KABARBURSA.COM - Nilai tukar rupiah tergelincir tajam pada pembukaan perdagangan Senin, 22 September 2025. Rupiah merosot 33 poin atau 0,20 persen ke posisi Rp16.634 per dolar Amerika Serikat (AS). Sesaat setelah pembukaan, rupiah masih bertahan lemah di kisaran Rp16.615 per dolar AS.
Koreksi ini memperpanjang tren pelemahan tiga hari beruntun. Pengamat pasar uang dan komoditas, Ibrahim Assuaibi, menilai penyebab dominan datang dari pernyataan-pernyataan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa.
Menurut Ibrahim, ucapan Purbaya tidak mencerminkan sikap seorang pejabat keuangan negara dan justru sarat nuansa politis, sehingga menimbulkan kebingungan di pasar. “Pernyataan dan testimoni yang disampaikan Menteri Keuangan Purbaya tidak sesuai kapasitasnya sebagai Menkeu,” ujarnya.
Ia menambahkan, komentar yang dilontarkan terkesan meremehkan langkah-langkah yang sebelumnya ditempuh Sri Mulyani. “Semua berbau politis, cenderung menggampangkan capaian yang telah dirintis Sri Mulyani,” imbuhnya.
Ibrahim menekankan, seharusnya Purbaya lebih fokus pada kinerja nyata ketimbang mengeluarkan pernyataan yang berisiko mengganggu stabilitas pasar. Aksi itu, lanjutnya, mendorong arus modal asing kembali hengkang dari Indonesia.
Selain faktor domestik, sejumlah isu eksternal turut menekan sentimen. Wacana perubahan program Makan Bergizi Gratis (MBG) menjadi bantuan tunai pascakasus keracunan memunculkan ketidakpastian baru.
Dari ranah geopolitik, konflik Rusia–Ukraina yang kian panas memperbesar risiko global. Ibrahim memperingatkan, potensi perang terbuka Rusia melawan NATO semakin nyata, apalagi setelah Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan penerusnya adalah veteran perang.
Ia juga menyoroti perkara banding Donald Trump terhadap Tina Chok di pengadilan AS, yang keputusannya dinilai berpotensi mengguncang pasar.
Melihat rangkaian tekanan tersebut, Ibrahim memperkirakan rupiah akan terus menghadapi tekanan berat. “Apa yang pernah diprediksi Sri Mulyani dalam APBN 2025, bahwa rupiah bisa menuju Rp16.900, kemungkinan besar akan menjadi kenyataan,” pungkasnya.(*)