Logo
>

Saham Eropa Melemah, Ancaman Tarif AS Picu Kekhawatiran

Saham sektor otomotif Eropa melemah hingga 2 persen setelah Presiden AS Donald Trump mengancam tarif 30 persen atas impor dari Uni Eropa mulai 1 Agustus.

Ditulis oleh Syahrianto
Saham Eropa Melemah, Ancaman Tarif AS Picu Kekhawatiran
Ilustrasi: Layar yang menampilkan beberapa indeks saham dunia. (Foto: Open Grid Scheduler/Grid Engine)

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – Saham-saham Eropa ditutup melemah pada perdagangan Senin, tertekan oleh pelemahan sektor otomotif yang sensitif terhadap kebijakan tarif. Sentimen pasar tertekan setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali mengancam akan mengenakan tarif tinggi terhadap Uni Eropa mulai 1 Agustus mendatang.

    Sebagaimana dilansir Reuters, indeks acuan pan-Eropa STOXX 600 turun 0,1 persen pada akhir sesi. Sebagian besar indeks kawasan juga mencatat pelemahan, kecuali FTSE 100 Inggris yang justru menguat 0,6 persen ke rekor tertinggi sepanjang masa.

    Penguatan indeks FTSE banyak ditopang oleh lonjakan saham AstraZeneca sebesar 2 persen. Kenaikan terjadi setelah perusahaan farmasi itu melaporkan hasil uji klinis tahap akhir yang menunjukkan obat eksperimental mereka, baxdrostat, secara signifikan mampu menurunkan tekanan darah pada pasien dengan hipertensi yang sulit diobati.

    Sementara itu, saham-saham otomotif menjadi pemberat utama di kawasan Eropa. Indeks sektor otomotif (.SXAP) turun setelah BMW, Volkswagen, dan Mercedes-Benz masing-masing melemah sekitar 2 persen akibat kekhawatiran atas tarif yang akan diberlakukan oleh AS.

    Uni Eropa menuding Washington menghambat kesepakatan dagang dan memperingatkan kemungkinan aksi balasan jika Trump tetap memberlakukan tarif 30 persen atas sebagian besar impor dari Eropa. Menteri Luar Negeri Denmark Lars Lokke Rasmussen menyebut ancaman tersebut "sama sekali tidak dapat diterima".

    "Kalaupun tarif 30 persen benar-benar berlaku, kemungkinan itu bukan keputusan final. Reaksi pasar dan ekonomi akan tergantung pada berapa lama kebijakan ini diperkirakan bertahan," ujar Simon Wells, Kepala Ekonom Eropa di HSBC.

    Saham produsen minuman keras yang banyak menjual ke AS juga tertekan. Saham Pernod Ricard dan Remy Cointreau masing-masing turun 1,2 persen dan 3,4 persen.

    Namun pelemahan lebih dalam berhasil diredam oleh penguatan sektor keuangan. Saham bank-bank zona euro naik 0,5 persen. Kenaikan dipimpin oleh bank-bank Italia seperti Banco BPM, BPER Banca, dan Banca Popolare di Sondrio yang masing-masing melesat antara 5 hingga 6 persen.

    Saham produsen alat pertahanan Jerman, Renk, naik 4,3 persen setelah Kepler Cheuvreux meningkatkan peringkatnya menjadi "beli" dari sebelumnya "tahan".

    Di sisi lain, saham Lifco asal Swedia anjlok 9,3 persen dan menjadi yang terburuk di STOXX 600 setelah laba pra-pajak kuartal keduanya meleset dari ekspektasi analis.

    Musim laporan keuangan di Eropa akan dimulai minggu ini. Raksasa semikonduktor ASML dijadwalkan merilis kinerja pada Rabu. Sementara itu, di AS, bank-bank besar seperti JPMorgan Chase, Goldman Sachs, dan Morgan Stanley akan menyampaikan laporan keuangan kuartalannya sepanjang pekan ini.

    Data inflasi bulanan dari AS, Inggris, dan zona euro juga akan menjadi sorotan pelaku pasar dalam beberapa hari ke depan.

    Pasar obligasi Eropa pun melemah. Imbal hasil obligasi pemerintah Jerman tenor 30 tahun naik ke level tertingginya sejak Oktober 2023. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.