KABARBURSA.COM – Saham teknologi menjadi pahlawan pergerakan Bursa Eropa pada perdagangan Rabu malam waktu setempat, 3 Desember 2025. Bursa Eropa terselamatkan dari kejatuhan dan berakhir relatif stabil.
Indeks acuan pan-Eropa STOXX 600, bergerak naik tipis 0,10 persen atau 0,57 poin menjadi 576,22. Dalam laporan Reuters dan CNBC di Bengaluru, Kamis dini hari WIB, 4 Desember 2025, bursa regional utama berakhir variatif.
Indes DAX Jerman menelah 0,07 persen atau 17,15 poin menjadi 23.693,71. Sementara, FTSE 100 Inggris ikut merosot 0,10 persen atau 9,73 poin ke posisi 9.692,07. Berbeda dengan DAX Jerman dan FTSE 100, CAC Prancis justru bertambah 0,16 persen atau 12,821 poin menjadi 8.087,42.
Di antara jajaran saham utama, Inditex menjadi sorotan setelah melonjak mendekati level tertinggi dalam satu tahun. Kenaikan Inditex ini didorong penjualan musim dingin yang solid.
Memang, pasar Spanyol menjadi pendorong positif di kawasan. Indeks acuannya menguat 0,7 persen setelah saham Inditex melesat 8,9 persen. Lonjakan terjadi setelah laporan pemilik merek Zara melampaui ekspektasi di awal kuartal keempat.
Zara mencatat pertumbuhan penjualan sebesar 10,6 persen sepanjang November. Catatan ini untuk periode yang mencakup akhir pekan Black Friday. Kinerja kuat ini yang kemudian menjadikan Inditex memimpin penguatan STOXX 600 sekaligus mengangkat indeks ritel sebanyak 3,5 persen.
Sebagai barometer global industri fesyen cepat, apa yang terjadi pada Inditex ini memberi Gambaran awal mengenao performa peritel selama musim diskon. Tidak hanya itu, hal ini sekaligus menandai awal yang positif bagi kuartal dengan pendapatan tertinggi setiap tahun.
Tidak hanya kenaikan laporan ZARA yang di luar ekspektasi, kenaikan sektor ritel juga didukung perbaikan indicator aktivitas bisnis zona euro. Diketahui, Indeks PMI komposit naik dari 52,5 menjadi 52,8 poin. Ini menjadi level tertinggi dalam dua setengah tahun. Sektor jasa yang tetap ekspansif dengan PMI mencapai 53,6 persen ikut mendongkrak indeks menjadi yang terbaik sejak Mei 2023.
Revisi naik data PMI ini, menurut analisis teknikal IG Group Axel Rudolph, menunjukkan bahwa sektor insutri dan material dasar merasakan dampak positif dari perbaikan aktivitas ekonomi.
Sektor Teknologi Lanjutkan Reli
Sementara itu, sang pahlawan, yaitu sektor teknologi, melanjutkan reli empat hari berturut-turut. Dalam catatan, kenaikannya mencapai 1,3 persen. Saham pertahanan ikut menguat 2,3 persen.
Sektor sumber daya dasar melesat 2,6 persen, sementara sektor energi bertambah 0,6 persen. Sedangkan saham asuransi dan perbankan justru menjadi penekan pasar. Masing-masing merosot 1,4 persen dan 0,9 persen, padahal pekan sebelumnya kedua sektor ini mengalami reli yang cukup kuat.
Penguatan terhadap sektor teknologi dan pertahanan terjadi usai Rusia menyatakan rencana perdamaian dengan Ukraina, yang diusahakan oleh Amerika Serikat, belum memenuhi tuntutan.
Sementara, di sisi lain, Perdana Menteri Ukraina Yulia Svyrydenko, justru menyambut baik proposal Komisi Eropa untuk membantu memenuhi kebutuhan pembiayaan negara tersebut. Bahkan, ia menyebutnya sebagai langkah penting dan bertanggung jawab.
Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga Jadi Katalis Positif
Di luar ketegangan Ukraina – Rusia, ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve, masih menjadi perbincangan hangat yang menjadi katalis positif perdagangan bursa. Ekspektasinya meningkat menyusul data ekonomi AS yang lemah serta pernyataan dovish sejumlah pejabat bank sentral.
Analis UBS Global Wealth Management Kiran Ganesh, menilai prospek penurunan suku bunga masih akan menjadi katalis utama narasi positif pasar di tahun depan.
Sementara itu, data terbaru menunjukkan bahwa aktivitas sektor jasa AS bergerak stabil di sepanjang November. Sementara, payrol swasta justru tertekan secara tak terduga.
Jika dilihat dari sisi korporasi, Hugo Boss anjlok 9,9 persen setelah mengatakan bahwa penjualannya tahun depan akan mengalami penurunan seiring upaya perusahaan melakukan penyesuaian energi.
Di sisi lain, Airbus terbang 4 persen setelah dua hari mengalami koreksi. Kenaikan terjadi meskipun produsen pesawat tersebut memangkas target pengirimannya sebanyak 30 unit. Walau begitu, mereka tetap mempertahankan proyeksi keuangannya di 2025.
Terakhir, saham Sainsbury’s tenggelam 4,1 persen usai sovereign wealth fund Qatar melepas Sebagian kepemilikannya. Ini menjadi catatan penting, karena selama dua dekade terakhir mereka menjadi pemegang saham terbesar di Sainsbury’s.(*)