Logo
>

Sudan Selatan Berlakukan Perizinan Akreditasi terhadap Barang Impor

Ditulis oleh Ayyubi Kholid
Sudan Selatan Berlakukan Perizinan Akreditasi terhadap Barang Impor

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Pemerintah Republik Sudah Selatan telah menerbitkan aturan ekspor baru terkait perizinan akreditasi sebagai syarat masuknya barang di negara tersebut.

    Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) RI Isy Karim mengatakan kebijakan yang dikeluarkan Kementerian Perdagangan dan Industri Republin Sudan Selatan tersebut tujuannya untuk mencegah masuknya barang palsu dan memastikan kualitas sebuah produk.

    Dia pun mengimbau para pelaku usaha dan eksportir asal Indonesia dapat menyesuaikan diri dengan berbagai persyaratan sesuai ketentuan baru tersebut.

    “Untuk itu kami berharap, para pelaku usaha dapat mengetahui dan menyesuaikan diri dengan sejumlah ketentuan baru yang diterapkan Republik Sudan Selatan,” kata Isy dalam siaran persnya, Kamis, 24 Oktober 2024.

    Dia menyebutkan, pemerintah Sudan Selatan sudah menerapkan kebijakan perizinan akredibilitas tersebut dimulai pada 30 September 2024 lalu.

    Menurut Isy, kebijakan pemerintah Sudan Selatan ini memiliki dua fase. Pertama, mengharuskan semua produk yang akan masuk ke Sudan Selatan harus memiliki sertifikat perizinan akreditasi.

    “Fase kedua, melibatkan peggunaan Application Programming Interface (API) untuk melaporkan informasi produk yang akan masuk ke Sudan Selatan, dan pemerintah setempat akan memvalidasi nomor sertifikat nomor sertifikat perizinan akreditasi sebelum barang tersebut masuk ke Sudan,” jelas Isy.

    Dalam konteks perdagangan internasional, saat ini Sudan Selatan masih berstatus sebagai observer dan dalam proses aksesi untuk menjadi anggota WTO sejak 2017.

    “Karena itu, kebijakan Sudan Selatan tersebut belum dapat diangkat atau diklarifikasi dalam komite apapun di WTO,” jelasnya.

    Selain itu,Indonesia juga belum memiliki kerja sama bilateral perdagangan dengan Sudan Selatan. Karena itu, Isy mengajak para pelaku usaha di Tanah Air untuk dapat menyesuaikan kebijakan pemerintah negara tersebut, sehingga diharapkan tidak terjadi kendala pasca pengiriman.

    “Pemerintah Indonesia sidap berdialog dengan pemerintah Sudan Selatan apabila ketentuan ini menjadi potensi hambatan perdagangan bagi kedua negara di masa depan,” pungkas Isy.

    Pemerintah Genjot Ekspor Udang Vaname ke Mesir

    Pemerintah Indonesia akan menggenjot ekspor udang {aname ke pasar Mesir. Pasalnya, masyarakat negara Piramida tersebut menggemarinya.

    Duta Besar (Dubes) RI untuk Mesir Lutfi Rauf mengatakan masyarakat di Mesir sangat menyukai produk perikanan dan hasil laut Indonesia.

    “Konsumen Mesir sangat menyukai produk perikanan dan hasil laut Indonesia, termasuk produk udang vaname. Ini membuktikan bahwa udang vaname dari Indonesia memiliki kualitas dan daya saing yang tinggi. Momentum ini diharapkan dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk meningkatkan volume ekspor ke pasar Mesir,” kata Lutfi dalam siaran pers Kementerian Perdagangan yang dikutip, Rabu, 23 Oktober 2024.

    Salah satu upaya menggenjot ekspor udang Vaname adalah dengan mengunjungi tambak budi daya udang vaname milik PT Esaputlii Prakarsa Utama (EPU) di Kabupaten Parigi Mautong, Sulawesi Tengah pada Rabu, 16 Oktober lalu.

    Lutfi mengatakan, kunjungan itu merupakan bentuk dukungan pemerintah kepada PT EPU yang memiliki ketersediaan produk udang Vaname untuk memenuhi permintaan pasar nasional.

    “Selain itu, PT EPU diharapkan dapat memenuhi permintaan pasar Timur Tengah, khususnya pasar Mesir,” ujar Lutfi.

    Atase Perdagangan Kairo M Syahran Bhakti S mengatakan, dengan adanya sistem digitalisasi data operasional udang saat ini akan memberikan keberlanjutan usaha bagi PT EPU.

    Sistem digitalisasi data juga diharapkan dapat mendatangkan pembeli potensial dari Mesir dan negara-negara lain di sekitarnya.

    Dia membeberkan, nilai produk perikanan dan hasil laut dengan kode sistem harmonisasi atau HS code 1640 yang diekspor ke Mesir pada 2023 mencapai USD2 juta atau setara Rp30 miliar.

    Di sisi lain, ekspor produk ikan beku dengan kode sistem harmonisasi 0303 berhasil meraup USD855.000 atau setara Rp13,2 miliar.

    Sementara itu, Direktur Utama PT EPU Ahmad Bhakty Baramul menyatakan, pihaknya telah membuka tambak udang Vaname seluas 245,96 hektar di Kabupaten Parigi Moutong dan Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah (Sulteng).

    “Kami berharap dapat melakukan panen sebanyak tiga kali dalam setahun. Hasil panen ini diharapkan dapat menghasilkan produksi udang vaname sejumlah 12,4 ribu ton,” ungkap Bhakty.

    Jumlah tersebut, lanjut Bhakty, untuk memenuhi permintaan domestik seluruh Nusantara dan diharapkan dapat memenuhi permintaan ekspor dari berbagai negara seperti Amerika Serikat (AS), Republik Rakyat Tiongkok, Jepang, Australia, Uni Eropa, hingga negara-negara di Asia dan Timur Tengah.

    “Kami akan terus berupaya meningkatkan hasil panen untuk memenuhi permintaan dari beberapa negara, seperti Amerikat Serikat, China, Jepang, dan beberapa negara lainnya,” ucap Bhakti. (*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Ayyubi Kholid

    Bergabung di Kabar Bursa sejak 2024, sering menulis pemberitaan mengenai isu-isu ekonomi.