Logo
>

Rekor Tertinggi S&P 500: The Fed Beri Sinyal Tahan Suku Bunga

Ditulis oleh Syahrianto
Rekor Tertinggi S&P 500: The Fed Beri Sinyal Tahan Suku Bunga

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Indeks S&P 500 mencatat rekor penutupan tertinggi pada Senin, 30 September 2024, setelah pulih dari penurunan singkat menyusul pernyataan Ketua Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell, yang mengatakan bahwa bank sentral AS tidak terburu-buru untuk melakukan penurunan suku bunga lebih lanjut.

    Dow Jones juga mencapai penutupan tertinggi sepanjang masa. Ketiga indeks saham utama AS mencatatkan kenaikan untuk bulan dan kuartal tersebut.

    Seperti dikutip dari Reuters, dalam konferensi National Association for Business Economics di Nashville, Tennessee, Powell mengatakan dia memperkirakan akan ada dua kali lagi penurunan suku bunga sebesar total 50 basis poin tahun ini, jika perekonomian berkembang sesuai ekspektasi.

    "Sebagian besar investor merasa semua tindakan The Fed untuk sisa tahun ini sudah diperhitungkan. Namun, menurut saya, ada lebih banyak hal yang mungkin akan kita lihat dari The Fed pada 2024 yang belum diketahui," kata Jake Dollarhide, CEO Longbow Asset Management di Tulsa, Oklahoma.

    "Bahkan, skenario pendaratan lunak mungkin benar-benar terjadi," tegas Dollarhide.

    Bulan ini, The Fed memulai siklus pelonggaran baru dengan penurunan suku bunga sebesar 50 basis poin. Para pedagang saat ini memperkirakan peluang 35 persen untuk penurunan suku bunga sebesar 50 basis poin pada November, turun dari sekitar 37 persen sebelum pidato Powell dan 53 persen pada Jumat, menurut alat FedWatch dari CME Group.

    Indeks Dow Jones Industrial Average (DJI) naik 17,15 poin, atau 0,04 persen, menjadi 42.330,15. Sementara itu, S&P 500 (SPX) bertambah 24,31 poin, atau 0,42 persen, ke level 5.762,48, dan Nasdaq Composite (IXIC) naik 69,58 poin, atau 0,38 persen, menjadi 18.189,17.

    Selama bulan ini, S&P 500 naik 2 persen, mencatat September terbaiknya sejak 2013 dan memperpanjang kenaikannya untuk lima bulan berturut-turut. Untuk kuartal ini, S&P 500 naik 5,5 persen, Nasdaq naik 2,6 persen, dan Dow melonjak 8,2 persen.

    S&P 500 sempat melemah setelah pernyataan Powell, tetapi berhasil pulih menjelang penutupan. Para analis mengatakan aktivitas akhir kuartal kemungkinan juga membantu mendorong pasar di penghujung hari itu.

    "Ada perdagangan momentum dan aktivitas akhir kuartal klasik di mana orang membeli saham pemenang dan menjual yang merugi," kata Dollarhide.

    Quincy Krosby, kepala ahli strategi global di LPL Financial, Charlotte, North Carolina, mencatat bahwa The Fed akan memiliki lebih banyak data yang harus dianalisis sebelum pertemuan November mendatang.

    Laporan ekonomi penting minggu ini mencakup data klaim pengangguran dan laporan ketenagakerjaan bulanan.

    Saham CVS Health (CVS.N) naik 2,4 persen setelah laporan menyebutkan bahwa hedge fund Glenview Capital Management akan bertemu dengan eksekutif puncak perusahaan tersebut untuk mengusulkan perbaikan operasional.

    Di NYSE, jumlah saham yang naik lebih banyak daripada yang turun dengan rasio 1,06 banding 1. Sementara di Nasdaq, rasio 1,00 banding 1 juga sedikit menguntungkan saham yang naik.

    S&P 500 mencatat 30 rekor tertinggi baru dalam 52 minggu, sementara ada dua rekor terendah baru; Nasdaq Composite mencatat 82 rekor tertinggi baru dan 88 rekor terendah baru.

    Volume perdagangan di bursa AS mencapai 12,64 miliar saham, dibandingkan rata-rata 11,93 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.

    Masa Kejayaan S&P 500

    Lebih banyak saham yang berkontribusi dalam kenaikan terbaru S&P 500 menuju rekor tertinggi, meredakan kekhawatiran tentang reli yang sebelumnya didominasi oleh beberapa raksasa teknologi sepanjang tahun 2024.

    S&P 500 mencatat kenaikan sebesar 5,5 persen pada kuartal ketiga. Namun, kali ini, optimisme bahwa penurunan suku bunga oleh Federal Reserve akan mendorong pertumbuhan ekonomi AS membuat investor tertarik pada saham-saham perbankan regional, perusahaan industri, dan sektor lain yang diuntungkan oleh ekonomi yang kuat dan suku bunga yang lebih rendah, selain dari saham-saham teknologi yang sudah mengalami kenaikan besar tahun ini.

    Lebih dari 60 persen komponen S&P 500 mengungguli indeks ini pada kuartal ketiga, dibandingkan dengan sekitar 25 persen pada paruh pertama tahun ini. Di saat yang sama, versi S&P 500 dengan bobot yang sama untuk setiap sahamnya naik 9 persen pada kuartal ini, mengalahkan S&P 500 yang lebih dipengaruhi oleh saham-saham raksasa seperti Nvidia dan Apple yang memiliki bobot besar.

    Kenaikan yang lebih luas ini merupakan tanda positif bagi saham, menurut para investor, setelah sebelumnya ada kekhawatiran bahwa pasar rentan terhadap pembalikan jika saham-saham teknologi yang menopang pasar mulai ditinggalkan. Narasi "soft-landing" yang menggambarkan pertumbuhan ekonomi yang stabil akan diuji oleh data ketenagakerjaan di akhir minggu dan awal musim laporan pendapatan perusahaan pada Oktober.

    "Paruh kedua tahun ini sejauh ini hampir seperti cermin dari paruh pertama," kata Kevin Gordon, ahli strategi investasi senior di Charles Schwab.

    "Bahkan jika saham-saham raksasa tidak berkontribusi sebanyak sebelumnya, selama sisa pasar berkinerja baik, saya pikir itu adalah perkembangan yang sehat," sambung Schwab.

    The Fed memulai siklus penurunan suku bunga pertamanya dalam empat tahun bulan ini dengan penurunan sebesar 50 basis poin, langkah yang menurut Ketua Jerome Powell ditujukan untuk melindungi ekonomi yang tangguh. Pedagang memperkirakan adanya kemungkinan penurunan besar lainnya saat bank sentral bertemu lagi pada bulan November, dan memperkirakan penurunan sekitar 190 basis poin hingga akhir 2025, menurut data LSEG.

    Berbagai sektor pasar saham diuntungkan oleh ekspektasi suku bunga yang lebih rendah dan pertumbuhan yang stabil.

    Sektor industri dan keuangan S&P 500, yang dianggap investor sebagai sektor yang paling sensitif terhadap ekonomi, masing-masing naik 11 persen dan 10 persen pada kuartal ketiga.

    Penurunan suku bunga juga menjadi keuntungan bagi saham perusahaan kecil, yang cenderung lebih kesulitan dengan biaya pinjaman yang tinggi. Indeks Russell 2000 yang berfokus pada perusahaan kecil (.RUT) naik sekitar 9 persen pada kuartal ini.

    Saham yang dianggap sebagai pengganti obligasi, yang memiliki dividen tinggi, juga menarik minat investor yang mencari pendapatan dividen karena imbal hasil obligasi turun seiring penurunan suku bunga. Dua sektor tersebut, utilitas (.SPLRCU) dan kebutuhan pokok konsumen, masing-masing naik lebih dari 18 persen dan 8 persen pada periode tersebut.

    Mark Hackett, kepala penelitian investasi di Nationwide, mengatakan bahwa perluasan ini membangun tren yang sudah muncul sebelum pertemuan Fed pada 17-18 September. "Kami sudah melihat adanya partisipasi yang lebih besar, kinerja yang lebih merata di antara sektor-sektor, dan kemudian The Fed melakukan penurunan suku bunga yang lebih agresif, yang menyebabkan percepatan tren tersebut," katanya. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.