KABARBURSA.COM - Bursa saham Eropa mencatat reli kuat pada perdagangan Rabu dan menutup sesi di level tertinggi sepanjang sejarah. Kenaikan ini dipicu oleh kombinasi sentimen positif sektor perbankan, rebound saham Prancis dan Spanyol, serta lonjakan harga saham-saham baja setelah Uni Eropa mengumumkan kebijakan baru yang dinilai mendukung industri domestik.
Di tengah ketidakpastian politik dan prospek ekonomi yang masih beragam di kawasan, euforia pasar kali ini menandakan bahwa investor Eropa kembali mengalihkan perhatian ke fundamental korporasi dan kebijakan fiskal yang lebih kondusif.
Indeks acuan pan-Eropa STOXX 600 ditutup naik 0,79 persen atau 4,52 poin menjadi 573,79, menandai rekor tertinggi sepanjang sejarah. Arus beli tampak luas di hampir semua sektor utama, dengan dukungan kuat dari saham perbankan dan industri baja.
Kinerja bursa nasional juga menunjukkan pola serupa. Indeks CAC 40 Prancis melonjak 1,07 persen menjadi 8.060,13, sedangkan IBEX Spanyol menyentuh level tertinggi sejak 2007. DAX Jerman naik 0,87 persen menjadi 24.597,13, tertinggi dalam hampir tiga bulan, dan FTSE 100 Inggris bertambah 0,69 persen ke 9.548,87.
Kombinasi penguatan serentak ini memperlihatkan sentimen risk-on yang kembali dominan di Eropa setelah pekan sebelumnya pasar sempat terguncang oleh ketidakpastian politik di Prancis.
Sektor Perbankan dan Baja jadi Motor Kenaikan
Sektor perbankan memimpin reli dengan kenaikan lebih dari 1 persen. Saham Lloyds Banking Group melonjak setelah Otoritas Keuangan Inggris (FCA) mengumumkan rencana kompensasi skandal penjualan kredit kendaraan bermotor yang ternyata lebih kecil dari perkiraan, meredakan kekhawatiran potensi kerugian besar.
Kabar tersebut memicu aksi beli di sektor finansial, yang kemudian menular ke bank-bank besar Eropa lain seperti Societe Generale di Prancis dan BPER Banca di Italia.
Sementara itu, saham-saham baja melonjak tajam menyusul kebijakan baru Komisi Eropa yang mengusulkan pemangkasan kuota impor baja bebas tarif hingga hampir separuh dari sebelumnya. Langkah ini dinilai sebagai bentuk proteksi terhadap industri baja dalam negeri yang tengah tertekan akibat kelebihan pasokan global dan harga input yang meningkat.
Saham ArcelorMittal, Aperam, Thyssenkrupp, dan SSAB naik antara 4 persen hingga 7 persen, mendorong indeks sektor sumber daya dasar naik 1,9 persen.
Kebijakan perdagangan tersebut menandakan bahwa Eropa mulai memperkuat kemandirian industri strategisnya, seiring meningkatnya tensi dagang global dan upaya menjaga lapangan kerja sektor manufaktur.
Investor memandang langkah ini sebagai sinyal dukungan fiskal dan regulasi yang positif bagi pertumbuhan jangka menengah.
Sektor Otomotif Tertekan oleh Faktor Eksternal
Berbeda dengan sektor keuangan dan bahan baku, sektor otomotif justru melemah. Saham BMW anjlok 8,2 persen setelah perusahaan menurunkan proyeksi laba 2025 akibat perubahan asumsi tarif impor Amerika Serikat dan lemahnya permintaan di pasar China.
Penurunan BMW menyeret saham Mercedes-Benz, yang terkoreksi 2,9 persen, dan menekan indeks otomotif kawasan turun 2,1 persen.
Penurunan ini menyoroti tantangan global yang dihadapi industri otomotif Eropa, yakni kombinasi antara permintaan melemah di Asia, potensi hambatan perdagangan dengan AS, serta transisi mahal menuju kendaraan listrik.
Meski demikian, sektor ini masih menjadi fokus jangka panjang investor karena transformasi menuju kendaraan ramah lingkungan diperkirakan akan kembali menarik modal ketika tekanan makro mereda.
Politik Prancis: Rebound di Tengah Ketidakpastian
Rebound pasar saham Prancis menjadi salah satu faktor penting penguatan regional, meskipun situasi politik dalam negeri masih jauh dari stabil. Setelah pengunduran diri mendadak Perdana Menteri Sebastien Lecornu, pasar sempat tertekan, namun mulai pulih setelah ia menyatakan optimismenya bahwa kesepakatan anggaran 2026 dapat tercapai sebelum akhir tahun.
Pernyataan ini menurunkan kekhawatiran akan pemilu dini dan krisis fiskal lebih dalam.
Saham-saham berkapitalisasi menengah (mid-cap) Prancis naik 0,7 persen, mengikuti penguatan saham unggulan (blue-chip). Meski demikian, secara tahunan, CAC 40 masih tertinggal dibanding bursa utama lain di Eropa. CAC 40 baru naik sekitar 9 persen sepanjang tahun ini, di bawah reli dua digit yang dicatatkan oleh DAX dan FTSE.
Analis Societe Generale Olivier Korber, mencatat bahwa investor tetap berhati-hati terhadap defisit fiskal Prancis yang sulit ditekan di bawah 3 persen dari PDB sebelum 2030. Meskipun pasar obligasi belum menunjukkan tanda tekanan besar, risiko politik masih menjadi variabel yang dapat menahan potensi reli jangka panjang.
Revisi Positif Ekonomi Jerman dan Sentimen Korporasi
Dari sisi makroekonomi, Jerman memberikan kabar positif dengan menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonominya untuk 2025 menjadi 0,2 persen dari perkiraan sebelumnya 0 persen. Kenaikan kecil ini memberi sinyal bahwa ekonomi terbesar Eropa mulai menunjukkan pemulihan bertahap setelah periode stagnasi panjang.
Selain itu, sentimen korporasi turut memperkuat pasar. Puma naik 6,8 persen setelah Bank of America Global Research menaikkan peringkat sahamnya menjadi neutral dari underperform. Umicore menguat 5,5 persen setelah mengumumkan rencana menjual persediaan emas permanen senilai USD476 juta untuk memperkuat neraca keuangannya.
Di sisi lain, Unite Group anjlok 10,7 persen akibat perlambatan pertumbuhan sewa di kuartal ketiga, sekaligus menunjukkan bahwa tekanan selektif di sektor properti masih ada.
Secara keseluruhan, pasar Eropa tengah menavigasi masa transisi antara kebijakan proteksionis yang menguat dan pertumbuhan ekonomi yang masih terbatas.
Selama faktor-faktor pendukung seperti konsumsi domestik, kebijakan fiskal, dan stabilitas politik dapat dijaga, reli ke rekor baru ini bisa menjadi pijakan bagi momentum bullish jangka menengah di bursa Eropa.(*)