KABARBURSA.COM - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyampaikan bahwa masuknya PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Mandiri) ke dalam daftar Time World's Best Companies 2024 merupakan prestasi yang luar biasa. Penghargaan ini menjadi pengakuan internasional terhadap kualitas manajemen dan tata kelola perusahaan (good corporate governance) yang diterapkan oleh kedua bank tersebut.
Erick menyatakan bahwa pencapaian ini menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan Indonesia, khususnya BUMN, mampu bersaing di tingkat global dengan perusahaan multinasional. Seperti dalam keterangannya di Jakarta, Minggu 15 September 2024.
Prestasi ini juga mengangkat citra positif Indonesia di mata dunia, sekaligus menjadi daya tarik bagi investor asing untuk menanamkan modal di Indonesia.
Dengan BNI menduduki peringkat 892 dan Bank Mandiri di posisi 914, Erick berharap keberhasilan ini menjadi inspirasi bagi perusahaan-perusahaan lain di Indonesia untuk terus meningkatkan kualitas produk dan layanan serta memperkuat prinsip tata kelola perusahaan yang baik. Menurut Erick, pencapaian ini juga menandakan bahwa sektor keuangan Indonesia semakin kuat dan mampu menghadapi tantangan global.
Selain itu, transformasi digital yang dilakukan oleh BNI dan Mandiri dianggap membuahkan hasil positif, memperkuat kepercayaan masyarakat dan dunia usaha terhadap kedua bank tersebut. Erick juga menegaskan bahwa prestasi ini membuktikan bahwa langkah pemerintah dalam mendorong BUMN untuk berkompetisi di tingkat global telah memberikan hasil yang nyata.
Dalam daftar 1.000 perusahaan terbaik 2024 yang disusun oleh Majalah Time bekerja sama dengan Statista, terdapat juga tiga perusahaan Indonesia lainnya: Astra International di peringkat 435, Adaro Energy di posisi 908, dan Charoen Pokphand Indonesia di peringkat 961.
Langkah Cepat Perusahaan BUMN
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menekankan pentingnya langkah cepat dari perusahaan-perusahaan BUMN dalam mengurangi dampak dari gejolak ekonomi dan geopolitik dunia.
Erick meminta BUMN untuk melakukan peninjauan ulang terhadap biaya operasional belanja modal, utang yang akan jatuh tempo, rencana aksi korporasi, dan melakukan uji stres untuk mengantisipasi situasi terkini.
“Ia juga menyarankan agar dilakukan kajian sensitivitas terhadap pembayaran pokok dan atau bunga utang dalam dolar yang akan jatuh tempo dalam waktu dekat,” ujar Erick melalui keterangan resminya di Jakarta pada hari Kamis 18 April 2024.
Menurut Erick, situasi ekonomi dan geopolitik akan berdampak pada Indonesia melalui Foreign Outflow dana investasi, yang diperkirakan akan menyebabkan melemahnya nilai tukar rupiah dan naiknya imbal hasil obligasi. Hal ini juga akan berdampak pada kenaikan biaya impor bahan baku dan pangan akibat gangguan rantai pasok, serta dapat menggerus neraca perdagangan Indonesia.
Erick juga menginstruksikan BUMN perbankan untuk menjaga secara proporsional porsi kredit yang terdampak oleh volatilitas rupiah, suku bunga, dan harga minyak. BUMN yang terdampak pada impor bahan baku dan BUMN dengan porsi utang luar negeri dalam dolar AS diminta untuk mengoptimalkan pembelian dolar AS dalam jumlah besar dalam waktu singkat.
Di samping itu, BUMN yang berorientasi pasar ekspor diminta untuk memanfaatkan tren kenaikan harga untuk mengurangi dampak tergerusnya neraca perdagangan.
Nicke Widyawati, Direktur Utama PT Pertamina, menyatakan bahwa perusahaan secara intensif memantau perkembangan terkini dan dampak memanasnya geopolitik terhadap rantai pasok energi global. Dia menekankan bahwa Pertamina akan terus meningkatkan upaya mitigasi risiko untuk mengurangi potensi dampak dari dinamika situasi ekonomi dan geopolitik.
Sementara itu, Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Sunarso menegaskan bahwa BRI akan menerapkan langkah ketat dalam rencana aksi korporasi ke depan dan akan menjaga proporsionalitas kredit yang terdampak oleh volatilitas rupiah, suku bunga, dan harga minyak. BRI juga akan melaksanakan stress test dan mempersiapkan berbagai skenario terhadap kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi pada perekonomian Indonesia.
Target Dividen BUMN
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir mengaku telah ditargetkan memperoleh dividen tahun 2025 sebesar Rp90 triliun. Hal itu dia ungkap dalam Rapat Kerja (Raker) bersama Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 2 September 2024.
Erick menuturkan, target dividen itu sesuai dengan Keputusan Badan Anggaran (Banggar) DPR RI. Menurutnya, angka yang ditargetkan cukup fantastis lantaran meningkat jika dibandingkan dengan target dividen tahun 2024.
“Saya baru dapat info, rupanya sudah diketok oleh Banggar untuk dividen 2025. Kami ditargetkan Rp90 triliun. Jadi ada peningkatan dari Rp85 triliun, jadi Rp90 triliun. Saya kira angka yang fantastis,” ungkap Erick dalam Raker bersama Komisi VI DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 2 September 2024.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.