Logo
>

STOXX 600 Turun Tipis, FTSE 100 Naik Nyaris Satu Persen

Tekanan saham teknologi menahan laju bursa Eropa meski perbankan, energi, dan tambang menguat, seiring investor mulai merotasi portofolio dari saham AI mahal ke sektor defensif dan komoditas.

Ditulis oleh Yunila Wati
STOXX 600 Turun Tipis, FTSE 100 Naik Nyaris Satu Persen
Ilustrasi bursa Eropa. Foto: AI untuk KabarBursa.

KABARBURSA.COM - Pergerakan bursa saham Eropa pada perdagangan Kamis pagi WIB, 18 Desember 2025, bergerak nyaris stagnan. Indeks pan-Eropa STOXX 600 ditutup di level 579,79, turun sangat tipis 0,01 poin, setelah sempat bergerak mendekati rekor tertinggi intraday. 

Sektor teknologi memberikan tekanan luar biasa. Pasar mulai memperhitungkan valuasi sektor ini yang terlalu mahal setelah euforia kecerdasan buatan. Saham-saham semikonduktor seperti ASML, BESI, dan ASMI berada di bawah tekanan. Investor mulai mempertanyakan kecepatan dan skala monetisasi AI dibandingkan dengan lonjakan harga sahamnya. 

Sektor perbankan justru menjadi penopang utama STOXX 600. Indeks perbankan kawasan naik sekitar 1 persen dan diperdagangkan mendekati level tertinggi sejak 2008. Pasar mulai percaya terhadap ketahanan neraca bank Eropa, serta prospek stabilnya margin. 

Lonjakan saham HSBC sebesar 2,7 persen setelah peningkatan rekomendasi pialang, turut memperkuat sentimen positif di sektor ini.

Sektor sumber daya dasar menjadi bintang kedua. Saham pertambangan melonjak 1,1 persen, ditopang oleh reli perak yang mencetak rekor tertinggi serta kenaikan harga emas. Sektor energi juga ikut menguat seiring kenaikan harga minyak dunia. Saham-saham raksasa energi seperti Shell dan BP tercatat menguat signifikan.

Manajer Portofolio Amundi Amelie Derambure, optimism terhadap pasar saham global dalam setahun ke depan. Investor institusional sepertinya mulai mengurangi ketergantungan pada saham teknologi Amerika Serikat yang mahal dan mengalihkan sebagian eksposur ke Eropa, komoditas, serta sektor keuangan. 

Dukungan kebijakan fiskal, terutama di Jerman, serta sikap moneter yang cenderung akomodatif di negara-negara maju, menjadi fondasi utama pandangan ini.

DAX dan CAC Dibayangi Bubble AI

Jika dilihat dari kinerja antarnegara, Bursa Inggris mencatatkan penguatan paling solid. FTSE 100 melonjak 0,92 persen ke level 9.774,32. Penguatan dipicu oleh data inflasi konsumen pada November yang turun jauh di bawah perkiraan. Penurunan ini memicu spekulasi bahwa Bank of England berpotensi memangkas suku bunga lebih cepat dari yang sebelumnya diperkirakan. 

Namun penguatan FTSE 100 tidak dibarengi dengan pasar Jerman. DAX Jerman turun 0,48 persen ke 23.960,59 dan CAC 40 Prancis melemah 0,25 persen ke 8.086,05. Pelemahan di dua pasar utama Eropa daratan disebabkan tekanan teknologi dan sikap wait and see menjelang keputusan kebijakan moneter dari Bank Sentral Eropa. 

Investor tampak berhati-hati karena meskipun prospek suku bunga lebih rendah mendukung valuasi saham, risiko perlambatan ekonomi dan ketidakpastian fiskal masih membayangi kawasan.

Pada level saham individual, kontras kinerja juga terlihat jelas. Saham Bunzl turun 2 persen setelah perusahaan tersebut memproyeksikan penurunan tipis margin operasional pada 2026, menandakan bahwa tekanan biaya masih menjadi isu. 

Sebaliknya, Serco melonjak 7,4 persen dan menjadi saham dengan kinerja terbaik di STOXX 600 setelah proyeksi laba tahun ini dan 2026 melampaui ekspektasi analis.

Secara keseluruhan, data perdagangan menunjukkan bahwa bursa Eropa berada dalam fase rotasi sektor. Reli hampir 15 persen STOXX 600 sepanjang tahun ini mulai diimbangi oleh aksi selektif investor, yang menjual saham teknologi mahal dan mengalihkan dana ke perbankan, komoditas, dan energi.

Selama arah kebijakan moneter dari ECB, Bank of England, dan bank sentral Eropa lainnya belum sepenuhnya jelas, pasar Eropa diperkirakan akan bergerak fluktuatif dengan kecenderungan sideways, diiringi rotasi sektor yang terus menjadi tema utama.(*)

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Yunila Wati

Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79