Logo
>

Saham Eropa Terpeleset di Awal Juni, ini Penyebabnya

Indeks STOXX 600 melemah tipis 0,1% di awal Juni, dipicu ancaman Trump untuk menaikkan tarif baja dan aluminium menjadi 50 persen.

Ditulis oleh Syahrianto
Saham Eropa Terpeleset di Awal Juni, ini Penyebabnya
Ilustrasi: Layar yang menampilkan beberapa indeks saham dunia. (Foto: Open Grid Scheduler/Grid Engine)

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – Pasar saham Eropa mengawali bulan Juni dengan tekanan setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali melontarkan ancaman kenaikan tarif impor, yang dikhawatirkan memicu gelombang baru ketegangan perdagangan global. Indeks STOXX 600 yang mencakup kawasan Eropa melemah tipis 0,1 persen pada perdagangan Senin, 2 Juni 2025, meskipun indeks tersebut sebelumnya mencatat kenaikan sekitar 4 persen sepanjang bulan Mei.

    Pada Jumat malam, Trump mengumumkan rencana untuk menggandakan tarif impor baja dan aluminium dari 25 persen menjadi 50 persen. Uni Eropa segera merespons dengan menyatakan siap membalas kebijakan tersebut. Saham-saham perusahaan baja seperti ArcelorMittal dan Aperam sempat tertekan, meski akhirnya ditutup sedikit lebih rendah.

    Tekanan paling berat dialami sektor otomotif yang anjlok 2,1 persen, terbesar di antara sektor lainnya. Saham Stellantis yang terdaftar di Milan merosot 5 persen, sementara Mercedes-Benz, BMW, dan Volkswagen turun di kisaran 1,9–2,7 persen. Saham-saham barang mewah yang sangat bergantung pada ekspor global juga terkoreksi, dengan indeks sektor tersebut turun 0,8 persen.

    Indeks volatilitas pasar Eropa (V2TX) melonjak 4,3 persen ke level tertingginya dalam sepekan, menandakan meningkatnya kekhawatiran investor. “Pasar jelas sedang berada dalam mode risk-off,” kata Steve Sosnick, kepala analis pasar di Interactive Brokers. Ia menambahkan bahwa meski retorika semacam ini mulai kehilangan pengaruhnya karena pasar sudah terbiasa, efeknya tetap belum bisa diabaikan sepenuhnya.

    Di sisi data ekonomi, aktivitas manufaktur zona euro menunjukkan tanda-tanda mendekati stabilisasi pada Mei, menurut data PMI HCOB. Namun, Jerman yang merupakan ekonomi terbesar di Eropa, masih menjadi yang terlemah di antara negara-negara besar zona euro dengan skor PMI sebesar 48,3. Indeks DAX Jerman pun ditutup melemah 0,3 persen.

    Sektor energi justru mencatatkan penguatan, dengan saham-saham minyak melonjak 1,4 persen seiring naiknya harga minyak mentah setelah OPEC+ mengumumkan kenaikan produksi yang lebih kecil dari perkiraan untuk bulan Juli.

    Kabar positif juga datang dari industri pertahanan Inggris, di mana saham Babcock International Group dan QinetiQ Group masing-masing menguat 8,2 persen dan 4,5 persen setelah pemerintah Inggris mengumumkan rencana memperluas armada kapal selam bertenaga nuklir.

    Sementara itu, di Polandia, indeks saham WIG20 bergerak datar. Kemenangan tipis kandidat oposisi Karol Nawrocki dalam pemilihan presiden menjadi pukulan bagi agenda pro-Uni Eropa dari pemerintahan sentris.

    Saham sektor media turut tertekan. Publicis Groupe asal Prancis dan WPP masing-masing turun 3,8 persen dan 2,8 persen setelah laporan Wall Street Journal menyebutkan bahwa Meta Platforms berencana mengotomatisasi penuh proses pembuatan iklan dengan kecerdasan buatan (AI) pada akhir tahun depan.

    Dari sektor farmasi, saham Sanofi turun 1,8 persen usai mengumumkan kesepakatan akuisisi terhadap perusahaan asal AS, Blueprint Medicines Corporation, senilai USD129 per saham atau sekitar USD9,1 miliar secara keseluruhan.

    Fokus pasar minggu ini akan tertuju pada keputusan suku bunga dari Bank Sentral Eropa (ECB) yang dijadwalkan Kamis mendatang. Pelaku pasar uang hampir sepenuhnya memperkirakan adanya pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin. Pernyataan dari Presiden ECB Christine Lagarde dijadwalkan pada pukul 17.30 GMT. (*)

     

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.