Logo
>

RI Genjot Akses Pasar Amerika Latin, Tiga Produk ini Jadi Fokus

Kemendag mendorong perluasan pasar ekspor Indonesia ke kawasan Amerika Latin melalui implementasi Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) dengan Cile dan Peru.

Ditulis oleh Hutama Prayoga
RI Genjot Akses Pasar Amerika Latin, Tiga Produk ini Jadi Fokus
Sejumlah peti kemas tersusun di salah satu sudut pelabuhan. Foto: Dok Kemendag.

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) mendorong perluasan pasar ekspor Indonesia ke kawasan Amerika Latin melalui implementasi Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) dengan Cile dan Peru.


    Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kemendag Djatmiko Bris Witjaksono mengatakan kedua perjanjian ini dinilai strategis untuk memperkuat daya saing produk unggulan Indonesia, khususnya sektor alas kaki, otomotif, dan produk turunan kelapa sawit.


    “Peru dan Chile adalah mitra penting Indonesia di kawasan Amerika Latin. Dengan CEPA, kita tidak hanya membuka akses pasar yang lebih luas, tetapi juga memperkuat posisi produk Indonesia di
    tengah dinamika ekonomi global yang menantang,” ujar dia dalam keterangannya dikutip, Senin, 20 Oktober 2025.


    Kepala Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Santiago di Cile, Indah Fajarwati Bachter, menyebut sejak implementasi Indonesia-Chile CEPA, sekitar 90 persen produk ekspor Indonesia telah menikmati tarif impor nol persen untuk masuk pasar Cile.

    Periode 2021 hingga 2024, ekspor Indonesia ke Cile memiliki tren positif sebesar 15,54 persen. Tahun 2024 nilai ekspor Indonesia ke Cile sebesar USD 339,88 juta. Indonesia mengalami surplus perdagangan sebesar USD 203,3 juta.


    “Produk buatan Indonesia semakin kompetitif di Cile. Mobil merek Toyota, Mitsubishi, dan Suzuki buatan Indonesia kini banyak beredar di pasar Amerika Latin. Begitu pula alas kaki dan pakaian olahraga yang diproduksi di Jawa Barat dan Jawa Timur,” terang Indah.

    Sementara itu, Export Manager PT AK Goldenesia, Irma Nuranggraini, menjelaskan, produk turunan kelapa sawit seperti shortening, margarin, dan minyak goreng memiliki potensi besar di kawasan tersebut.

    “Negara-negara seperti Peru dan Cile belum memiliki lahan sawit yang luas. Oleh karena itu, produk berbasis kelapa sawit dari Indonesia sangat diminati, terutama karena lebih sehat dan efisien dibandingkan dengan campuran kacang kedelai atau minyak bunga matahari,” jelas Irma.

    Irma menambahkan, pembangunan Pelabuhan Cancay di Peru juga akan mempercepat distribusi logistik produk Indonesia di kawasan Amerika Selatan.

    “Dengan pelabuhan modern ini, waktu pengiriman bisa lebih singkat dan biaya logistik menjadi lebih efisien. Momentum ini perlu kita
    manfaatkan,” kata Irma.

    Ketua Asosiasi Persepatuan Indonesia (APRISINDO) Jawa Barat, Henny Setiadi, menyebut, CEPA dengan Cile telah memberikan dampak positif terhadap sektor alas kaki nasional. “Untuk produk alas kaki dengan kode HS 64, tarif masuk di Cile sudah turun hingga 0–6 persen. Hal ini menjadi peluang besar, terutama bagi industri kecil dan menengah yang mulai menembus pasar ekspor,” ujar Henny.


    Sementara itu, Head of Market Development Compartment GAIKINDO, Kariyanto Hardjosoemarto, menyampaikan, industri otomotif tengah menyiapkan strategi ekspansi ke Cile dan Peru melalui CEPA.

    “Kedua negara ini merupakan pasar fully importing sehingga peluang ekspor mobil utuh (CBU) dari Indonesia sangat besar. Saat ini, mobil-mobil buatan Indonesia sudah memasuki pasar Cile dan Peru. Untuk selanjutnya, ekspor kendaraan listrik juga akan difokuskan ke wilayah ini,” ujar Kariyanto.

    Ia menambahkan, sektor otomotif nasional memiliki kapasitas produksi hingga 2,5 juta unit per tahun dengan 800 ribu unitnya diserap pasar domestik. “Artinya, masih ada ruang besar untuk ekspor dan CEPA menjadi instrumen penting untuk memaksimalkannya,” lanjut Kariyanto.(*)

     

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Hutama Prayoga

    Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

    Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.