Logo
>

Stabil di Tengah Gejolak: R&I Kunci Peringkat Indonesia di BBB+

Peringkat tersebut bukan sekadar angka. Ia menjadi simbol keyakinan internasional atas stabilitas sistem keuangan Indonesia

Ditulis oleh Pramirvan Datu
Stabil di Tengah Gejolak: R&I Kunci Peringkat Indonesia di BBB+
Ilustrasi Kantor Bank Indonesia. Foto: Dok KabarBursa.com

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menegaskan, keputusan lembaga pemeringkat Rating and Investment Information, Inc. (R&I) mempertahankan peringkat kredit Indonesia di level BBB+ mencerminkan kepercayaan global yang solid terhadap ketahanan makroekonomi nasional.

    Peringkat tersebut bukan sekadar angka. Ia menjadi simbol keyakinan internasional atas stabilitas sistem keuangan Indonesia yang tetap kokoh di tengah gejolak ekonomi global yang tak kunjung reda.

    Perry mengingatkan pentingnya memperkuat kolaborasi lintas sektor untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan berkesinambungan. “Sinergi erat antara Bank Indonesia dan Pemerintah diharapkan semakin mempertegas persepsi positif terhadap perekonomian nasional,” ujarnya.

    R&I, pada 25 Oktober 2025, mengonfirmasi Sovereign Credit Rating (SCR) Republik Indonesia di peringkat BBB+—dua tingkat di atas investment grade—dengan outlook stabil.

    Keputusan itu, menurut R&I, berakar pada fundamental ekonomi Indonesia yang tangguh: ekspansi demografis, kekayaan sumber daya alam, serta geliat sektor industri pengolahan yang terus menguat. Inflasi dinilai stabil, tingkat utang pemerintah relatif rendah, dan kebijakan moneter-fiskal berjalan hati-hati serta konsisten.

    Namun, R&I tetap menyoroti perlunya evaluasi lebih dalam terhadap langkah pemerintah dalam menjaga keseimbangan antara dorongan pertumbuhan dan keberlanjutan fiskal jangka menengah.

    Untuk 2025, R&I memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di kisaran 5 persen, sejalan dengan proyeksi Bank Indonesia yang menempatkan pertumbuhan pada titik tengah rentang 4,6–5,4 persen. Inflasi diprediksi tetap dalam koridor target, sementara defisit transaksi berjalan diperkirakan rendah—sekitar 1 persen dari PDB.

    Dari sisi fiskal, Pemerintah menegaskan komitmen menjaga defisit di bawah 3 persen dari PDB.

    Ke depan, Bank Indonesia akan terus mencermati dinamika ekonomi dan keuangan, baik global maupun domestik. Langkah kebijakan yang diperlukan akan tetap ditempuh, disertai penguatan sinergi dengan Pemerintah demi memastikan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berkelanjutan dan inklusif.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Pramirvan Datu

    Pram panggilan akrabnya, jurnalis sudah terverifikasi dewan pers. Mengawali karirnya sejak tahun 2012 silam. Berkecimpung pewarta keuangan, perbankan, ekonomi makro dan mikro serta pasar modal.