadi wajar kalau program kerjanya belum kelihatan," ujarnya.

    Menurut Ibrahim, penyelesaian pembentukan komisaris dan direksi menjadi syarat mutlak agar Danantara dapat mulai bekerja efektif. Setelah struktur organisasi rampung, barulah strategi investasi Danantara di sektor-sektor strategis seperti nikel dan infrastruktur dapat dirancang. "Kalau internal sudah selesai, baru bicara ke luar. Investor harus sabar. Karena prinsipnya semua perusahaan baru, di tahun-tahun awal pasti rugi dulu. Baru setelah beberapa tahun bisa untung," jelasnya.

    Ibrahim juga mendorong transparansi Danantara dengan segera mengumumkan struktur lengkap dan rencana kerja untuk membangun kepercayaan pasar. Menurutnya, publik perlu melihat kejelasan langkah progres Danantara agar sentimen pasar tetap positif. Ia menekankan sebagian pemegang saham Danantara adalah perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia sehingga perkembangan lembaga ini akan berdampak langsung terhadap pergerakan saham mereka.

    "Kalau Danantara transparan soal perencanaan dan kinerja, ini akan bantu sentimen positif di pasar modal. Tapi kalau lambat dan tertutup, bisa membuat pasar ragu," kata Ibrahim.

    Pasar Tunggu Langkah Konkret

    Pemerintah sebelumnya mengumumkan bahwa Danantara telah mengamankan komitmen investasi senilai USD4 miliar dari Qatar. Namun, hingga kini belum ada kejelasan mengenai proyek konkret yang akan digarap oleh sovereign wealth fund Danantara sehingga menimbulkan pertanyaan di kalangan pelaku pasar modal.

    Analis pasar modal dari MikirDuit, Surya Rianto, menilai ketidakjelasan strategi investasi Danantara sebenarnya bukan masalah besar, selama pengelolaannya dilakukan dengan perencanaan yang tepat. “Karena skemanya bukan ada proyek cari dana dulu, tapi ada dana dan mulai garap proyek yang dituju. Sebenarnya enggak ada problem juga sih,” ujar Surya kepada KabarBursa.com, Minggu, 27 April 2025.

    Surya menjelaskan, sambil menunggu kesiapan proyek, penempatan dana Danantara di Surat Berharga Negara (SBN) merupakan langkah rasional untuk menjaga likuiditas sekaligus menekan risiko. “Dengan mereka menempatkan di surat berharga negara berarti mau hold dana sambil nunggu proyek yang mau diinvestasikan atau masuk ke pasar modal. Karena SBN juga cukup likuid dengan risiko yang terukur,” jelasnya.

    ia pun menyarankan agar Danantara rutin memberikan pembaruan perihal portofolio investasinya untuk menjaga kepercayaan pasar, minimal secara kuartalan. “Mungkin bisa update portofolio investasi per kuartalan dan ygan terdekat di Juni 2025 terkait kinerja kuartal II karena Danantara baru dapat dana dari April 2025 dari dividen big bank,” jelasnya.

    Meski demikian, Surya mengingatkan bahwa praktik umum di banyak sovereign wealth fund global, seperti Temasek di Singapura, biasanya hanya merilis laporan kinerja investasi setahun sekali. “Toh, dana yang digunakan untuk investasi kan dari dividen BUMN juga bukan uang pajak,” kata Surya.

    Saat ini, proses konsolidasi internal Danantara masih terus berjalan. Pelaku pasar kini menantikan langkah konkret berikutnya untuk melihat seberapa efektif strategi investasi Danantara dalam mendukung pembangunan nasional melalui alokasi dana produktif.

    DPR Desak Danantara Buka Rencana Investasi

    Di sisi lain, DPR RI mulai mengambil sikap kritis terhadap kinerja Danantara. Anggota Komisi VI DPR RI, Darmadi Durianto, mempertanyakan arah dan kejelasan rencana investasi Danantara yang kini mulai menyerap dividen jumbo dari sejumlah BUMN strategis. "Sekarang kan kita belum tahu programnya apa, model bisnisnya seperti apa, sampai sekarang kita belum tahu," ujar Darmadi di Kompleks Parlemen, Jakarta, beberapa waktu lalu.

    Darmadi menegaskan, DPR akan mendorong mekanisme pengawasan yang ketat, termasuk mendorong pelaksanaan audit Danantara setelah program-program kerja mulai berjalan. "Nah, tentu saja nanti kita bisa meminta audit kepada Danantara kalau prosesnya sudah berjalan," kata Darmadi.

    Hingga kini, menurut Darmadi, belum ada pemaparan resmi atau konkret dari pihak Danantara perihal langkah strategis yang tengah dijalankan. Ia menilai belum terlihat adanya arah yang jelas dari strategi bisnis Danantara tersebut. Karena itu, ia menyarankan agar mekanisme audit Danantara bisa segera dilakukan setelah proyek-proyek mulai terealisasi, guna menjaga akuntabilitas penggunaan dana dividen BUMN.

    Komisi VI DPR RI telah menjadwalkan pemanggilan CEO Danantara dalam waktu dekat. Darmadi berharap dalam pertemuan tersebut, pihak superholding dapat memaparkan rencana kerja Danantara, model bisnis, serta kontribusi nyata terhadap perekonomian nasional. "Kita sudah kemarin masuk dalam jadwal. Cuma tinggal waktu aja. Nanti kalau dipanggil Komisi VI, kita minta mereka presentasi model bisnisnya," katanya.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Dian Finka

    Bergabung di Kabar Bursa sejak 2024, sering menulis pemberitaan mengenai isu-isu ekonomi.