KABARBURSA.COM - Pengusaha asal Indonesia Sandiaga Uno, menyoroti pentingnya strategi investasi jangka panjang dalam menghadapi dinamika pasar modal. Menurutnya, investor tidak seharusnya terjebak dalam pola pikir investasi harian yang berisiko tinggi dan cenderung spekulatif.
“Karena saya berinvestasi sangat jangka panjang, saya tidak melihat investasi itu harian. Saya tidak beli saham dalam konsep harian atau mingguan, tapi saya lihat dalam konsep yang sangat jangka panjang,” ujar dia dalam acara Nyantri Saham Bareng Kabar Bursa di VIP Al Malik Masjid Istiqlal, Jakarta, Sabtu, 15 Maret 2025.
Ia menjelaskan bahwa dari total aset yang dimilikinya, sekitar 40 hingga 45 persen dialokasikan ke saham, sementara sisanya ditempatkan pada instrumen investasi lain seperti properti dan aset likuid. Strategi ini dilakukan untuk memastikan keseimbangan portofolio dan mengurangi risiko volatilitas pasar.
Sandiaga juga menyoroti pentingnya memilih saham perusahaan dengan fundamental kuat dan prospek cerah. Ia mencontohkan sektor-sektor yang memiliki potensi besar di Indonesia, seperti infrastruktur, sumber daya alam, dan konsumsi.
“Cari perusahaan-perusahaan yang punya masa depan yang cerah. Indonesia didorong oleh investasi di infrastruktur dan sumber daya alam dalam proses hilirisasi,” jelas pria yang mengaku berinvestasi di salah satu sponsor penyelenggara Nyantri Saham Bareng Kabar Bursa, yaitu AlamTri Resources Indonesia.
Lebih lanjut, pria yang sempat menjadi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) untuk periode 2020 - 2024 ini menyoroti sektor konsumsi sebagai salah satu pilar utama ekonomi Indonesia. Dengan kontribusi sekitar 60 persen terhadap PDB, sektor ini menjadi pilihan investasi yang menarik, terutama perusahaan yang telah dikenal luas oleh masyarakat. Sandiaga mencontohkan beberapa perusahaan konsumsi yang sudah melantai di bursa, seperti Indofood (INDF) dan Sido Muncul (SIDO).
Selain itu, sektor telekomunikasi juga dianggapnya memiliki prospek cerah, mengingat tingginya kebutuhan masyarakat terhadap layanan digital. Ia menyoroti bahwa perusahaan seperti Telkom (TLKM) memiliki arus kas yang kuat berkat basis pelanggan yang besar dan model bisnis yang berkelanjutan.
“Kalian tahu kenapa free cash flow Telkom sangat kuat? Subscriber besar, saingannya minim, dan dengan asetnya Telkom memastikan orang itu harus bayar. Kalau tidak bayar, dia diputus servisnya,” ucap bapak dua anak ini.
Terkait kondisi pasar modal saat ini, Sandiaga menilai bahwa tekanan eksternal seperti ketegangan geopolitik dan perang dagang masih memberikan dampak signifikan. Namun, ia melihat kondisi ini sebagai peluang untuk melakukan rebalancing portofolio dan membeli saham dengan valuasi menarik.
“Kalau orang pada takut, pada jual, kemarin turun hampir 2 persen, ini saat yang bagus untuk mulai secara pelan-pelan merebalancing portofolio kita,” tuturnya.
Lebih jauh, Sandiaga menekankan pentingnya memahami perbandingan imbal hasil antara berbagai instrumen investasi. Ia mencontohkan bahwa sementara deposito syariah memberikan imbal hasil sekitar 6 persen per tahun, terdapat saham-saham dengan dividend yield mencapai 8 persen, sehingga memberikan keuntungan ganda bagi investor.
“Jadi kita bukan hanya naruh uang dapat potensi kenaikan harga sahamnya, tapi kita dapat dividennya,” pungkasnya.
Investasi Jangka Panjang: Membangun Kekayaan dengan Kesabaran dan Strategi
Investasi jangka panjang adalah salah satu cara terbaik untuk membangun kekayaan dan mencapai tujuan keuangan yang signifikan, seperti dana pensiun, pendidikan anak, atau pembelian rumah.
Meskipun membutuhkan kesabaran dan komitmen, investasi ini menawarkan potensi keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan pendekatan investasi jangka pendek. Namun, seperti halnya semua jenis investasi, ada risiko yang perlu dipahami dan dikelola dengan bijak.
Salah satu keunggulan utama dari investasi jangka panjang adalah potensi imbal hasil yang lebih tinggi. Instrumen seperti saham dan properti sering kali memberikan pengembalian yang lebih besar dibandingkan dengan instrumen investasi jangka pendek.
Keuntungan ini terutama terasa dalam waktu yang lebih lama, di mana nilai investasi dapat meningkat seiring berjalannya waktu. Misalnya, saham perusahaan yang berhasil berkembang atau properti yang nilainya terus meningkat, keduanya dapat memberi imbal hasil yang substansial bagi investor yang sabar menunggu.
Selain itu, investasi jangka panjang memiliki kemampuan untuk melindungi nilai dari inflasi. Dalam jangka panjang, inflasi dapat menggerus daya beli uang, tetapi investasi yang dipilih dengan bijak, seperti saham atau properti, memiliki potensi untuk mengalahkan inflasi dan menjaga nilai investasi Anda. Hal ini menjadikan investasi jangka panjang sebagai salah satu cara yang efektif untuk melindungi kekayaan Anda dari erosi nilai akibat inflasi.
Keuntungan lain yang ditawarkan investasi jangka panjang adalah efek compounding, di mana keuntungan yang diperoleh dari investasi dapat diinvestasikan kembali untuk menghasilkan keuntungan lebih lanjut. Ini menciptakan efek pengganda yang terus berkembang secara eksponensial.
Misalnya, bunga atau dividen yang diterima dari investasi dapat digunakan untuk membeli lebih banyak saham atau aset, yang pada gilirannya menghasilkan keuntungan lebih banyak lagi. Proses ini memungkinkan akumulasi kekayaan secara signifikan seiring berjalannya waktu.
Investasi jangka panjang juga memberi kesempatan untuk membangun kekayaan secara berkelanjutan. Dengan berinvestasi secara konsisten dan disiplin, Anda dapat mencapai kebebasan finansial, meskipun hasilnya baru akan terasa setelah beberapa tahun. Ini memberikan kesempatan untuk merencanakan masa depan dengan lebih tenang dan stabil.
Selain itu, investasi jangka panjang sangat efektif dalam mencapai tujuan keuangan besar, seperti dana pensiun atau pendidikan anak. Dengan merencanakan dan berinvestasi sejak dini, Anda dapat mempersiapkan diri secara finansial untuk mencapai tujuan jangka panjang tersebut, tanpa harus terburu-buru atau tertekan oleh kebutuhan mendesak.
Risiko yang Harus Diwaspadai dalam Investasi Jangka Panjang
Namun, meskipun investasi jangka panjang menawarkan banyak keunggulan, ada beberapa risiko yang perlu diperhatikan. Salah satu risiko terbesar adalah fluktuasi pasar. Nilai investasi, terutama pada instrumen seperti saham, dapat berfluktuasi tajam, terutama di awal-awal periode investasi.
Pasar yang volatil dapat membuat investor cemas dan tergoda untuk menarik investasi mereka pada saat yang tidak tepat. Untuk mengatasi hal ini, sangat penting bagi investor untuk memiliki horizon investasi yang panjang dan bersikap sabar. Ketika pasar mengalami penurunan, bukan berarti investasi itu buruk, melainkan kesempatan untuk membeli lebih banyak pada harga yang lebih murah.
Selain itu, risiko likuiditas juga harus dipertimbangkan. Beberapa aset, seperti properti, mungkin sulit untuk dijual dengan cepat jika Anda membutuhkan uang tunai secara mendesak. Aset seperti ini tidak sefleksibel saham atau obligasi dalam hal likuiditas, yang berarti bahwa Anda mungkin kesulitan mencairkan aset Anda dengan cepat jika perlu.
Fluktuasi suku bunga juga dapat mempengaruhi nilai beberapa jenis instrumen investasi, seperti obligasi. Ketika suku bunga naik, nilai obligasi yang sudah ada bisa turun, sehingga mengurangi imbal hasil yang diharapkan. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan kondisi pasar dan ekonomi secara keseluruhan agar dapat mengantisipasi dampak perubahan suku bunga terhadap investasi Anda.
Inflasi yang lebih tinggi dari imbal hasil investasi juga menjadi risiko yang harus diperhatikan. Jika imbal hasil investasi tidak mampu mengungguli tingkat inflasi, maka nilai investasi Anda akan tergerus seiring waktu. Untuk itu, memilih instrumen investasi yang memiliki potensi untuk berkembang lebih cepat daripada tingkat inflasi sangat penting.
Bagi investor yang berinvestasi di pasar luar negeri, fluktuasi mata uang bisa menjadi risiko tambahan. Perubahan nilai tukar mata uang dapat memengaruhi keuntungan yang diperoleh, terutama bagi investor yang berinvestasi dalam mata uang asing. Hal ini perlu diperhatikan, terutama jika Anda berinvestasi di negara yang memiliki volatilitas mata uang yang tinggi.
Selain itu, kondisi ekonomi dan politik suatu negara dapat memengaruhi kinerja investasi. Risiko negara ini mencakup perubahan kebijakan, ketidakstabilan politik, atau masalah ekonomi yang dapat mempengaruhi pasar saham atau pasar obligasi di negara tersebut.
Terakhir, risiko perusahaan juga tidak dapat diabaikan. Investasi saham dalam perusahaan tertentu mengandung risiko bahwa perusahaan tersebut bisa mengalami masalah keuangan, kebangkrutan, atau penurunan kinerja yang signifikan, yang pada akhirnya dapat merugikan investor.
Tips Memulai Investasi Jangka Panjang
Bagi yang baru memulai, ada beberapa langkah penting yang perlu diperhatikan sebelum terjun ke dunia investasi jangka panjang. Pertama-tama, tentukan tujuan investasi, apakah untuk dana pensiun, pendidikan anak, atau membeli rumah? Memiliki tujuan yang jelas akan membantu Anda memilih instrumen investasi yang tepat dan menyusun strategi investasi yang sesuai.
Kenali profil risiko. Setiap orang memiliki toleransi risiko yang berbeda-beda, dan penting untuk memilih instrumen investasi yang sesuai dengan kemampuan Anda untuk menanggung risiko.
Beberapa orang mungkin lebih nyaman dengan investasi yang lebih aman, sementara yang lain mungkin siap mengambil risiko lebih besar untuk mendapatkan imbal hasil yang lebih tinggi.
Diversifikasi investasi adalah kunci untuk mengurangi risiko. Jangan menempatkan semua dana dalam satu jenis investasi. Dengan memiliki portofolio yang beragam, dampak negatif dari fluktuasi pasar yang terjadi pada satu aset tertentu dapat dikurangi.
Investasi secara rutin, meskipun dalam jumlah kecil, juga merupakan cara yang baik untuk membangun kekayaan dalam jangka panjang. Dengan konsistensi dan disiplin, tujuan investasi dapat dicapai, meskipun dimulai dengan investasi yang lebih kecil.
Penting juga untuk terus belajar dan mendidik diri sendiri tentang dunia investasi dan pasar keuangan. Semakin banyak pengetahuan yang dimiliki, semakin baik keputusan investasi yang dapat dibuat.
Terakhir, tetap sabar dan disiplin. Investasi jangka panjang membutuhkan waktu, dan hasilnya mungkin tidak segera terlihat. Namun, dengan kesabaran dan komitmen, akan semakin dekat pencapaian tujuan keuangan Anda.
Dengan pemahaman yang baik tentang keuntungan dan risiko investasi jangka panjang, serta langkah-langkah yang tepat untuk mengelola investasi, kekayaan yang berkelanjutan dapat dibangun dan mencapai tujuan keuangan di masa depan.
Nyantri Saham Bareng Kabar Bursa berkolaborasi dengan Badan Pengelola Masjid Istiqlal Jakarta dan disponsori Telkom Indonesia, AlamTri Resources Indonesia, serta Pupuk Indonesia Persero.
Menghadirkan beragam narasumber yang kompeten di bidangnya, yaitu Kepala Divisi Pasar Modal Syariah BEI Irwan Abdalloh, Ekonom Senior Indef Aviliani, Konsultan & Investor Pasar Modal Global Dr Muhammad Asmi. Selain itu, datang pula Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku PUJK Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi, serta Pendiri Komunitas Syariah Saham serta penulis buku Investor Syariah Aktif Asep Muhammad Saepul Islam.
Sebagai tamu kehormatan, hadir Menteri Agama RI Nasaruddin Umar dan mantan Menparekraf sekaligus pengusaha dan investor saham Indonesia Sandiaga Uno.(*)