KABARBURSA.COM - Komite Stabilitas Sitem Keuangan (KSSK) menyebut mata uang rupiah tetap terkendali di tengah ketidakpastian global.
Pada akhir kuartal III 2025, KSSK menyampaikan rupiah sempat melemah sebesar 1,05 persen ptp dibandingkan dengan level pada akhir Agustus 2025. Hal ini sejalan dengan ketidakpastian global yang cukup tinggi.
"Nilai tukar rupiah kembali menguat pada Oktober 2025 didukung oleh kebijakan stabilisasi BI, di mana pada
31 Oktober 2025 tercatat sebesar Rp16.630 per dolar AS, atau menguat 0,21 persen ptp dibandingkan dengan level pada akhir September 2025," tulis KSSK dalam keterangnnya, Senin, 3 November 2025.
Di sisi lain, KSSK melaporkan posisi cadangan devisa pada akhir September 2025 tetap kuat sebesar USD148,7 miliar.
"Setara dengan pembiayaan 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor," tulis KSSK.
Rupiah Ditutup Lesu
Mata uang rupiah ditutup lesu usai melemah 32 point di level Rp16.708 pada perdagangan Selasa, 4 November 2025. Pengamat mata uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan pelemahan ini tidak lepas dari The Fed yang mengisyaratkan melakukan pelonggaran.
"Ketua Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell mengisyaratkan bahwa bank sentral belum berkomitmen untuk pelonggaran lebih lanjut, dengan mengatakan bahwa langkah pada bulan Desember "bukanlah sesuatu yang pasti." ujar dia dalam keterangannya.
Pasar sejak itu, kata Ibrahim, telah mengurangi ekspektasi penurunan suku bunga dalam waktu dekat. Menambah ketidakpastian, beberapa pejabat The Fed pada hari Senin menyuarakan pandangan yang berbeda tentang perekonomian.
Menurut Ibrahim, beberapa pembuat kebijakan menekankan perlunya kewaspadaan terhadap inflasi, sementara yang lain menunjukkan tanda-tanda perlambatan momentum pasar tenaga kerja.
"Perpecahan pendapat ini memperkuat keraguan tentang seberapa cepat The Fed akan melanjutkan pemotongan suku bunga, yang akan menjaga dolar tetap kuat," katanya.
Sementara itu untuk perdagangan besok, Rabu, 5 November 2025, Ibrahim memprediksi mata uang rupiah bergerak fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp16.700 - Rp16.750.(*)