KABARBURSA.COM - Investasi saham seringkali dianggap sebagai jalur cepat menuju kekayaan, namun seperti yang disampaikan oleh pengusaha dan investor saham Sandiaga Uno, tidak ada kesuksesan yang tercapai tanpa melalui kegagalan dan proses yang panjang.
"Sukses dalam dunia saham tidak datang secara instan. Dibutuhkan waktu, pengetahuan, dan kesabaran untuk meraihnya," kata Sandiaga Uno saat menghadiri event Nyantri Saham Bareng Kabar Bursa, Mengenal Saham Syariah: Berinvestasi Sesuai Nilai Islam, yang digelar di VIP Al Malik Masjid Istiqlal Jakarta, Sabtu, 15 Maret 2025.
Sebagai seorang pengusaha sukses dan mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Indonesia, berbagi prinsip-prinsip investasi yang dapat membantu anak muda untuk meraih kesuksesan di pasar saham.
Sandiaga menekankan bahwa saham seringkali bergejolak, dan pasar yang mengalami penurunan signifikan justru bisa menjadi peluang terbaik untuk membeli saham. Ketika ada ketidakpastian dan kekhawatiran, itulah saat yang tepat untuk berinvestasi.
Keberanian untuk berinvestasi pada saat pasar turun bisa memberi keuntungan besar di masa depan. Namun, ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan saat memasuki dunia investasi, terutama bagi para pemula.
Pertama, penting untuk mematuhi prinsip-prinsip syariah dalam berinvestasi. Saham yang dipilih harus bebas dari unsur riba dan bunga, serta bebas dari ketidakpastian. Ini juga berarti menghindari spekulasi atau saham-saham yang tergolong "gorengan" — saham yang pergerakannya tidak wajar dan sering kali berisiko tinggi.
Prinsip syariah sangat penting agar investasi tidak hanya mendatangkan keuntungan finansial, tetapi juga keberkahan. Dana yang diinvestasikan bisa digunakan untuk tujuan yang lebih besar, seperti pendidikan, kesehatan, pernikahan, dan tempat tinggal.
Selain itu, dalam memilih saham, Sandiaga mengingatkan untuk memilih perusahaan yang tidak hanya memiliki konsep syariah, tetapi juga perusahaan dengan prospek yang bagus. Contohnya adalah perusahaan-perusahaan yang bergerak di sektor yang stabil dan menguntungkan, seperti BRIS (Bank Syariah Indonesia), sukuk obligasi syariah, dan reksadana syariah.
Keuntungan investasi saham akan lebih maksimal jika memilih instrumen yang sesuai dengan tujuan dan karakteristik risiko masing-masing investor.
Salah satu kekuatan yang dimiliki Indonesia adalah pertumbuhan ekonominya yang positif dan stabil dalam jangka panjang, terutama dalam 5 hingga 15 tahun ke depan. Perekonomian Indonesia yang kuat, didorong oleh sektor-sektor seperti konsumsi, wirausaha (UMKM), dan energi terbarukan, menjadikannya tempat yang ideal untuk berinvestasi.
Oleh karena itu, berinvestasi di saham yang berfokus pada sektor-sektor ini bisa memberikan keuntungan yang signifikan.
Mantan Menparekraf RI ini juga menekankan pentingnya menggunakan teknologi dan komunitas untuk membantu dalam proses investasi. Dengan semakin berkembangnya teknologi dan kecerdasan buatan (AI), investor dapat membuat keputusan yang lebih tepat dan mengurangi risiko. Hal ini juga mempermudah akses kepada informasi yang lebih banyak, memungkinkan investor untuk memantau pasar dengan lebih efisien.
Untuk membangun mindset yang lebih sabar dalam berinvestasi, penting untuk meningkatkan literasi tentang pasar modal dan keuangan secara keseluruhan. Menurut Sandiaga, membuat laporan keuangan pribadi dan menghitung jumlah aset yang dapat diinvestasikan adalah langkah awal yang penting.
Diversifikasi portofolio juga menjadi kunci tidak semua uang harus diinvestasikan di saham. Beberapa aset bisa ditempatkan pada properti atau instrumen keuangan lain yang lebih likuid.
Sukses dalam investasi saham membutuhkan strategi jangka panjang. Sandiaga menekankan bahwa ekonomi Indonesia sangat menjanjikan, terutama dalam sektor-sektor baru seperti energi terbarukan dan ekonomi hijau.
Dengan fokus pada tujuan jangka panjang dan penyesuaian portofolio secara berkala, investor dapat terus berkembang meski ada perubahan dalam kondisi pasar.
Sandiaga juga memberikan tiga perkembangan utama yang dapat menjadi peluang investasi di Indonesia, yaitu sektor konsumsi, wirausaha (UMKM), dan energi terbarukan.
Sebagai contoh, sektor konsumsi yang mencakup makanan dan minuman menyumbang 60 persen dari perekonomian Indonesia, yang memberikan peluang bagi investor untuk berinvestasi di perusahaan-perusahaan dengan prinsip syariah yang bergerak di sektor ini, seperti Indofarma dan Sido Muncul.
Sektor wirausaha dan UMKM juga menarik untuk diperhatikan, karena sekitar 50 persen investor Indonesia berada di bawah usia 30 tahun. UMKM adalah sektor yang terus berkembang dan memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian, menciptakan lapangan kerja, dan memberikan peluang bagi investor untuk berkontribusi dalam menciptakan ekosistem ekonomi yang lebih baik.
Dalam setiap keputusan investasi, Sandiaga mengingatkan untuk mengikuti empat prinsip dasar: kerja keras, analisis cerdas, evaluasi tuntas, dan berinvestasi dengan ikhlas untuk mencari keberkahan. Prinsip ini membantu investor menjaga fokus dan tetap tenang meski pasar tidak selalu stabil.
Sandiaga juga menyarankan untuk selalu mengedepankan tiga hal penting dalam berinvestasi, yaitu inovasi, adaptasi, dan kolaborasi. Dunia bisnis dan investasi terus berkembang, dan hanya dengan mengedepankan tiga hal ini, seseorang dapat bertahan dan terus berkembang di pasar yang kompetitif.
Saat menilai sebuah perusahaan, ada beberapa indikator yang perlu diperhatikan, seperti laporan keuangan, laba, rasio utang, return on equity, market cap, return on asset, dan yang tidak kalah penting adalah free cash flow (FCF).
Free cash flow adalah indikator yang lebih penting dibandingkan dengan EBITDA karena menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan uang setelah membayar biaya operasional dan investasi.
FCF yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memiliki kapasitas untuk berkembang dan memberikan keuntungan lebih besar kepada investor.
Sandiaga Uno juga mengutip Warren Buffett, seorang investor legendaris, yang selalu mengedepankan pendekatan fundamental dalam investasi. Ini berarti memilih perusahaan dengan prospek jangka panjang yang baik dan menghindari terlalu banyak bergantung pada analisis teknikal yang bersifat jangka pendek.
Dengan mengikuti prinsip-prinsip tersebut, anak muda dapat mulai berinvestasi di pasar saham dengan lebih bijak dan lebih percaya diri. Pasar saham adalah instrumen yang sangat menjanjikan jika dikelola dengan baik dan penuh perhitungan, dan dengan komitmen serta kesabaran, kesuksesan di usia muda bukanlah hal yang mustahil.
Kabar Bursa sendiri selalu mengedepankan edukasi dan literasi kepada para Sahabat Kabar Bursa untuk mengenal investasi dan pasar modal. Lewat Nyantri Saham Bareng Kabar Bursa ini, para investor pemula dapat lebih mengenal apa itu investasi dan pasar modal dengan lebih jelas.
Nyantri Saham Bareng Kabar Bursa terselenggara berkat kolaborasi dengan Badan Pengelola Masjid Istiqlal dan disponsori oleh Telkom Indonesia, AlamTri Resources Indonesia, dan Pupuk Indonesia Persero.
Literasi ini didukung pula oleh para narasumber seperti Kepala Divisi Pasar Modal Syariah BEI Irwan Abdalloh, Ekonom Senior Indef Aviliani, Konsultan & Investor Pasar Modal Global Dr Muhammad Asmi. Selain itu, datang pula Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku PUJK Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi, serta Pendiri Komunitas Syariah Saham serta penulis buku Investor Syariah Aktif Asep Muhammad Saepul Islam.
Juga dihadiri oleh Menteri Agama Nasaruddin Umar, pengusaha serta investor sukses Indonesia Sandiaga Uno, serta Ketua Dewan Pers Ninik Rahayu.(*)