KABARBURSA.COM - Ekonom Universitas Andalas, Syafruddin Karimi, mendesak Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa untuk menarik kembali dana Rp200 triliun yang sebelumnya digelontorkan ke bank-bank Himbara.
Ia menilai dana tersebut lebih mendesak digunakan untuk pemulihan tiga provinsi yang terdampak banjir bandang, longsor, serta luncuran kayu dan limbah pembalakan.
Untuk diketahui, sejumlah wilayah di tiga provinsi Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat diterjang banjir dan longsor yang melanda berbagai daerahnya.
Syafruddin menegaskan bahwa situasi di wilayah bencana membutuhkan perhatian fiskal yang lebih cepat dibandingkan sektor lain.
“Ekonomi bencana jauh lebih berbahaya dibanding ekonomi kering,” ujarnya dalam pernyataannya, jumat 5 Desember 2025.
Ia mengingatkan bahwa pemerintah masih memiliki saldo anggaran sebesar Rp276 triliun, yang menurutnya sangat memadai untuk dialokasikan kepada daerah yang sedang melakukan pemulihan.
“Sisa uang pemerintah yang masih tersisa sebesar 276T itu sangat adil bila dipakai untuk recovery, rehabilitation, dan reconstruction yang terukur dan terencana dengan baik di tiga provinsi terdampak bencana,” kata Syafruddin.
Ia juga menyoroti bahwa dana Rp200 triliun yang sudah ditempatkan di Himbara masih bisa ditarik apabila belum berubah menjadi investasi riil.
“Dana 200T yang sudah terlanjur ke bank Himbara bisa call lagi oleh Menkeu bila belum menjadi investasi riil yang baru seperti dipesankan sebelum peluncuran dana,” tegasnya.
Syafruddin menilai percepatan penetapan status bencana nasional akan memudahkan pemerintah menjalankan langkah pemulihan
“Status bencana nasional makin cepat makin baik untuk keluarkan ekonomi dari ancaman yang parah,” ujarnya.(*)