Logo
>

PTPP Pertimbangkan Merger dengan WIKA

Ditulis oleh KabarBursa.com
PTPP Pertimbangkan Merger dengan WIKA

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Pembangunan Perumahan Tbk (PTPP) kini tengah mendalami dampak dari rencana merger dengan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA). Kajian ini tidak hanya mencakup PTPP, tetapi juga seluruh anak usaha yang terhubung.

    Direktur Strategi Korporasi dan HCM, I Gede Upeksa Negara, menjelaskan bahwa mereka telah menunjuk konsultan untuk menganalisis dampak serta merumuskan strategi terbaik untuk penggabungan dengan WIKA. “Hasil kajian akan menentukan waktu dan model holding yang akan diterapkan. Saat ini, kami masih dalam tahap evaluasi baik secara internal maupun kolaboratif,” ujar Gede dalam sesi paparan publik daring pada Rabu, 28 Agustus 2024.

    Gede menambahkan bahwa sebelum melangkah ke tahap merger, fokus utama adalah penyehatan perusahaan baik untuk PTPP maupun WIKA. “Kami harus memastikan masing-masing perusahaan dalam kondisi sehat sebelum penggabungan. Oleh karena itu, kami fokus pada program penyehatan,” jelasnya.

    Hasil kajian yang telah disusun bersama akan diserahkan kepada Kementerian BUMN untuk menunggu arahan mengenai langkah berikutnya. “Kami akan menunggu instruksi lebih lanjut dari BUMN sebagai tindak lanjut proses ini. Saat ini, kami masih dalam tahap kajian internal dan bersama mitra kami,” ujar Gede.

    Sekretaris Perusahaan WIKA, Mahendra Vijaya, juga mengonfirmasi bahwa persiapan untuk merger BUMN Karya sedang berlangsung, meski detail mengenai skema penggabungan belum dipublikasikan. “Kami akan mematuhi setiap keputusan yang diambil oleh pemerintah,” ungkap Mahendra.

    Staf Khusus III Menteri BUMN, Arya Sinulingga, menegaskan bahwa proses merger BUMN Karya akan dilakukan setelah transisi pemerintahan presiden terpilih baru pada Oktober mendatang. Rencana merger mencakup tujuh perusahaan: PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT Waskita Karya Tbk (WSKT), PT Pembangunan Perumahan Tbk (PTPP), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Hutama Karya, PT Brantas Abipraya, dan PT Nindya Karya.

    Arya menyebutkan bahwa prioritas akan diberikan pada merger antara WSKT dan Hutama Karya, yang direncanakan selesai tahun ini. Kedepannya, merger ini akan menyusut menjadi tiga holding BUMN: ADHI akan bergabung dengan Brantas dan Nindya, WSKT dengan Hutama Karya, dan PTPP dengan WIKA.

    Arya juga menegaskan bahwa merger BUMN Karya bukanlah tugas yang mudah. “Ada banyak faktor yang harus dipertimbangkan, termasuk penilaian nilai aset dan kondisi keuangan perusahaan. Proses ini memerlukan audit menyeluruh,” kata Arya.

    Meski demikian, Kementerian BUMN berkomitmen untuk memastikan bahwa tidak ada pihak yang dirugikan dalam proses merger ini. “Kami ingin memastikan bahwa merger tidak berdampak negatif pada entitas yang keuangannya sehat,” tutup Arya.

    Menteri BUMN Erick Thohir berencana melaksanakan tiga penggabungan strategis yang melibatkan beberapa BUMN Karya. Pertama, PT Hutama Karya (Persero) akan bergabung dengan PT Waskita Karya (Persero) Tbk, yang akan memusatkan perhatian pada pembangunan jalan tol, jalan non tol, gedung institusi, hingga properti komersial.

    Kedua, PT Adhi Karya (Persero) Tbk akan disatukan dengan Brantas Abhipraya dan Nindya Karya. Mereka akan mengkhususkan diri dalam proyek Engineering, Procurement, Construction (EPC) yang mencakup infrastruktur air, jalur rel, serta sektor-sektor serupa.

    Ketiga, PT Pembangunan Perumahan (Persero) atau PTPP akan digabungkan dengan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Meskipun masing-masing perusahaan memiliki keahliannya sendiri, fokus Wika dan PTPP tidak akan tumpang tindih dengan HK-Waskita, melainkan akan tetap dalam bidang spesialisasi masing-masing.

    Di sisi pasar saham, harga saham PT PP Tbk (PTPP) menunjukkan penurunan sebesar 1,83 persen ke level Rp 428 per saham pada Rabu, 24 April 2024. Setelah dibuka dengan kenaikan dua poin ke posisi Rp 438 per saham, harga tersebut mencapai titik tertinggi di Rp 442 dan terendah di Rp 428. Total frekuensi perdagangan tercatat sebanyak 1.881 kali dengan volume mencapai 135.798 saham, menghasilkan nilai transaksi sebesar Rp 5,9 miliar.

    PT PP (Persero) Tbk. (PTPP), perusahaan konstruksi dan investasi milik BUMN, menargetkan pendapatan kontrak sebesar Rp 32 triliun pada tahun ini. Direktur Keuangan, Agus Purbianto, mengungkapkan bahwa hingga 25 Agustus 2024, PTPP telah mengamankan kontrak baru senilai Rp 17,38 triliun. Sumber pendanaan kontrak ini terbagi menjadi tiga: 38 persen dari pemerintah, 38 persen dari sektor swasta, dan 24 persen dari BUMN.

    Proyek-proyek tersebut mencakup sektor jalan dan jembatan sebesar 54 persen, gedung 28 persen, industri 14 persen, serta sisanya terdiri dari pembangunan bendungan, pelabuhan, dan lainnya.

    Agus optimis target semester II akan tercapai, terutama dengan selesainya proyek-proyek di IKN yang menjadi pendorong utama pendapatan. Selain itu, beberapa proyek jalan tol di luar IKN juga akan rampung tahun ini.

    Hingga semester I 2024, PTPP berhasil mencatat pendapatan sebesar Rp 8,79 triliun, naik 9,28 persen secara tahunan. Laba operasi pun mengalami peningkatan signifikan, mencapai Rp 1,14 triliun, atau naik 16,77 persen secara tahunan.

    Agus menekankan bahwa fokus PTPP saat ini adalah memperkuat bisnis inti di bidang konstruksi, guna memastikan target akhir tahun dapat tercapai. Optimalisasi kinerja perusahaan terus dilakukan untuk menggapai sasaran tersebut.

    Dalam kesempatan yang sama, Yuyus Juarsa, Direktur Operasi Bidang Gedung PTPP, mengungkapkan bahwa strategi perusahaan tahun ini adalah excellent construction dan aligned investment.

    Untuk sektor konstruksi, PTPP berusaha meningkatkan pangsa pasar khususnya di infrastruktur dan gedung, selektif dalam menangani proyek turnkey, serta fokus pada proyek dengan sumber dana yang terjamin. Di sektor investasi, PTPP akan mengedepankan investasi yang bijak, mempercepat proses asset recycling dan divestasi, serta melakukan penyehatan keuangan anak perusahaan, terutama di sektor properti dan energi.

    Perseroan juga fokus menurunkan leverage perusahaan, memperkuat manajemen risiko dan tata kelola, mengoptimalkan manajemen SDM melalui akselerasi kompetensi dan pengembangan karir, serta menekankan inovasi dan arsitektur perusahaan. Implementasi ESG dan konstruksi berkelanjutan juga menjadi prioritas yang lebih luas, jelasnya. (*)

     

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi