Logo
>

Sektor Industri Temui Banyak Tantangan dalam Setahun Pemerintahan Prabowo-Gibran

Faktor lainnya adalah muncul tekanan terhadap kebijakan perlindungan industri nasional.

Ditulis oleh Hutama Prayoga
Sektor Industri Temui Banyak Tantangan dalam Setahun Pemerintahan Prabowo-Gibran
Sejumlah peti kemas tersusun di salah satu sudut pelabuhan. Foto: Dok Kemendag

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang menyebut sektor industri menghadapi berbagai tantangan dalam satu tahun kepemimpinan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

    Adapun tantangan yang dihadapi antara lain banjirnya produk impor murah, baik legal maupun ilegal, di pasar domestik. Selanjutnya, produk dari industri di Kawasan Berikat (KB) yang seharusnya untuk ekspor malah dijual di pasar dalam negeri.

    "Oleh karena itu, kami berkomitmen untuk terus meningkatkan kemampuan industrialisasi dalam negeri guna mencapai ketangguhan ekonomi nasional," ujar Agus dalam keterangannya, dikutip, Senin, 20 Oktober 2025.

    Faktor lainnya adalah muncul tekanan terhadap kebijakan perlindungan industri nasional. Padahal, 80 persen produk manufaktur Indonesia dipasarkan di dalam negeri sehingga kebijakan proteksi penting untuk menjaga 19,6 juta tenaga kerja dan keberlanjutan investasi.

    Agus menyebut pihaknya kini fokus pada empat hal, yaitu melindungi industri nasional dari tekanan impor, menjaga dan meningkatkan utilisasi produksi, melindungi pekerja serta investasi, serta memperkuat teknologi produksi untuk meningkatkan daya saing di pasar domestik dan global.

    Agus menyampaikan, pada kuartal IV 2024 hingga kuartal II 2025, sektor Industri Pengolahan Nonmigas (IPNM) tumbuh sebesar 4,94 persen (YoY) dan memberikan kontribusi 17,24 persen terhadap PDB nasional.

    "Angka ini menunjukkan bahwa sektor manufaktur masih menjadi penggerak utama ekonomi nasional,” tuturnya.

    Dari sisi ekspor, kinerja sektor manufaktur juga menunjukkan catatan positif. Selama periode Oktober 2024 – Agustus 2025, nilai ekspor IPNM mencapai USD 202,9 miliar atau 78,75 persen dari total ekspor nasional sebesar USD 257,6 miliar.

    “Kontribusi ekspor manufaktur ini menjadi bukti bahwa produk industri Indonesia semakin kompetitif di pasar global,” tambah Agus.

    Adapun kepercayaan investor terhadap sektor industri juga tetap tinggi. Realisasi investasi industri manufaktur mencapai Rp568,4 triliun pada periode Oktober 2024 – Juni 2025, atau 40,72 persen dari total investasi nasional.

    Pertumbuhan investasi tersebut turut berdampak pada peningkatan penyerapan tenaga kerja. Hingga Februari 2025, sektor IPNM menyerap 19,55 juta tenaga kerja, atau 13,41 persen dari total tenaga kerja nasional.

    Optimisme pelaku industri tercermin dari Indeks Kepercayaan Industri (IKI) yang pada September 2025 berada di angka 53,02, menunjukkan kondisi ekspansif. Sementara Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur pada periode yang sama juga berada di 50,4. “Kedua indikator ini menunjukkan keyakinan pelaku usaha terhadap prospek industri yang tetap positif,” tutur Menperin.

    Agus menambahkan, rata-rata utilisasi sektor IPNM sepanjang Oktober 2024 – Agustus 2025 mencapai 62 persen, yang berarti masih terdapat ruang luas untuk ekspansi produksi industri nasional. “Kami akan terus menjaga stabilitas industri dalam negeri agar kapasitas ini dapat dimanfaatkan secara optimal,” jelasnya.

    Beberapa subsektor mencatatkan pertumbuhan yang lebih tinggi dari rata-rata nasional. Industri logam dasar tumbuh paling tinggi, mencapai 12,27 persen, diikuti industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki (8,13 persen), serta Industri makanan dan minuman (6,18 persen).

    Selain itu, subsektor barang logam, elektronik dan peralatan listrik, industri kimia dan farmasi, serta industri mesin dan perlengkapan juga menunjukkan pertumbuhan kuat di kisaran 5–6 persen.

    “Pertumbuhan di berbagai subsektor ini mencerminkan semakin solidnya struktur industri nasional, baik dari hulu hingga hilir,” ujar Agus.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Hutama Prayoga

    Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

    Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.