KABARBURSA.COM - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia sebesar USD2,39 miliar pada Oktober 2025. Angka ini mengalami penurunan dibanding USD4,32 milar pada bulan sebelumnya.
BRI Danareksa Sekuritas menyampaikan, penurunan neraca perdagangan Indonesia secara bulanan menunjukan perdagangan di luar masih menghadapi tekanan.
"Tren ini menunjukkan bahwa kinerja perdagangan eksternal sedang menghadapi tekanan dari sisi ekspor, bukan dari sisi impor," tulis BRI Danareksa dalam risetnya, Senin, 1 Desember 2025.
Adapun secara total atau sepanjang periode Januari hingga Oktober 2025, BPS mencatat neraca perdagangan Indonesia surplus USD35,88 miliar, atau atau naik USD10,98 miliar dibanding dengan periode yang sama tahun lalu.
Dari sisi ekspor, total ekspor Januari–Oktober 2025 naik 6,96 persen. Meski begitu, BRI Danareksa menyebut, kenaikan ekspor nonmigas 8,42 persen tidak cukup kuat untuk mengimbangi pelemahan di komoditas tertentu.
Di sisi lain, BPS mencatat impor Indonesia Januari–Oktober 2025 mencapai USD198,16 miliar atau naik 2,19 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2024, terutama didorong lonjakan impor nonmigas juga naik 4,95 persen menjadi USD171,61 miliar.
"Kombinasi ekspor yang naik tapi tidak secepat sebelumnya, ditambah impor yang meningkat lebih stabil, membuat selisih antara ekspor–impor (surplus) menjadi lebih kecil dibanding periode sebelumnya," tulis BRI Danareksa.
Melalui keterangannya, BPS menyebut tiga besar negara tujuan ekspor Indonesia adalah China, Amerika Serikat, dan India. Kontribusi ketiga negara ini sekitar 41,84 persen dari total ekspor nonmigas Indonesia pada Januari-Oktober 2025.
Dikatakan, China tetap menjadi pasar ekspor utama komoditas non migas Indonesia dengan nilai mencapai USD52,45 miliar (23,51 persen), disusul Amerika Serikat sebesar USD25,56 miliar (11,46 persen) dan India sebesar USD15,32 miliar (6,87 persen).
Ekspor ke China didominasi oleh besi dan baja, bahan bakar mineral, serta produk nikel. Sementara ekspor ke Amerika Serikat didominasi oleh mesin dan perlengkapan elektrik, pakaian dan aksesorisnya (rajutan), serta alas kaki.
Di sisi impor, BPS mencatat sepanjang periode Januari-Oktober 2025 China menjadi negara utama asal impor non migas Indonesia dengan nilai USD70,19 miliar (40,90 persen), diikuti Jepang sebesar USD12,17 miliar (7,09 persen),dan Amerika Serikat sebesar USD8,17 miliar (4,76 persen).
Impor dari China didominasi oleh mesin dan peralatan mekanis, mesin dan perlengkapan elektrik, serta kendaraan dan bagiannya.(*)